Sering Alami Nyeri Menstruasi? Bisa Jadi Endometriosis!
Girls, pernah nggak sih kamu merasakan nyeri menstruasi yang nggak biasa? Sakitnya sampai mengganggu aktivitas sehari-hari? Kalau iya, jangan disepelekan, ya! Sebab, nyeri menstruasi yang berlebihan ini merupakan salah satu tanda endometriosis, loh. Apa itu endometriosis? Cari tahu lebih lanjut dalam artikel ini, yuk!
Apa Itu Endometriosis?
Endometriosis merujuk pada kondisi di mana jaringan yang biasanya melapisi rahim (endometrium) tumbuh dan berkembang di luar rahim. Jaringan ini bisa tumbuh di berbagai tempat, seperti ovarium, tuba falopi, usus, kandung kemih, dinding panggul, bahkan organ lain di dalam rongga perut. Endometriosis paling umum terjadi di ovarium.
Meski tumbuh dan berkembang di luar rahim, endometriosis akan luruh menjadi darah sebagaimana jaringan dinding rahim di setiap siklus menstruasi. Dan karena letak jaringannya yang berada di luar rahim, maka darah tidak dapat keluar secara alami, sehingga memicu respons inflamasi atau peradangan dan pembentukan jaringan parut.
Jenis Endometriosis
Berdasarkan lokasi pertumbuhannya, endometriosis dapat dibagi menjadi empat jenis utama, yaitu:
- Endometriosis Permukaan. Merupakan jaringan endometriosis yang melekat pada lapisan tipis yang melapisi rongga perut. Ini adalah jenis yang paling umum.
- Endometrioma. Merupakan kista yang berisi cairan berwarna gelap yang sering ditemukan di ovarium. Ukuran endometrioma bisa bervariasi.
- Endometriosis Infiltrasi Dalam (DIE). Merupakan jaringan endometriosis yang tumbuh menembus organ-organ di dalam dan sekitar rongga panggul, seperti usus atau kandung kemih. Pada kasus yang parah, organ-organ bisa saling menempel karena jaringan parut.
- Endometriosis Dinding Perut. Merupakan jaringan endometriosis yang tumbuh pada bekas luka operasi, misalnya bekas operasi caesar.
Gejala Endometriosis
Gejala endometriosis bervariasi pada setiap perempuan dan tingkat keparahannya juga bisa ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umum, meliputi:
- Nyeri punggung saat menstruasi sebelum dan saat menstruasi
- Kram menstruasi yang parah di perut bagian bawah
- Nyeri saat buang air besar atau kecil, terutama saat menstruasi
- Nyeri saat berhubungan seksual atau dispareunia
- Pendarahan yang tidak biasa atau lebih banyak dalam dari biasanya selama menstruasi
- Adanya darah di tinja atau urin
- Sering buang air besar atau sulit buang air besar
- Kelelahan terus-menerus yang tidak kunjung hilang
Baca Juga: Haid Terlambat? Ketahui Penyebab dan 6 Cara Melancarkan Haid
Penyebab Endometriosis
Endometriosis adalah gangguan kesehatan pada sistem reproduksi wanita yang bisa dialami oleh banyak perempuan, yang bisa terjadi sejak menstruasi pertama sampai menopause. Belum diketahui secara pasti penyebab munculnya endometriosis. Namun, dilansir dari WHO (World Health of Organization), ada beberapa kemungkinan yang menjadi penyebabnya, di antaranya:
- Menstruasi retrograde. Menstruasi retrograde atau menstruasi mundur adalah siklus menstruasi di mana cairan menstruasi yang seharusnya keluar dari tubuh malah mengalir kembali ke dalam tubuh melalui tuba falopi dan menempel di tempat lain dalam tubuh, seperti ovarium.
- Metaplasia. Melansir dari laman Endometriosis UK, metaplasia adalah proses ketika satu jenis sel berubah atau bermetamorfosis menjadi jenis sel yang berbeda. Kondisi ini umumnya terjadi sebagai respons terhadap peradangan hingga membuat sel berubah menjadi jenis yang lain agar dapat beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Sel metaplasia menjadi sel endometriosis dipercaya beberapa peneliti terjadi saat embrio (bayi yang sedang berkembang dalam rahim) ata saat rahim bayi pertama kali terbentuk.
- Faktor genetik. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa endometriosis dapat diturunkan ke generasi berikutnya melalui gen anggota keluarga, meski faktor pemicunya masih belum dapat dijelaskan.
- Perubahan hormon. Perubahan hormon estrogen juga berperan penting dalam perkembangan endometriosis. Namun, hubungan jelas antara estrogen dan endometriosis masih belum sepenuhnya dipahami oleh ahli medis.
Cara Mengatasi Endometriosis
Hingga saat ini, endometriosis belum ditemukan obatnya. Adapun pengobatan yang tersedia bertujuan untuk mengelola gejala dan meningkat kualitas hidup dari penderitanya. Pilihan pengobatan tersebut, meliputi:
- Obat pereda nyeri. Obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dapat membantu meredakan nyeri ringan hingga sedang. Jika hal ini tidak meringankan rasa sakit yang kamu alami, tanyakan pilihan pengobatan lain pada dokter.
- Terapi Hormon. Obat-obatan hormonal bekerja dengan cara menurunkan kadar hormon estrogen dalam tubuh, sehingga dapat mengurangi pendarahan dan peradangan pada jaringan endometriosis. Contohnya adalah pil KB, koyo hormon (alat kontrasepsi hormonal yang berbentuk lembar lengket yang mengandung hormon estrogen dan progesteron), dan suntikan.
- Operasi. Operasi dilakukan untuk mengangkat sebanyak mungkin jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim. Tujuannya adalah untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kemungkinan untuk hamil. Dalam kasus yang parah, orang dengan endometriosis juga mungkin membutuhkan operasi histerektomi atau pengangkatan ovarium, rahim, dan leher rahim.
Jika kamu mengalami gejala endometriosis, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Pun jika kamu punya pertanyaan lain seputar menstruasi, misalnya tentang cara melancarkan haid, atau kesehatan reproduksi secara umum, kamu bisa tanyakan langsung ke Ask dr. Laurier! Semua pertanyaan yang kamu ajukan akan dijawab oleh dokter obgyn berpengalaman.
Untuk mengurangi ketidaknyamanan saat menstruasi, terutama buat kamu yang sering mengalami nyeri menstruasi, jangan lupa untuk menggunakan pembalut yang nyaman dan daya serap tinggi. Laurier Relax Night dengan Teknologi Serap Magnetik, serap 2x lebih banyak, membuat darah terhisap kuat, terkunci cepat dan tidak kembali ke permukaan dan permukaannya yang lembut bisa menjadi pilihan tepat untuk menemanimu siang dan malam. Dengan Laurier Relax Night, bikin kamu ZERO khawatir BOCOR sepanjang hari.