ask dr laurier
Punya pertanyaan seputar kewanitaan dan Menstruasi?

Apa Itu Kuret dan Kapan Jarak Aman untuk Hamil Kembali?

Apa Itu Kuret dan Kapan Jarak Aman untuk Hamil Kembali?

Author: Tim Edukasi Laurier

11 Feb 2025

Apa Itu Kuret dan Kapan Jarak Aman untuk Hamil Kembali?

Kuret seringkali diidentikan dengan keguguran, tetapi sebenarnya kuret juga bisa menjadi salah satu tindakan medis dalam proses diagnosis penyakit yang berkaitan dengan rahim. Untuk lebih jelasnya, yuk, langsung saja kita bahas dalam artikel ini!

Mengenal Apa Itu Kuret dan Kuretase

Banyak orang menganggap bahwa kuret adalah sebuah tindakan medis. Padahal, kuret sendiri sebenarnya adalah alat yang digunakan, sementara untuk tindakannya disebut dengan kuretase. Tindakan medis ini dilakukan dengan mengangkat jaringan abnormal yang ada di dalam rahim dengan menggunakan kuret, yaitu alat dengan ujung menyerupai sendok kecil, dan juga kanula untuk menyedot sisa jaringan dalam rahim jika diperlukan.

Ada beberapa kondisi medis yang menyebabkan kuret harus dilakukan, antara lain:

Keguguran

Keguguran adalah kematian janin yang terjadi secara mendadak. Keguguran bisa terjadi sepanjang kehamilan, tetapi seringkali terjadi pada trimester pertama kehamilan. Pada umumnya keguguran membutuhkan kuretase untuk membersihkan jaringan yang tersisa di dalam rahim. Namun, jika keguguran yang terjadi adalah keguguran total saat trimester pertama kehamilan, maka kuretase tidak perlu dilakukan. Alasannya, karena pada keguguran total, seluruh jaringan telah ikut keluar bersama dengan pendarahan yang terjadi.

Jaringan yang Tersisa Setelah Melahirkan

Setelah proses persalinan, kuretase juga mungkin perlu dilakukan jika dokter mendiagnosis kemungkinan adanya jaringan yang tertinggal di dalam rahim. Jika jaringan ini tetap dibiarkan dan tidak diambil, maka bisa menyebabkan pendarahan terus terjadi. Selain itu, bisa mengganggu kehamilan berikutnya, sehingga kuretase penting untuk dilakukan.

Adanya Pendarahan Berlebih

Pendarahan berlebih dari vagina, terutama yang terjadi di luar siklus menstruasi bisa menjadi penanda adanya masalah pada rahim. Kuretase adalah salah satu tindakan medis yang dilakukan untuk membantu proses diagnosis untuk menemukan masalahnya. Misalnya, untuk mendeteksi adanya polip, kista, tumor, atau bahkan kanker rahim.

Diagnosis Infertilitas

Adanya masalah pada rahim bisa menjadi salah satu penyebab sulit hamil, misalnya ketika rahim mengalami infeksi. Untuk mengatasi permasalahan ini, dokter bisa melakukan berbagai tindakan medis untuk mencari tahu permasalahannya, termasuk dengan melakukan kuretase.

Hamil Anggur

Hamil anggur adalah kondisi medis saat sel janin dalam rahim tidak berkembang secara normal dan tidak mencapai tahap lanjut. Hamil anggur terjadi karena pembuahan terjadi pada sel telur maupun sperma yang abnormal, sehingga menghasilkan janin yang abnormal juga. Setelah dokter mendiagnosis kehamilan yang terjadi adalah hamil anggur melalui USG, maka kuretase akan dilakukan untuk membersihkan rahim dari janin serta jaringan yang terbentuk selama hamil anggur berkembang.

Baca Juga: Kenapa ya Seseorang Bisa Mengalami Hamil Anggur?

Prosedur Serta Risiko Kuretase

Untuk melakukan kuretase, perlu dilakukan juga dilatasi, yaitu tindakan medis untuk melebarkan leher rahim. Itulah sebabnya, tindakan medis ini disebut juga dengan dilatation & curettage (D&C).

Prosedur dari kuretase adalah:

  • Melakukan konsultasi pada dokter kebidanan dan kandungan
  • Menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan
  • Pasien berbaring di tempat tidur khusus
  • Pemberian obat bius serta obat lain yang dibutuhkan, sesuai kondisi pasien
  • Memasang kateter urine
  • Memasukkan spekulum pada vagina untuk melebarkan vagina agar serviks lebih terlihat
  • Penggunaan cairan antiseptik untuk membersihkan serviks
  • Menggunakan tenakulum, sejenis forsep, untuk menahan posisi serviks tetap stabil selama prosedur
  • Uterine sound akan dimasukkan ke dalam lubang serviks untuk mengukur panjang rahim, kemudian diganti dengan serangkaian batang dengan ukuran diameter berbeda yang dimasukkan bergantian, dari diameter paling kecil hingga besar. Tujuannya untuk memperbesar ukuran serviks agar kuret bisa dimasukkan.
  • Kuret dimasukkan ke dalam rahim dan akan mengikis jaringan yang ada di sepanjang lapisan rahim. Jika diperlukan, bisa juga dilakukan penyedotan.

