Yuk, Berikan Sex Education yang Tepat Sesuai Usia Anak!
Dulu, sex education dianggap sebagai sesuatu yang tabu atau tidak boleh dibicarakan, apalagi secara terbuka. Padahal, sex education gak cuma berkaitan dengan seks saja, tapi punya arti yang lebih luas, seperti anggota tubuh, sistem reproduksi, seks, pubertas, termasuk juga mengenai menstruasi. Bahkan, sex education sangat disarankan untuk diajarkan orang tua sejak anak masih berusia dini. Jadi, yuk, berikan anak sex education yang tepat sesuai dengan usianya!
Baca Juga: Tips Mendidik Anak Tentang Seks yang Mudah Dipahami
Usia 0-2 tahun
Sejak anak lahir hingga usia 2 tahun, kamu bisa memulai sex education melalui aktivitas yang dilakukan. Tentu saja, pada usia ini edukasi yang diberikan belum terlalu mendalam karena anak masih pada usia dini yang belum terlalu bisa memahaminya.
Namun, hal yang sangat penting adalah jangan pernah membiasakan anak untuk tidak berpakaian di depan orang lain, kecuali saat mandi dan berganti pakaian. Bahkan, ketika anak sudah mulai usia satu tahun, ada baiknya jika mulai biasakan anak untuk berganti pakaian di ruang tertutup. Hal ini sangat penting untuk membiasakannya merasa malu jika menunjukkan anggota tubuhnya, terutama area pribadinya, di depan umum.
Usia 3-5 tahun
Pada usia ini, rasa ingin tahu anak akan semakin besar, termasuk anggota tubuh. Jadi, mulailah mengenalkan bagian tubuh anak padanya, termasuk alat kelaminnya. Jangan gunakan bahasa kiasan, tetapi katakan dengan istilah aslinya. Seperti vagina untuk alat kelamin perempuan, dan penis untuk alat kelamin laki-laki. Tujuannya, agar anak tidak mengalami misinformasi saat mendengar istilah-istilah tersebut di kemudian hari.
Kamu juga bisa mulai memberikan pemahaman tentang privasi pada anak. Seperti bagian tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh dan dilihat oleh banyak orang, dan siapa saja yang boleh menyentuhnya. Biasakan juga anak untuk mengikuti adab berpakaian yang baik, tidak hanya saat di luar rumah tetapi juga saat di dalam rumah.
Ajarkan juga untuk menghormati privasi orang lain, seperti mengetuk kamar saat mau memasuki kamar orang lain dan juga mengetuk pintu saat mau ke kamar mandi dan pintu tertutup. Berikan pemahaman bahwa setiap orang memiliki privasi yang harus dihargai oleh orang lain.
Pada usia ini, anak juga mungkin mulai penasaran dengan asal muasal bayi dan bagaimana bayi bisa keluar dari tubuh ibunya. Apalagi jika saat ini kamu sedang hamil lagi. Kamu bisa menjelaskan dengan kalimat yang mudah dipahami tetapi tetap menggunakan istilah aslinya. Ada baiknya, jika sebelum menjelaskan kamu bertanya dulu pada anak, apa yang sudah ia ketahui. Tujuannya agar kamu bisa meluruskan informasi salah dari apa yang sudah diketahui anak.