
Borderline Personality Disorder (BPD) dan Kaitannya dengan Menstruasi

Girls, pernah mendengar tentang Borderline Personality Disorder (BPD)? Dalam dunia medis, BPD kerap disebut dengan gangguan kepribadian ambang yang dapat memengaruhi seseorang dalam merasakan emosi, menjalin hubungan, dan melihat diri sendiri. Lalu, adakah hubungan antara BPD dengan menstruasi? Yuk, cari tahu lebih lanjut!
Mengenal Borderline Personality Disorder
Borderline Personality Disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang merupakan kondisi kesehatan mental yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan membangun hubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Seseorang dengan BPD dapat mengalami perubahan emosi yang intens, kesulitan dalam mengelola perasaan, dan memiliki sensitivitas terhadap penolakan.
Bahkan, dalam beberapa kasus, BPD juga dapat memengaruhi perilaku penderita, termasuk dorongan untuk menyakiti diri sendiri. Umumnya, gangguan kepribadian ambang ini mulai muncul ketika peralihan dari remaja ke dewasa atau dewasa muda dan kondisinya membaik seiring pertambahan usia. Biasanya, BPD lebih sering dialami perempuan dibandingkan laki-laki.
Baca Juga: Introvert dan Social Anxiety, Ini Perbedaannya!
Penyebab Borderline Personality Disorder
Belum diketahui secara pasti penyebab munculnya BPD, namun beberapa kondisi ini disebut dapat memicu kondisinya, yakni:
- Riwayat keluarga: seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat BPD cenderung berisiko mengalami kondisi serupa.
- Pengalaman traumatis di masa kecil: mengalami peristiwa yang dapat memicu trauma seperti penelantaran, kekerasan fisik, hingga pelecehan seksual.
- Kurangnya komunikasi dalam keluarga: tidak adanya interaksi dalam keluarga, terutama sejak usia dini sehingga dapat berdampak pada perubahan emosi.
- Kelainan pada struktur dan fungsi otak: memiliki kelainan pada bagian fungsi dan struktur otak sehingga memengaruhi emosi.
Gejala Borderline Personality Disorder
Berikut beberapa gejala yang dirasakan jika mengalami Borderline Personality Disorder, antara lain:
Mood Tidak Stabil
Seseorang dengan BPD dapat mengalami perubahan suasana hati yang terjadi secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas. Bahkan, mood penderita juga bisa berubah dari positif ke negatif, atau pun sebaliknya. Ketika berada dalam suasana hati yang negatif, penderita akan merasa kesepian, sedih, hingga marah.
Takut Diabaikan
Penderita BPD juga takut diabaikan oleh keluarga, teman, dan pasangan. Rasa takut ini dapat berkembang menjadi Obsessive Love Disorder (OLD), mengalami obsesi yang berlebihan pada orang lain. Meski memiliki keinginan untuk dekat, tapi penderita juga merasa tidak nyaman jika seseorang menunjukkan kedekatan yang terlalu intens.
Gangguan Pola Pikir
BPD dapat membuat penderita diliputi rasa bersalah dan merasa tidak berharga, terutama ketika berada dalam kondisi emosional yang tidak stabil. Bahkan, penderita juga berusaha untuk mendapatkan validasi dari orang lain. Beberapa penderita juga mengalami gangguan halusinasi dan delusi, walau tidak semua penderita mengalaminya.
Baca Juga: Alami Mood Swing saat PMS? Begini Cara Mengatasinya!
Hubungan Borderline Personality Disorder dengan Menstruasi
Lantas, bagaimanakah hubungan antara Borderline Personality Disorder dengan menstruasi?
