Kenapa ya Tekstur Cairan Vagina Bisa Berbeda Tiap Waktu?
Perubahan tekstur cairan vagina pada tiap tahap siklus menstruasi
Dilansir dari Healthline, inilah proses perubahan tekstur lendir serviks pada tiap tahap siklus menstruasi kamu:
- Saat menstruasi: awal siklus atau saat menstruasi berlangsung, kadar estrogen dan progesteron rendah. Jadinya, serviks tidak menghasilkan banyak lendir. Kalaupun ada, jumlahnya sangat sedikit dan akan tertutupi oleh darah menstruasi.
- Setelah menstruasi: tahap kedua siklus atau hari setelah menstruasi berakhir, kadar estrogen secara perlahan meningkat. Lendir serviks biasanya akan berkurang selama beberapa hari dan kamu mungkin tidak akan menemukan cairan keluar dari vaginamu.
- Sebelum ovulasi: sebelum ovulasi atau beberapa hari setelah menstruasi berakhir, kadar estrogen meningkat cepat dan serviks akan memproduksi lendir sebelum melepaskan sel telur. Lendir ini bisa berwarna kekuningan, putih, atau keruh dan memiliki konsistensi lengket atau elastis.
- Menjelang ovulasi: menjelang ovulasi, kadar estrogen sedang tinggi-tingginya. Alhasil, vagina akan terasa lebih basah karena kehadiran lendir serviks yang sudah lebih jernih, berair, dan licin seperti putih telur mentah.
- Selama ovulasi: selama ovulasi, lendir serviks akan sama seperti fase menjelang ovulasi. Sebab, tekstur dan tingkat pH lendir seperti inilah yang bisa melindungi sperma sehat menuju rahim.
- Setelah ovulasi: setelah ovulasi atau hingga awal menstruasi berikutnya, kadar progesteron akan meningkat. Hal ini membuat produksi lendir menjadi lebih sedikit dan cairan vagina akan menjadi lengket, kering, atau tidak ada sama sekali.
Baca Juga: Mau Program Hamil Secara Alami? Cari Tahu Tipsnya Dulu, yuk!
21 Nov 2019
05 Dec 2019
27 Nov 2019