Kuretase biasanya tidak membutuhkan waktu panjang, yaitu hanya sekitar 10 hingga 15 menit. Namun, pasien tetap perlu berada di rumah sakit selama beberapa jam untuk dilakukan pemantauan kondisi pasca kuretase. Terkadang pasien bisa pulang dihari yang sama dan melanjutkan proses pemulihan di rumah, tetapi bisa juga membutuhkan perawatan lebih intensif terlebih dahulu di rumah sakit.

Kuretase termasuk salah satu tindakan bedah, sehingga memiliki risiko komplikasi. Beberapa di antaranya yaitu:

  1. Pendarahan hebat
  2. Kerusakan jaringan serviks dan rahim
  3. Infeksi

Baca Juga: Kenapa Ada Bercak Sebelum Masa Menstruasiku Tiba? 

Meskipun memiliki risiko komplikasi, tetapi risiko ini dapat diminimalisir dengan beberapa langkah berikut:

  1. Konsultasi dengan dokter. Kamu wajib untuk menceritakan semua riwayat penyakitnya, alergi, serta obat yang dikonsumsinya untuk meminimalisir terjadinya risiko pascakuretase dilakukan.
  2. Kamu harus berpuasa terlebih dahulu sekitar 6 hingga 8 jam sebelum tindakan dilakukan.
  3. Menyiapkan Waktu. Tindakan dilatasi mungkin akan dilakukan beberapa hari sebelum kuretase. Selain itu, kamu akan membutuhkan waktu untuk pemulihan setelah kuretase dilakukan. Jadi, sangat disarankan agar kamu menyiapkan waktu untuk beristirahat dan pemulihan selama beberapa hari pascakuretase.

Kapan Jarak Aman Kehamilan Setelah Kuretase?

Bagi kamu yang berencana untuk hamil kembali setelah menjalani kuretase, sebenarnya tidak ada batasan waktu khusus di mana kamu dan pasangan boleh merencanakan kehamilan kembali. Namun, pada umumnya kamu disarankan untuk menunggu sampai melewati 2 atau 3 siklus menstruasi sebelum merencanakan program kehamilan. Meskipun begitu, rentang waktu ini tetap perlu dikonsultasikan pada dokter yang menangani kesehatanmu.

Pengaruh Kuretase Terhadap Menstruasi

Setelah kuretase, rahim akan membutuhkan waktu untuk membangun kembali lapisan rahim. Hal ini akan berdampak pada perubahan siklus menstruasi dan tidak ada kepastian mengenai kapan lapisan rahim akan kembali normal. Ini adalah hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, jika kamu merasakan adanya gejala tertentu saat masa pemulihan, ada baiknya segera melakukan konsultasi pada dokter. Kamu bisa juga melakukan konsultasi secara online melalui Ask dr. Laurier yang akan dijawab langsung oleh obgyn berpengalaman.

Di Ask dr. Laurier kamu bisa bebas bertanya apa saja seputar reproduksi dan masalah kewanitaan lainnya. Seperti keputihan menjelang haid, siklus menstruasi, nyeri ovulasi, dan berbagai permasalahan kesehatan lainnya seputar kesehatan reproduksi.

Setelah kuretase dilakukan, kamu mungkin akan mengalami pendarahan selama 1 hingga 2 minggu, sebagai respon alami rahim dalam proses pembersihan dan membangun kembali lapisan rahim. Selama periode ini, kamu bisa menggunakan Laurier Celana Menstruasi.

Laurier Celana Menstruasi memberikan proteksi bebas bocor 360° melindungi segala sisi hingga pinggul, dengan daya serap 5X lebih banyak dari pembalut malam. Laurier Celana Menstruasi slim dan soft seperti celana dalam katun, dengan karet pinggang yang nyaman dan fit dengan bentuk badan. Laurier Celana Menstruasi bikin ZERO khawatir BOCOR walau menstruasi sedang extra heavy flow.

Related Articles

16 Aug 2021

Amankah Vaksinasi Covid untuk Ibu Hamil?

Untuk memutus tali rantai penularan virus korona yang sedang terjadi, Pemerintah mengharuskan masyar...
26 Jan 2022

Waktu dan Cara Berhubungan Seks Setelah Melahirkan

Kebanyakan ibu yang sudah melahirkan masih belum mau untuk berhubungan seksual karena takut luka per...
17 Jun 2024

Perlukah Mengetahui Kapan Masa Ovulasi?

Ovulasi merupakan salah satu fase penting dalam siklus menstruasi karena pada masa ovulasi sel telur...