
Menstruasi Tidak Teratur karena Stress, Kok Bisa?

Stres sebenarnya adalah hal yang wajar dan bisa dirasakan oleh siapa saja. Tidak hanya orang dewasa, bahkan anak-anak juga bisa mengalami stres. Namun, meskipun hal yang wajar, jika tidak dikelola dengan baik maka akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Dari timbulnya berbagai penyakit hingga memengaruhi siklus menstruasi pada perempuan.
Apa Itu Stres, Penyebab, dan Gejalanya
Banyak orang yang sering mengatakan sedang merasa stres, tetapi tahukah kamu apa itu stres sebenarnya? Melansir dari My Cleveland Clinic, stres adalah respon alami tubuh ketika mengalami sebuah perubahan atau tantangan. Respon tersebut akan membantu kamu untuk bisa segera beradaptasi menghadapi situasi baru tersebut.
Ada berbagai faktor seseorang bisa mengalami stres, antara lain:
- Faktor internal
- Kurang percaya diri
- Kondisi mental dan emosional yang kurang stabil
- Kondisi fisik
- Faktor eksternal
- Tekanan dari lingkungan sekitar, seperti tuntutan mengenai prestasi, tuntutan pekerjaan, maupun kehidupan pribadi
- Kehilangan pekerjaan
- Kehilangan orang yang disayangi
- Pindah ke lingkungan baru yang memaksa untuk beradaptasi
Saat menghadapi stres, tubuh akan memproduksi hormon stres atau hormon kortisol yang akan memicu respon fight or flight dan mengaktifkan kekebalan tubuh agar bisa merespon perubahan secara cepat. Respon ini bisa berbeda pada setiap orang, ada yang merespon secara positif atau fight, di mana hormon stres akan segera kembali normal setelah pemicunya berakhir.
Namun, tubuh juga bisa merespon sebaliknya, yaitu flight atau lari di mana hormon stres terus aktif tanpa adanya fase istirahat. Hal ini akan berdampak negatif bagi kesehatan mental maupun fisik orang yang mengalaminya. Respons ini biasanya terjadi ketika seseorang berada di dalam situasi yang membuatnya stres dalam waktu yang lama..
Baca Juga: Apakah Overthinking Bisa Picu Sakit Fisik dan Pengaruhi Menstruasi? Cek Yuk!
Seseorang yang mengalami stres berkepanjangan seringkali merasakan beberapa gejala, antara lain:
- Sakit kepala
- Otot tegang dan nyeri
- Perubahan mood yang mendadak
- Menjadi lebih emosional
- Mudah merasa takut
- Mudah frustasi
- Merasa mudah lelah dan tidak bersemangat
Ketika stres tidak dikelola dengan baik dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka bisa meningkatkan risiko:
- Insomnia: Stres akan membuatmu kesulitan untuk tidur di malam hari, apalagi mendapatkan tidur yang berkualitas.
- Gangguan kecemasan: Stres akan membuatmu terus merasa cemas pada berbagai hal, bahkan untuk hal kecil sekali pun.
- Depresi: Depresi adalah gangguan mental yang memengaruhi perasaan dan perilaku seseorang.
- Gangguan pencernaan: Stres dapat mengganggu produksi enzim dan memperlambat proses pencernaan makanan.
- Hipertensi: Stres akan memicu peningkatan denyut jantung dan melebarnya pembuluh darah sehingga jumlah darah yang dipompa semakin banyak dan tekanan darah otomatis meningkat.
- Penyakit jantung: Peningkatan denyut jantung serta tekanan darah saat stres akan mengakibatkan meningkatnya risiko terkena serangan jantung.
- Stroke: Stres memicu terjadinya penyumbatan juga pecahnya pembuluh darah yang berisiko menyebabkan terjadinya penyakit stroke.
Tips Cara Mengelola Stres
Untuk mencegah terjadinya peningkatan risiko penyakit akibat stres berkepanjangan, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengelola stres, antara lain:
1. Kenali Penyebab Stres
Untuk bisa mengatasi stres, tentunya kamu harus paham terlebih dahulu penyebab kamu mengalami stres seperti masalah pekerjaan, tuntutan dari keluarga atau penyebab lainnya. Misalnya, saat kamu harus berangkat kerja. Jika kamu merasa bersemangat saat melakukan aktivitas lain, tetapi merasakan gejala tertentu setiap harus berangkat kerja, bisa jadi penyebab pemicu stres yang kamu alami berasal dari pekerjaan. Setelah itu kamu bisa menganalisis lebih dalam akar permasalahan pemicu stres yang dirasakan. .
