Kenapa, ya, Kita Sering Jerawatan Menjelang Menstruasi?
Girls, apa kamu sering mendadak jerawatan saat premenstrual syndrome (PMS) atau pada waktu menjelang menstruasi? Kalau iya, kamu termasuk ke dalam kelompok 63 persen perempuan yang rentan berjerawat saat akan menstruasi, loh, sesuai dengan temuan dari sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Archives of Dermatology. Kira-kira apa, sih, penyebab jerawatan menjelang menstruasi atau yang biasa dikenal dengan jerawat hormonal ini? Yuk, cari tahu jawabannya dalam artikel ini!
Seperti apa jerawat hormonal?
Dokter Nicci diTrapano, MD, seorang ginekolog dalam situs Cleveland Clinic mengungkap, period acne atau jerawat hormonal sering kali membentuk benjolan yang lebih menyakitkan dan lebih dalam dibandingkan dengan komedo biasa di wajah. Meski begitu, jerawat hormonal umumnya tidak akan berkembang menjadi kering sebelum menghilang. Sebaliknya, jerawat tersebut akan terus ‘muda’ atau terasa lembut saat disentuh sampai hari pertama menstruasi kamu tiba.
Menurutnya, jerawat hormonal paling sering muncul di sepertiga bagian bawah wajah, seperti di area dagu dan garis rahang. Akan tetapi, benjolan kecil berisi minyak sebum ini juga bisa muncul di pipi, leher, sekitar mulut, bahkan di bahu dan punggung juga. Sementara itu, durasi kemunculan period acne akan bervariasi dan bergantung pada lamanya siklus menstruasi setiap perempuan.
Baca Juga: Mengenal SAHA Syndrome dan Ciri-cirinya!
Bagaimana jerawat hormonal muncul jelang menstruasi?
Mengutip seorang dokter obgyn di laman WebMD, paruh pertama siklus menstruasi seorang perempuan itu didominasi oleh hormon estrogen, dan paruh keduanya didominasi oleh hormon progesteron. Kadar kedua hormon ini nantinya akan turun ke tingkat terendah seiring dengan mendekatnya hari pertama menstruasi.
Di sisi lain, hormon pria (testosteron) yang secara alami ada dalam tubuh perempuan (dalam jumlah sedikit) tetap berada pada tingkat yang konstan sepanjang waktu. Hal ini tentunya membuat hormon testosteron bisa relatif lebih tinggi daripada kedua hormon perempuan saat menjelang menstruasi. Efek sampingnya adalah perubahan pada bagian kulit wajah.
Perubahan yang dimaksud di atas ialah meningkatnya produksi sebum, yaitu zat kental dan berminyak yang berfungsi sebagai pengatur kelembapan kulit wajah. Pada beberapa perempuan, pertumbuhan produksi sebum yang seharusnya melembapkan kulit wajah justru akan menciptakan kandungan minyak yang menumpuk di wajah dan memicu pertumbuhan bakteri P. acnes (bakteri penyebab pertumbuhan jerawat dan peradangan jelang menstruasi). Alhasil, jerawat bermunculan di area sepertiga bagian bawah wajah, seperti di area dagu dan garis rahang, dan kemudian disebut sebagai jerawat hormonal.