Kenapa ya Ukuran Janin Bisa Melebihi Standar?
Mendapatkan berita kehamilan, pasti akan membuat Ibu dan pasangan merasa sangat bahagia hingga rela melakukan apapun yang terbaik untuk sang janin. Apalagi ketika mendengar perkembangan dan pertumbuhan janin saat melakukan kontrol rutin, rasanya seperti kebahagiaan yang tidak ternilai. Namun, bagaimana ya jika ternyata perkembangan janin terjadi agak berlebihan atau ukuran janin melebihi batas normal?
Apa itu Fetal Macrosomia?
Ukuran janin yang terlalu besar dikenal dengan istilah Fetal Macrosomia yaitu ketika perkembangan janin lebih besar daripada ukuran standar usia kehamilan. Pengukuran kehamilan sendiri umumnya akan dimulai sejak usia kandungan 20 minggu.
Salah satu pertanda kondisi ini adalah jika pada saat kehamilan diukur ternyata ketinggiannya berada di angka 3 cm lebih tinggi dari ukuran standar. Ketinggian kehamilan atau tinggi fundus sendiri adalah jarak dari bagian atas rahim ke tulang kemaluan. Selain melalui pengukuran ketinggian kehamilan, kenaikan berat badan Ibu selama kehamilan juga bisa menjadi indikatornya.
Sayangnya, kedua hal tersebut tidak bisa 100% mendeteksi fetal macrosomia. Sebab, tidak ada yang bisa memastikan ukuran janin sebelum persalinan terjadi. Namun setidaknya, dari kedua indikator tersebut bisa membuat ibu hamil lebih waspada terhadap kondisi ini.
Penyebab Fetal Macrosomia
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya Fetal Macrosomia, yaitu:
- Ibu menderita diabetes
Ibu yang sudah memiliki riwayat diabetes sangat berpotensi mengalami fetal macrosomia. Termasuk jika diabetes yang dialami adalah diabetes gestasional, yaitu diabetes sementara yang umum terjadi pada ibu hamil. Sebab, kadar gula tinggi yang Ibu alami akan membuat janin memproduksi insulin lebih banyak yang berpotensi membuat janin berkembang lebih cepat.
- Genetik
Ibu yang mengalami obesitas ternyata juga bisa menurunkan masalah ini pada sang buah hati, loh. Bahkan ketika masih berada dalam kandungan, janin dapat berkembang lebih besar dari yang seharusnya akibat faktor genetik.
- Riwayat kesehatan keluarga
Jika ada salah satu keluarga Ibu yang pernah mengalami masalah ini, juga bisa menurunkan masalah ini pada Ibu. Jadi, jika ada anggota keluarga Ibu yang pernah mengalaminya, ada baiknya lebih waspada.
- Jenis kelamin janin
Dibandingkan dengan janin perempuan, ternyata janin berjenis kelamin laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami fetal macrosomia.
Risiko Fetal Macrosomia dan Cara Mengatasinya
Gejala fetal macrosomia bukanlah hal yang boleh Ibu abaikan begitu saja karena dampaknya cukup panjang, di antaranya:
- Sulit melahirkan secara normal
- Cedera pada bayi dan Ibu saat proses persalinan
- Risiko pendarahan pada Ibu
- Obesitas pada bayi
- Metabolic syndrome yang dapat berujung pada gangguan jantung, stroke, serta diabetes pada anak
Meskipun kondisi fetal macrosomia tidak bisa dideteksi secara pasti, tetapi ketika kehamilan menunjukkan beberapa gejala maka harus sangat waspada. Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan yaitu:
- Kontrol kenaikan berat badan. Lakukan konsultasi pada dokter kandungan mengenai kenaikan berat badan yang ideal untuk usia kehamilan.
- Atur pola makan. Konsumsi makanan sehat untuk ibu hamil dan kurangi konsumsi makanan manis, terutama jika Ibu sudah mengalami diabetes gestasional.
Hal yang tidak kalah penting yaitu, Ibu jangan sampai stres ketika mengetahui kehamilan memiliki gejala kondisi ini. Sebab, hal tersebut justru bisa semakin memperparah kondisi Ibu. Tetap tenang dan konsultasikan semua keluhan maupun kondisi kehamilan pada dokter kandungan, serta ikuti semua saran yang diberikan. Maka masalah ini akan dapat teratasi dengan baik.
Semoga dengan mengetahui informasi ini kehamilan Ibu berjalan lancar, ya. Nah, setelah proses persalinan nanti, Ibu bisa menggunakan Laurier Celana Menstruasi, yaitu pembalut berbentuk celana dari Laurier yang memberi proteksi bebas bocor dengan daya serap 5x pembalut malam. Laurier Celana Menstruasi juga memiliki desain yang tipis dan selembut celana dalam katun, serta dilengkapi karet pinggang yang fit dengan bentuk tubuh, sehingga terasa Ibu akan merasa seperti menggunakan celana dalam biasa dan bisa beraktivitas dengan bebas bersama sang buah hati.