Kenapa ya Program Bayi Tabung Dimulai saat Menstruasi?
Banyak pasangan yang telah menikah dan menantikan momongan hingga bertahun-tahun, memilih program bayi tabung untuk mendapatkan keturunan. Pengorbanan dalam melakukan program ini tidaklah sedikit, seperti biaya yang besar, persiapan mental hingga risiko kegagalan, dan juga kemungkinan meningkatnya stres akibat proses yang panjang, bukan menjadi masalah selama impian menjadi orangtua bisa terwujud.
Apa Itu Program Bayi Tabung?
Program bayi tabung atau In Vitro Fertilisation (IVF) adalah salah satu teknik yang membantu untuk memiliki keturunan tanpa melalui hubungan seksual. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil sel telur dan sperma kemudian pembuahan dilakukan di laboratorium. Setelah itu, sel telur yang telah dibuahi akan dikembalikan ke dalam rahim agar bisa berkembang.
Baca Juga: Kelainan Rahim Ini Bisa Sebabkan Susah Hamil, Benarkah?
Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh NICE (National Institute for Health and Care Excellence) program bayi tabung disarankan pada pasangan menikah dengan kondisi:
- Wanita dengan usia 43 tahun yang masih belum berhasil memiliki anak
- Sudah mengupayakan memiliki anak secara alami selama 2 tahun dengan berhubungan seksual tanpa kondom
- Sudah melakukan inseminasi buatan sebanyak 12 kali dengan minimal 6 siklus menggunakan metode IUI (intrauterine insemination), yaitu metode memasukkan sejumlah sperma langsung ke dalam rahim.
Namun, program bayi tabung bisa dilakukan meskipun tidak dalam kondisi di atas. Kamu bisa langsung mengunjungi obgyn untuk melakukan konsultasi jika berencana melakukan program bayi tabung.
Persiapan Program Bayi Tabung
Program bayi tabung membutuhkan proses yang panjang, bahkan sejak saat persiapan di mulai. Beberapa tes yang akan dilakukan sebelum program dimulai yaitu:
- Ovarian reserve testing, pemeriksaan untuk mengetahui jumlah dan kualitas sel telur
- Pemeriksaan penyakit menular, seperti HIV maupun hepatitis B.
- Pemeriksaan dinding rahim, dilakukan dengan menyuntikkan cairan khusus ke dalam rahim dan USG untuk mendapatkan gambaran rongga rahim.
- Analisis sperma, untuk memeriksa kualitas sperma dan mengevaluasi kesuburannya.