2. Lakukan Aktivitas yang Menyenangkan
Setiap orang memiliki hobi yang beragam dan biasanya melakukan aktivitas sesuai hobi akan membuatmu merasa lebih nyaman. Misalnya, kamu bisa menonton film atau acara favoritmu, memasak, berkebun, atau pergi wisata bersama keluarga. Saat kamu melakukan aktivitas yang menyenangkan, tubuh akan melepaskan hormon endorfin serta menurunkan hormon kortisol dan hormon adrenalin, sehingga membuat suasana hati menjadi lebih baik.
3. Berada di Lingkungan yang Positif
Lingkungan sangat memengaruhi tingkat stres seseorang. Lingkungan yang positif adalah lingkungan yang bisa memberimu kenyamanan saat berada di dalamnya. Bisa dalam bentuk adanya dukungan maupun perlindungan sehingga kamu bisa melakukan hal yang kamu mau tanpa adanya rasa takut atau khawatir. Namun, jika seandainya kamu berada di lingkungan yang justru membuatmu stres, kamu bisa berusaha untuk menciptakan lingkungan yang senyaman mungkin. .
4. Lakukan Konsultasi pada Psikiater
Jika kamu merasa stres yang dialami tidak lagi bisa kamu tangani secara mandiri, maka ada baiknya melakukan konsultasi pada psikiater. Dokter spesialis kejiwaan ini juga bisa membantumu untuk menganalisis penyebab dari stres yang kamu alami sehingga pengangan menjadi lebih tepat sasaran.
Menstruasi Tidak Teratur karena Stres
Produksi hormon di dalam tubuh diatur oleh kelenjar di otak yang bernama hipotalamus. Saat tubuh mengalami stres, hipotalamus akan melepaskan corticotropin-releasing hormone (CRH) yang kemudian memicu produksi hormon stres atau hormon kortisol. Selain hormon stres, kelenjar pituitari, yaitu kelenjar yang berada di bagian bawah otak, juga akan melepaskan hormon endorfin, yaitu hormon yang berperan untuk menimbulkan rasa senang dan nyaman, serta penghilang sakit secara alami.
Baca Juga: Menstruasi Tidak Teratur Setelah Menikah, Kok Bisa?
Pelepasan hormon stres dan hormon endorfin ini akan memengaruhi produksi hormon lain oleh kelenjar hipotalamus dan kelenjar pituitari, termasuk hormon yang berperan dalam mengatur siklus menstruasi, yaitu hormon estrogen, progesteron, hormon perangsang folikel atau FSH, dan hormon luteinizing atau LH. Jika stres berlangsung dalam waktu yang singkat, maka pengaruhnya pada menstruasi umumnya tidak terlalu signifikan . Namun, jika stres terjadi secara berkepanjangan, maka kondisi ini bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur.
Respons tubuh terhadap stres bisa berbeda pada setiap orang sehingga belum tentu semua orang akan mengalami menstruasi tidak teratur saat sedang stres . Selain itu, beberapa orang mungkin akan memiliki siklus menstruasi yang kembali teratur setelah berhasil mengelola stres, sementara ada yang masih mengalami masalah menstruasi tidak teratur setelahnya. Jika kamu salah satunya, kamu bisa melakukan konsultasi secara online melalui Ask dr. Laurier.
Di Ask dr. Laurier kamu bisa melakukan konsultasi tentang berbagai masalah kesehatan reproduksi, seperti keputihan menjelang haid, siklus menstruasi tidak teratur, nyeri menstruasi, dan berbagai masalah kesehatan lainnya yang berkaitan dengan reproduksi. Semua pertanyaan yang kamu tanyakan akan dijawab langsung oleh dokter obgyn yang sudah berpengalaman.
Selama menstruasi, kamu bisa menggunakan Laurier Super Slimguard, pembalut ultra slim dengan Teknologi Lapisan Serap Ultra Tipis 1mm serap 200x lebih kering. Laurier Super Slimguard dengan Quick Dry Sheet dapat menyerap lebih cepat dan permukaan lebih lembut.
Laurier Super Slimguard fleksibel mengikuti bentuk tubuh sehingga nyaman digunakan saat beraktivitas sehari-hari. ZERO FEEL, ZERO WORRY, tak terasa pakai pembalut.
Bagi kamu yang mengalami menstruasi tidak teratur akibat stres, bisa membawa pembalut ini dengan mudah di tasmu karena ukurannya yang tipis. Jadi, kapan saja menstruasi datang, kamu sudah mempersiapkannya.