Menurut studi yang dipublikasikan dalam Psychological Medicine, sebagian besar perempuan dengan BPD mengalami peningkatan gejala emosional dan perilaku pada fase-fase dalam siklus menstruasi. Fluktuasi ini tidak bersifat permanen, tetapi muncul secara berkala seiring perubahan kadar hormon di tubuh. Fluktuasi hormon ini dapat memengaruhi intensitas gejala emosional dan perilaku BPD. Berikut fasenya:
- Fase Mid-Luteal: pada fase setelah ovulasi dan sebelum menstruasi, kadar progesteron cenderung meningkat. Selama fase ini, penderita BPD akan merasakan perubahan suasana hati, seperti kecemasan, iritabilitas, dan emosional.
- Fase Premenstrual: menjelang menstruasi, kadar estrogen dan progesteron di tubuh mengalami penurunan. Pada penderita BPD, kondisi ini dapat menyebabkan beberapa gejala seperti mudah tersinggung, merasa putus asa, dan depresi.
- Fase Folikuler: selama fase folikuler, kadar hormon di dalam tubuh cenderung lebih stabil sehingga meningkatkan suasana hati penderita, emosi berkurang, dan bisa mengelola stres dengan baik.
Fluktuasi hormon yang terjadi saat menstruasi, terutama ketika hormon estrogen dan progesteron menurun sebelum terjadi menstruasi, dapat meningkatkan intensitas gejala BPD mirip dengan gejala yang dialami saat sebelum menstruasi. atau sering juga disebut dengan Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD). Namun, pada PMDD gejala emosional umumnya mereda setelah menstruasi, sementara pada BPD gejala dapat berlanjut.
Agar lebih nyaman dan fresh selama menstruasi, pakai Laurier Relax Night Cool. Pembalut dengan teknologi Wonder Cool Sheet memberikan sensasi dingin yang nyaman dan tahan lama, dengan kesegaran selama 10 jam. Laurier Relax Night Cool juga dilengkapi dengan penyerapan 2x lebih maksimal, tetap terasa kering dan terlindungi, jadi ZERO khawatir BOCOR saat beraktivitas maupun saat tidur. Laurier Relax Night Cool 10 Jam Segar, Dingin Tahan Lama, bikin kamu tetap fresh selama menstruasi.
Apabila punya pertanyaan seputar menstruasi, kamu bisa berkonsultasi ke Ask dr. Laurier. Kamu juga bisa bertanya mengenai masalah reproduksi lainnya seperti cara menghitung masa subur, keputihan menjelang menstruasi, dan sebagainya. Semua pertanyaan yang kamu tanyakan akan dijawab langsung oleh dokter obgyn yang sudah berpengalaman.
Kapan Sebaiknya ke Dokter?
Kamu bisa berkonsultasi ke dokter jika mengalami beberapa gejala yang disebutkan di atas. Biasanya, dokter akan melakukan wawancara terkait kondisi yang kamu alami. Setelah mendapatkan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa tindakan medis, seperti:
- Dialectical Behavior Therapy (DBT), terapi bicara atau psikoterapi yang membantu memahami, menerima, dan mengelola emosi yang berubah-ubah.
- Mentalization Based therapy (MBT), terapi psikodinamik yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami perasaan dan pikiran sendiri.
- Schema-Focused therapy, terapi yang menggabungkan antara kognitif, keterikatan, dan terapi Gestalt untuk membantu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir serta perilaku.Good Psychiatric Management, terapi yang menggabungkan antara psychoeducation dan fokus pada kehidupan nyata sehingga membantu mengenali rasa sakit karena penolakan, emosi, dan masalah dalam diri.
- STEPPS, terapi kelompok yang dilakukan bersama keluarga, pasangan, teman.
BPD merupakan gangguan kepribadian yang perlu ditangani oleh tenaga medis. Jika kamu merasakan gejala-gejala BPD, sebaiknya langsung konsultasi dengan psikolog dan psikiater. Selain itu, untuk mengurangi gejalanya, kamu bisa bercerita pada orang terdekat, mencari dukungan, dan menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis. Pemeriksaan awal bisa juga dilakukan untuk menjaga kondisi tetap stabil.