Benarkah Diabetes Bisa Mengganggu Siklus Menstruasi?
Girls, tahukah kamu? Data Federasi Diabetes Internasional (IDF) tahun 2021 mencatat ada 19,5 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Penyakit yang mengganggu kinerja metabolisme tubuh ini dapat dialami oleh perempuan dan laki-laki serta orang tua maupun anak-anak. Penyebabnya pun bermacam-macam, salah satunya adalah karena faktor gaya hidup. Yuk, cari tahu lebih lanjut seputar penyakit ini!
Mengenal Diabetes dan Tipe-tipenya
Melansir dari laman Institut Nasional Diabetes, Pencernaan, dan Penyakit Ginjal Amerika Serikat, diabetes adalah penyakit yang terjadi ketika kadar glukosa darah (atau gula darah) terlalu tinggi. Kondisi gula darah yang terlalu tinggi ini merupakan efek dari pankreas yang tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak memproduksi insulin sama sekali, atau tubuh yang tidak merespons efek insulin dengan baik.
Insulin sendiri adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas untuk membantu gula darah masuk ke dalam sel-sel tubuh agar dapat digunakan sebagai energi. Karena jumlah insulin yang terproduksi tidak cukup atau tidak tergunakan dengan benar, glukosa tetap berada dalam darah dan tidak mencapai sel-sel tubuh. Akibat jangka panjangnya adalah komplikasi berupa kerusakan pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, maupun saraf.
Baca Juga: Penyakit Celiac dan Dampaknya pada Reproduksi Perempuan. Cari Tahu, yuk!
Secara umum, diabetes terbagi ke dalam 4 tipe, yaitu:
- Diabetes tipe 1. Merupakan tipe diabetes di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin dalam pankreas tanpa sebab hingga produksi insulin berkurang atau berhenti. Meski penyebab utama diabetes tipe 1 belum diketahui, para ilmuwan menduga bahwa tipe ini disebabkan oleh gen dan faktor lingkungan, seperti virus. Tipe ini biasanya terdiagnosis pada anak-anak dan remaja, namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada orang dewasa atau lanjut usia (lansia). Orang dengan diabetes tipe 1 akan memerlukan suntikan insulin seumur hidupnya.
- Diabetes tipe 2. Merupakan tipe diabetes di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara optimal. Kondisi ini dinamakan resistensi insulin atau keadaan ketika sel-sel otot, hati, dan lemak tidak dapat menggunakan insulin dengan baik. Pankreas mungkin memproduksi insulin, namun jumlahnya tidak cukup untuk menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal. Mayoritas pengidap diabetes di dunia memiliki diabetes tipe 2. Tipe ini biasanya disebabkan oleh berbagai faktor risiko, mulai dari kelebihan berat badan (obesitas), gaya hidup tidak sehat, hingga faktor genetik.
- Diabetes gestasional. Merupakan tipe diabetes yang terjadi pada beberapa ibu hamil. Tipe ini biasanya hilang setelah kehamilan atau seiring dengan kelahiran anak. Akan tetapi, penderita diabetes gestasional nantinya berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Para ilmuwan meyakini bahwa diabetes tipe ini disebabkan oleh perubahan hormon kehamilan serta faktor genetik dan gaya hidup.
- Merupakan tipe diabetes di mana kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2. Orang dengan prediabetes juga memiliki risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung di masa depan. Penyebab pasti prediabetes belum diketahui, namun faktor riwayat keluarga dan faktor genetik memiliki peranan penting.
Baca Juga: Yuk, Cari Tahu Hubungan Gula Darah dengan Siklus Menstruasi!
Faktor risiko diabetes
Berikut adalah beberapa faktor risiko pembentuk diabetes tipe 1 dan tipe 2:
- Usia
- Genetik
- Faktor lingkungan
- Pradiabetes
- Kolesterol tinggi
- Kurangnya aktivitas gerak tubuh
- Tekanan darah tinggi
- Kelebihan berat badan (obesitas)
- Riwayat diabetes gestasional
- Memiliki skizofrenia
- Memiliki penyakit pembuluh darah
- Memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Hubungan diabetes dan siklus menstruasi
Selama siklus menstruasi, perubahan hormon pengatur menstruasi, yaitu estrogen, progesteron, hormon perangsang folikel (FSH), dan hormon luteinizing (LH), dapat juga memengaruhi kadar insulin dan glukosa darah.
Setelah melewati fase ovulasi (atau proses pelepasan sel telur) dan memasuki fase luteal, hormon progesteron akan meningkat dan hormon estrogen dan LH menurun. Nah, peningkatan hormon progesteron pada fase luteal ini dapat menyebabkan resistensi insulin sementara atau biasa disebut sebagai resistensi insulin fase luteal oleh para dokter.
Mengutip dari laman Elara Care, resistensi insulin fase luteal ini dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur. Sebab ketika resistensi insulin terjadi berarti kadar insulin sedang tinggi, sehingga dapat mengganggu keseimbangan normal hormon-hormon pengatur menstruasi.
Laman MedicalNewsToday juga menyebutkan bahwa penderita diabetes mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Pada umumnya, perempuan dengan diabetes tipe 2 berisiko lebih tinggi mengalami anovulasi atau situasi ketika sel telur tidak dilepaskan oleh tubuh dari ovarium dalam satu kali putaran siklus, yang menyebabkan tidak terjadinya menstruasi.
Karena itu, perempuan dengan diabetes perlu menjaga asupan makanan agar kadar glukosa dalam darahnya tidak terlalu tinggi, terutama pada fase luteal, yaitu 14 hari terakhir sebuah siklus menstruasi. Selain itu, kamu juga bisa mengajukan pertanyaan seputar diabetes, masalah kesehatan, hingga masalah menstruasi seperti cara melancarkan haid ke Ask dr. Laurier. Semua pertanyaan kamu akan dijawab oleh dokter obgyn berpengalaman.
Saat menstruasi, kamu bisa menggunakan Laurier Daun Sirih, pembalut dengan Lapisan antibakteri proteksi hingga 99,9%, 10 jam cegah bau. Laurier Daun Sirih mengandung ekstrak natural daun sirih dan daun sage yang melawan pertumbuhan bakteri, jamur, dan bau tak sedap. Laurier Daun Sirih ini juga telah teruji secara klinis tidak menimbulkan iritasi dan alergi. Laurier Daun Sirih, 10 jam cegah bau, tetap percaya diri seharian.