Apa Itu HIV dan AIDS serta Pengaruhnya pada Menstruasi?
Ketika bicara tentang HIV, sering kali HIV AIDS dianggap satu kesatuan. Padahal, keduanya merupakan istilah yang menggambarkan kondisi berbeda. Untuk memahami perbedaannya, mari kita bahas lebih lanjut!
Apa Itu HIV dan AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang dapat menyerang sel-sel tubuh yang bertugas untuk melawan infeksi, akibatnya orang yang terserang virus ini akan lebih rentan mengalami infeksi maupun penyakit lainnya. Virus ini dapat menyebar pada orang lain jika terkena kontak cairan tertentu dari penderita HIV, seperti:
- saat melakukan seks (kontak langsung dengan cairan tubuh),
- penggunaan jarum suntik bersama (kontak langsung dengan darah),
- ibu yang menyusui (penularan melalui ASI),
- saat proses persalinan (kontak langsung dengan cairan di vagina), dan
- luka yang terbuka (kontak langsung dengan darah dari luka tersebut) .
Baca Juga: Kenali 4 Penyakit Menular Seksual dan Pencegahannya
Hiv ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, cairan vagina, cairan sperma, cairan anus, dan juga ASI. Sementara air liur dan juga keringat tidak menularkan virus ini. Jadi, beberapa aktivitas seperti makan, pergi, atau berpelukan dengan penderita HIV aman untuk dilakukan.
Sementara AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah kondisi ketika infeksi yang terjadi pada penderita HIV telah mencapai tahap akhir. Akibatnya, terjadi kerusakan yang lebih serius pada kekebalan tubuh, sehingga menjadi lebih rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit.
Gejala dan Diagnosis HIV AIDS
Penanganan infeksi HIV yang dilakukan secara cepat dan tepat dapat membantu mencegah perkembangan infeksi ini menjadi AIDS. Sayangnya, gejala pada tahap awal dari penyakit ini tidak ada sama sekali. Gejalanya mungkin tidak muncul hingga beberapa tahun setelah infeksi. Salah satu gejala yang muncul adalah penurunan daya tahan tubuh, sehingga tubuh lebih mudah terserang penyakit.
Meskipun sering kali tanpa gejala, tetapi infeksi HIV terus berkembang di dalam tubuh hingga mencapai tahap AIDS. Tidak hanya itu, tanpa disadari oleh penderitanya, mereka juga mungkin saja bisa menularkan HIV ketika ada kontak cairan dengan orang lain, seperti saat melakukan seks dengan pasangan.
Langkah yang paling disarankan untuk mencegah atau mengantisipasi perkembangan HIV menjadi AIDS adalah dengan melakukan pemeriksaan mandiri, terutama pada seseorang dengan risiko tinggi. Misalnya orang yang rutin menggunakan jarum suntik atau melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.
Tes yang dilakukan adalah tes HIV dengan mengambil sampel darah dan urine kemudian dicek di laboratorium. Tes HIV dapat dilakukan secara mandiri, baik untuk skrining rutin maupun jika kamu khawatir terinfeksi HIV setelah kontak berisiko, misalnya kontak dengan darah penderita HIV.
Pengobatan HIV AIDS
HIV adalah virus yang tidak bisa dihilangkan dari tubuh. Meskipun begitu, bukan berarti tidak bisa diatasi sama sekali. Ketika seseorang terdiagnosis terinfeksi HIV, maka akan diberikan obat HIV yang harus dikonsumsi secara rutin sesuai anjuran dokter. Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk menekan replikasi virus, memperlambat perkembangan penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Obat yang dikonsumsi berfungsi untuk menghentikan perkembangbiakan virus ini di dalam tubuh serta mengurangi jumlah HIV dalam darah. Jumlah HIV dalam darah ini akan ditekan hingga berada pada angka yang sangat rendah dan tidak lagi terdeteksi oleh tes HIV di laboratorium. Penderita HIV dengan kondisi ini akan dapat menjalani hidupnya dengan normal dan sehat, serta tidak lagi berpotensi menyebarkan HIV pada orang lain di sekitarnya.
Bagaimana Pengaruh HIV AIDS pada Menstruasi?
Menurut sebuah studi yang pernah dipublikasikan oleh Reproductive Health Journal pada November 2024, ketidakteraturan menstruasi pada perempuan dengan HIV ditemukan sebagai hal yang lazim dan banyak terjadi.
Selain studi klinis di atas, beberapa penelitian lainnya yang pernah dilakukan juga mendapatkan hasil yang sama. Penyebab terjadinya menstruasi yang tidak teratur pada penderita HIV disebabkan karena jumlah HIV dalam darah yang terlalu tinggi atau jumlah sel darah putih (sel CD4) dalam darah terlalu rendah.
Baca Juga: Haid Terlambat? Ketahui Penyebab dan 6 Cara Melancarkan Haid
Selain dari siklus menstruasi yang tidak teratur, HIV juga bisa menyebabkan perubahan pada volume darah menstruasi, yaitu bisa menjadi sangat banyak atau justru sangat sedikit. Namun, perubahan ini tidak bisa dijadikan sebagai salah satu gejala seseorang terinfeksi HIV atau tidak, karena ada banyak hal lain yang bisa menyebabkan perubahan juga pada siklus menstruasi.
Jadi, jika kamu mengalami perubahan pada siklus dan volume menstruasi, jangan terlalu khawatir terlebih dahulu. Kamu bisa melakukan tes HIV jika ingin mendapatkan hasil yang pasti tentang kondisimu. Kamu juga bisa melakukan konsultasi secara online melalui Ask dr. Laurier yang akan dijawab langsung oleh obgyn berpengalaman. Di sini, kamu juga bisa bertanya tentang berbagai hal lain, seperti, nyeri saat menstruasi, dan dan juga memilih pembalut daun sirih yang tepat berdasarkan kondisimu.
Selama menstruasi, kamu bisa menggunakan Laurier Daun Sirih, pembalut dengan Lapisan Antibakteri Proteksi hingga 99,9%, mengandung ekstrak natural daun sirih dan daun sage yang melawan pertumbuhan bakteri, jamur, dan bau tak sedap. Laurier Daun Sirih juga allergy tested, teruji klinis tidak menimbulkan iritasi dan alergi. Laurier Daun Sirih 10 jam cegah bau, ZERO khawatir BOCOR!