PMS, PMDD, dan PME Menjelang Menstruasi, Ini Perbedaan dan Cara Mengatasinya
Banyak perempuan mengalami perubahan atau gejala tertentu menjelang menstruasi. Misalnya, emosi tidak stabil, perut terasa tidak nyaman, atau gejala lainnya. Kondisi ini sering dikenal dengan premenstrual syndrome atau PMS. Namun, tahukah kamu, selain PMS, sebenarnya kondisi tersebut juga bisa menunjukkan gejala premenstrual dysphoric disorder (PMDD) dan premenstrual exacerbation (PME). Yuk, kenali perbedaan ketiganya di sini.
Perbedaan PMS, PMDD, dan PME
PMS, PMDD, maupun PME adalah kondisi yang muncul atau dirasakan saat menjelang menstruasi. PMS, PMDD, dan PME biasanya muncul pada fase luteal akhir siklus menstruasi karena dipicu oleh fluktuasi hormon estrogen dan progesteron yang memengaruhi neurotransmitter seperti serotonin. Meskipun memiliki kemiripan, tetapi ada perbedaan di antara ketiganya, yaitu:
Premenstrual Syndrome (PMS)
Premenstrual Syndrome (PMS) adalah berbagai gejala fisik maupun mental yang dirasakan menjelang menstruasi dan biasanya membaik setelah menstruasi datang. PMS umumnya dialami oleh 75–90% perempuan usia reproduktif dengan gejala ringan sampai sedang, seperti:
- Kembung,
- Payudara terasa nyeri,
- Badan terasa pegal,
- Perut terasa tidak nyaman.
Pada gejala mental, beberapa yang umum dirasakan yaitu:
- Mudah marah,
- Mudah sedih,
- Mengalami perubahan emosi yang berlangsung dengan cepat tanpa sebab yang jelas.
Kamu bisa saja hanya mengalami gejala fisik maupun mental, atau kombinasi antara keduanya. Namun, biasanya hanya berupa gejala ringan.
Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)
Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) menyerupai PMS, bahkan gejalanya sebenarnya sama. Hanya yang membedakan adalah tingkat keparahannya. PMDD merupakan diagnosis psikiatri resmi (DSM-5) yang ditandai dengan gejala afektif berat seperti depresi, ansietas, dan iritabilitas yang mengganggu fungsi sosial atau pekerjaan. Perubahan emosi maupun gejala fisik yang terjadi pada PMS, bisa menjadi beberapa kali lipat pada orang yang mengalami PMDD.
Misalnya, rasa sedih bisa berkembang menjadi putus asa, cemas, depresi, bahka serangan panik. Pada saat merasa marah, kamu juga bisa menjadi sangat marah hingga menimbulkan masalah bagi orang di sekitar. Begitu pula jika gejala fisik yang dirasakan saat menjelang menstruasi, bisa cukup parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Premenstrual Exacerbation (PME)
Premenstrual Exacerbation (PME) adalah kondisi memburuknya penyakit yang sudah ada sebelumnya dan hanya muncul menjelang menstruasi. Misalnya, kamu sudah memiliki riwayat penyakit asma. Pada PME, penyakit asma yang kamu derita akan semakin parah menjelang menstruasi.
Begitu pula dengan penyakit yang berkaitan dengan mental, seperti bipolar disorder, OCD, dan skizofrenia. Namun, kondisi ini tidak disebabkan oleh pemicu lainnya dan hanya terjadi menjelang menstruasi saja.
Baca Juga: Borderline Personality Disorder (BPD) dan Kaitannya dengan Menstruasi
Cara Mengatasi PMS, PMDD, dan PME
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan jika mengalami PMS, PMDD, maupun PME. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
Perubahan Gaya Hidup
Menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu meredakan gejala PMS, PMDD, maupun PME. Beberapa hal yang bisa kamu lakukan yaitu:
- Hindari begadang dan atur jam tidur malam, yaitu sekitar 7 hingga 8 jam,
- Atur menu makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh,
- Konsumsi air mineral yang cukup untuk menghindari dehidrasi,
- Tetap aktif bergerak dan hindari gaya hidup pasif,
- Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol,
Lakukan Olahraga Rutin
Ada beberapa jenis olahraga yang dapat membantu mengurangi gejala. Namun, kamu bisa menyesuaikan jenis olahraga yang dilakukan dengan gejala yang dirasakan. Misalnya, jika emosi kurang stabil, kamu bisa mencoba yoga yang memberi efek relaksasi melalui latihan pernapasan dan pose yang menenangkan tubuh serta pikiran.
Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Kecemasan Berlebih saat Menstruasi
Konsultasikan dengan Dokter
Bagi kamu yang mengalami PMDD atau PME, ada baiknya jika melakukan konsultasi pada dokter untuk membantu mengatasi masalah ini. Kamu bisa berkonsultasi pada dokter secara langsung, maupun secara online melalui Ask dr. Laurier. Melalui Ask. dr. Laurier, kamu bisa menanyakan berbagai hal seputar menstruasi, PMS, darah haid keluar sedikit, maupun permasalahan lain seputar reproduksi. Semua pertanyaan kamu akan langsung dijawab oleh dokter obgyn yang sudah berpengalaman.
Konsumsi Obat
Kamu mungkin juga membutuhkan bantuan obat untuk membantu mengatasi gejala yang dirasakan. Misalnya, obat penghilang nyeri maupun obat lainnya tergantung pada gejala yang kamu rasakan. Namun, pada beberapa jenis obat tertentu, sebaiknya hanya dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter saja, seperti obat antidepresan.

Selain beberapa cara di atas, menjaga pikiran tetap tenang selama menjelang hingga masa menstruasi juga sangat penting untuk membantu mengatasi gejala PMS, PMDD, maupun PME. Salah satunya dengan cara menggunakan pembalut Laurier Daun Sirih yang 10 Jam Cegah Bau dengan Lapisan Antibakteri Proteksi 99,9%, kandungan daun sirih, dan ekstrak daun sage yang melawan pertumbuhan bakteri, jamur, dan bau.
Laurier Daun Sirih juga telah allergy tested, teruji klinis tidak menimbulkan iritasi dan alergi. Laurier Daun Sirih bikin kamu tenang dan percaya diri tanpa khawatir bau ataupun bocor saat menstruasi.