Pada dasarnya, vagina wanita memiliki aroma atau bau khas yang unik dan berbeda-beda setiap individu. Untuk vagina normal, baunya memiliki aroma yang sedikit asam namun tidak menyengat. Aroma asam yang dikeluarkan vagina disebabkan karena pH normal vagina berada di 3,8 - 4,5 (kondisi asam) yang bertujuan mencegah adanya infeksi pada vagina.
Apabila kadar pH wanita terganggu, vagina akan mengeluarkan bau yang kurang sedap atau menyengat. Berikut adalah beberapa penyebab yang paling sering membuat vagina menjadi bau.
Penyebab Bau pada Vagina
Penyebab bau pada vagina sebenarnya sangat beraneka ragam. Hal pertama yang dapat membuat vagina menjadi bau adalah kondisi lembap. Kondisi ini berisiko meningkatkan pertumbuhan bakteri penyebab bau pada vagina. Kondisi lembap bisa disebabkan akibat tidak membilas vagina sampai kering setelah buang air ataupun keringat yang timbul di area selangkangan.
Selain itu, pemakaian celana dalam yang salah dapat menyebabkan vagina berbau, terutama pakaian dalam yang tidak berbahan katun. Selain karena pakaian dalam, bau vagina bisa disebabkan juga oleh konsumsi makanan. Makanan seperti kopi, ikan, bawang putih, dan asparagus bisa mempengaruhi bau vagina kamu menjadi lebih menyengat.
Pengaruh obat-obatan seperti antibiotik dan pil KB juga dapat mempengaruhi bau vagina. Namun, kamu perlu berhati-hati juga ya karena bau pada vagina bisa mengidentifikasikan adanya infeksi jamur dan bakteri. Berikut ada tanda dan ciri bau vagina yang normal dan yang perlu kamu waspadai.
Bau Tembaga/ Zat Besi
Apabila vagina kamu berbau seperti tembaga atau zat besi, bisa saja hal itu disebabkan oleh darah menstruasi atau cairan serviks yang bertemu dengan cairan sperma setelah berhubungan seksual. Bau mirip tembaga atau zat besi ini tidak perlu kamu khawatirkan karena merupakan hal wajar.
Namun, apabila bau vagina ini disertai dengan darah segar dan rasa sakit setelah berhubungan badan, kamu bisa mengkonsultasikan hal ini lebih lanjut ke dokter.
Bau Manis
Jika bau vagina cenderung lebih manis, hal itu menandakan bahwa adanya pertumbuhan bakteri di dalam vagina. Namun, hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena pertumbuhan bakteri yang terjadi di dalam vagina adalah pertumbuhan bakteri baik.
Bau Amis
Apabila bau pada vagina kamu cenderung amis, bisa jadi kamu terinfeksi bakteri Vaginosis. Selain berbau amis, tanda lain kamu terinfeksi bakteri ini dengan keluarnya cairan serviks atau keputihan berwarna keabuan.
Bau amis yang tercium dari vagina juga bisa mengidentifikasi adanya infeksi parasit Trikomoniasis. Infeksi ini ditandai dengan cairan yang berwarna kekuningan dan kehijauan serta rasa gatal. Infeksi parasit ini bisa terjadi akibat hubungan seksual yang tidak aman/ tidak memakai kondom.
Bau Amonia
Apabila bau vagina kamu mirip bahan kimia atau amonia, kemungkinan adanya penumpukan urin yang tersisa di celana dalam. Bau amonia ini juga bisa menandakan tubuh dehidrasi atau kekurangan minum. Jadi, sebaiknya konsumsi air mineral dengan cukup untuk kesehatan kemih dan reproduksi kamu, ya.
Bau Keringat
Ketika sedang cemas atau stres, kelenjar keringat akan lebih banyak memproduksi keringat. Produksi inilah yang bisa membuat area sekitar vagina atau selangkangan menjadi berkeringat dan lembap. Untuk bau vagina ini, kamu tidak perlu khawatir karena hal ini dapat diatasi dengan mengganti celana apabila dirasa terjadi penumpukan keringat di area sekitar vagina.
Bau Busuk
Untuk vagina yang berbau busuk, sebaiknya segeralah memeriksakan kondisi ini ke dokter untuk mencegah adanya gangguan reproduksi yang membahayakan. Hindari menggunakan sabun dengan pewangi untuk mencegah infeksi.
Halaman Selanjutnya
1 2 3