Girls, pernah nggak sih kamu memerhatikan tekstur cairan vagina kamu? Kadang kala cairan vagina bisa encer dan bening, terkadang cairan vagina juga bisa lengket hingga berwarna agak keruh. Hmm, kira-kira kenapa ya tekstur cairan itu bisa berbeda-beda dari satu waktu ke waktu lainnya? Yuk, cari tahu jawabannya dalam artikel berikut ini!

Apa itu cairan vagina?

Cairan vagina (vaginal discharge) mengacu pada cairan apa pun yang keluar dari vagina. Cairan vagina bisa tebal atau tipis, banyak atau sedikit, bening, putih, atau putih pudar, dan dapat berubah sepanjang siklus menstruasi kamu.

Penyebab tekstur cairan vagina berbeda tiap waktu

Cairan vagina yang dihasilkan serviks atau leher rahim disebut sebagai lendir serviks. Cairan ini akan terproduksi ketika salah satu hormon penentu siklus menstruasi (estrogen) merangsang kelenjar leher rahim untuk menghasilkan lendir.

Nah, fluktuasi atau naik-turunnya estrogen dan progesteron—hormon penentu siklus menstruasi lainnya—adalah faktor utama yang menyebabkan tekstur, volume, dan warna lendir serviks berubah sepanjang siklus menstruasi. Menariknya, perubahan ini punya keterkaitan dengan tugas cairan tersebut pada tiap tahap siklus menstruasimu.

Baca Juga: Baru Pertama Menstruasi, Yuk Cari Tahu Info Pentingnya!

Sementara itu, menurut laman Cleveland Clinic, lendir serviks yang keluar selama masa ovulasi bertugas untuk membantu sperma yang sehat bergerak melalui leher rahim, sehingga pembuahan dapat terjadi. Di sisi lain, lendir serviks yang keluar di luar masa ovulasi bertugas untuk mencegah sperma atau zat lain masuk ke dalam leher rahim.

Perubahan tekstur, volume, maupun warna lendir serviks yang mengikuti siklus menstruasi ini juga sering jadi patokan beberapa perempuan yang ingin hamil ataupun cegah kehamilan, lho. Kesimpulannya, penyebab tekstur cairan vagina bisa berbeda tiap waktu adalah perubahan tingkat hormon yang terjadi sepanjang siklus menstruasi.