Merencanakan Jenis Kelamin Anak, Apakah Bisa?
Memiliki keturunan memang mimpi banyak pasangan suami istri. Meski begitu, rencana waktu, metode, juga kesiapan setiap pasangan tentu berbeda-beda. Beberapa pasangan ada yang ingin mendapatkan bayi dengan jenis kelamin tertentu. Apakah merencanakan jenis kelamin anak itu memang bisa? Yuk, cari tahu jawabannya!
Merencanakan jenis kelamin anak
Program kehamilan untuk merencanakan jenis kelamin anak sebetulnya sudah dikembangkan para ilmuwan sejak dua dekade lalu. Hanya saja, teknologi dan sumber daya manusianya belum mumpuni seperti masa kini.
Yang menarik, alasan banyak pasutri mengikuti program kehamilan ini bukan sekadar untuk mengikuti preferensi atau kemauan hati pasangan suami istri, loh. Soalnya, program kehamilan jenis kelamin anak adalah pilihan terbaik bagi mereka yang ingin:
- mengurangi risiko bayi terkena penyakit umum pada jenis kelamin tertentu (contohnya pada keluarga dengan riwayat gangguan spektrum autisme (ASD)), atau
- menghindari penularan penyakit genetik terkait seks pada bayi mereka (contohnya pada perempuan dengan riwayat penyakit hemofilia atau Duchenne muscular dystrophy (DMD)).
Metode program hamil jenis kelamin anak
Menurut laman BabyCenter, merencanakan jenis kelamin anak sebelum kehamilan bisa kamu dan pasangan lakukan secara non-invasif (tanpa bedah) dan invasif (bedah).
Metode diet
Metode diet adalah cara non-invasif atau “rumahan” pertama yang bisa kamu coba untuk mendapatkan anak dengan jenis kelamin tertentu. Metode paling sederhana ini hanya membutuhkan kamu untuk mengonsumsi pilihan makanan-makanan tertentu di masa program kehamilan.
Misalkan kalau kamu ingin mendapatkan anak laki-laki, kamu perlu memperbanyak konsumsi makanan tinggi kalium (seperti pisang, ikan salmon, alpukat, kacang almon, apel, kentang, daun hijau, atau jamur), memperbanyak frekuensi makan porsi kecil dalam sehari, menghindari produk susu (susu, mentega, keju, yoghurt), dan membiasakan untuk sarapan sereal.
Sebaliknya kalau kamu ingin mendapatkan anak perempuan, kamu perlu menghindari atau mengurangi makanan bergaram, membatasi jumlah konsumsi makanan dalam sehari, meningkatkan asupan kalsium (susu, keju, yoghurt, tahu, bayam, atau kacang-kacangan), dan memperbanyak konsumsi magnesium (alpukat, biji-bijian, kedelai, ikan, daun hijau gelap, pisang, dan cokelat).
Metode Shettles
Metode Shettles adalah metode non-invasif lain yang bisa kamu coba. Metode yang dikembangkan oleh dokter Landrum B. Shettles ini menyebut bahwa hubungan seksual pada hari-hari tertentu dari siklusmu bisa meningkatkan kemungkinan kamu mendapat anak laki-laki atau perempuan. Dengan catatan, waktu berhubungan badan itu dilakukan dengan posisi tertentu, kedalaman penetrasi, serta mengutamakan orgasme perempuan.
Menurut teori Shettles, kamu lebih berpotensi punya anak laki-laki kalau melakukan hubungan seksual sedekat mungkin dengan masa ovulasi. Sebaliknya, kamu lebih berpotensi punya anak perempuan kalau berhubungan badan 2–4 hari sebelum berovulasi. Sayangnya, metode ini tidak memiliki jaminan sukses dari sisi medis, meski tidak memerlukan obat-obatan atau prosedur medis invasif.