Nyeri Menstruasi vs Endometriosis, Gimana Cara Membedakannya?
Cara membedakan nyeri menstruasi biasa dan endometriosis
Untuk mengetahui apakah kram perut yang kamu alami merupakan gejala endometriosis atau bukan, kamu perlu memastikan apakah beberapa gejala lain seperti berikut ini juga kamu alami:
- Nyeri menstruasi yang parah. Jika nyeri menstruasi biasa terjadi pada hari pertama sampai puncak menstruasi, maka nyeri saat menstruasi karena endometriosis dapat terjadi sejak beberapa hari sebelum menstruasi dan akan meningkat seiring dengan volume darah menstruasi. Beberapa perempuan bahkan sudah merasakan nyeri menstruasi yang parah sejak sepekan sebelum menstruasi. Selain itu, endometriosis juga umum ditandai dengan nyeri punggung bagian bawah dan pendarahan yang berat.
- Aktivitas seksual yang menyakitkan. Pertumbuhan endometrium di luar rahim dapat menyebabkan jaringan parut pada area panggul. Kemunculan jaringan parut ini kelak memicu rasa sakit yang hebat saat penetrasi dan setelah melakukan hubungan seksual.
- Nyeri panggul kronis. Selain mengganggu ritme aktivitas seksual, perkembangan jaringan parut akibat endometriosis juga dapat mengakibatkan nyeri panggul yang kronis saat menstruasi. Ginekolog dari John Hopkins, Mindy Christianson, M.D., mengungkap, kondisi ini dapat terjadi ketika jaringan parut sudah terbentuk dalam kurun waktu yang lama.
- Kista ovarium. Ovarium adalah organ reproduksi yang bertugas untuk memproduksi dan menyimpan sel telur serta menghasilkan hormon perempuan seperti estrogen dan progesteron. Nah, endometrium yang bertumbuh di ovarium akan menjadi endometrioma atau kista ovarium dan akan berkembang seiring dengan pergerakan waktu. Kista ini tentu perlu diangkat apabila sudah berukuran terlalu besar dan menimbulkan nyeri hebat.
- Ketidaksuburan. Cara membedakan nyeri menstruasi biasa dan endometriosis yang paling akurat adalah infertilitas atau ketidaksuburan. Gejala ini pada umumnya baru bisa diketahui setelah kamu menikah. Secara medis, ketidaksuburan diartikan sebagai tidak hamil dalam waktu satu tahun walaupun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi (laman John Hopkins University). Infertilitas dapat menjadi efek samping endometriosis akibat pertumbuhan jaringan parut, yang juga menyebabkan peradangan, pada tuba falopi. Seperti yang diketahui, tuba falopi adalah tempat pembuahan sel telur oleh sel sperma. Sejumlah penelitian juga menemukan bahwa endometriosis di area tuba falopi dapat menurunkan kualitas dan kuantitas sel telur dalam tubuh.
Baca Juga: Kenapa ya Sering Mual saat Sedang Menstruasi?
01 May 2019
19 Jun 2019
14 May 2019