Cari Tahu Penyebab Baby Blues dan 5 Cara Mengatasinya
Menjadi ibu adalah perjalanan hidup yang tidak mudah. Empat dari 5 ibu baru mengalami baby blues syndrome (baby blues) setelah melahirkan. Kira-kira apa yang membuat seorang ibu sampai mengalami kondisi ini? Yuk, cari tahu apa saja penyebab baby blues dan bagaimana cara mengatasinya; khususnya bagi kamu para calon ibu!
Apa yang dimaksud dengan baby blues?
Baby blues adalah periode singkat setelah melahirkan yang dipenuhi dengan rasa sedih, cemas, stres, dan perubahan suasana hati tak menentu. Kondisi ini biasanya terjadi sekitar hari kedua atau ketiga pasca persalinan dan dapat berlangsung selama beberapa hari hingga dua minggu. Namun jika seorang ibu melewati proses persalinan yang sangat sulit, baby blues dapat dirasakan lebih cepat.
Menurut laman What to Expect, baby blues dapat ditandai dengan beberapa gejala seperti: perasaan sedih, banyak menangis, mood swing, susah tidur, murung, cemas, hilang nafsu makan, sulit tidur, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, merasa kewalahan untuk mengurus bayi, merasa seperti orang tua yang gagal, hingga khawatir tidak bisa menumbuhkan ikatan batin dengan bayi.
Baca Juga: Vagina setelah Melahirkan, Normalnya Seperti Apa, ya?
Penyebab baby blues
Tingginya persentase ibu baru yang mengalami baby blues boleh dibilang selaras dengan jumlah pemicunya. Beberapa faktor yang menjadi penyebab baby blues, di antaranya:
- Perubahan kadar hormon. Tingkat hormon estrogen dan progesteron sejatinya akan menurun setelah melahirkan. Perubahan kadar hormon inilah yang memicu perubahan suasana hati ibu baru dan membuatnya mengalami baby blues.
- Kompleksitas persalinan. Persalinan setiap ibu, apa pun metodenya, akan menguras tenaga, pikiran, dan emosi. Semakin tinggi intensitas persalinan seorang wanita, maka akan semakin besar juga beban yang harus ia rasakan. Ketika sang ibu sudah pulang ke rumah bersama sang bayi, ia memiliki tanggung jawab baru yaitu menyusui, mengganti popok, menidurkan bayi yang mungkin membuatnya kewalahan. Semua hal ini membutuhkan waktu adaptasi yang tidak sebentar.
- Kurang tidur. Bayi baru lahir memiliki jam tidur dan makan dalam porsi kecil namun sering. Setiap beberapa jam, bayi akan terbangun (atau harus dibangunkan) untuk diberikan ASI. Perubahan jam tidur yang ekstrem ini dapat membuat ibu baru kehilangan banyak jam tidur, dan pada akhirnya, membuatnya merasa sedih, emosional, cemas, atau stres.
- Masalah terkait ASI. Setiap ibu baru pasti melewati fase pembelajaran ekstra untuk mengasuh bayi. Salah satunya adalah pemberian ASI, yang tidak jarang menemui banyak masalah—mulai dari puting susu yang sakit, payudara yang membengkak, hingga kesulitan untuk menyusui. Perubahan pada tubuh ini bisa juga menjadi penyebab baby blues seorang ibu baru.
Baca Juga: Benarkah Menyusui Dapat Mencegah Kehamilan?