Pubertas Dini pada Anak, Apa Ya Penyebabnya?
Anak perempuan yang berusia 8 hingga 13 tahun akan melalui fase pubertas, peralihan dari masa kanak-kanak ke remaja. Namun, pada beberapa anak, pubertas ternyata bisa terjadi lebih cepat dari waktunya atau dalam bahasa medis disebut pubertas dini (pubertas prekoks).
Meski dianggap tidak membahayakan, akan tetapi masa puber yang terlalu awal bisa menjadi pertanda ada masalah serius yang dialami anak sehingga dikhawatirkan dapat berdampak pada kesehatan dan psikologisnya.
Apa yang dimaksud pubertas dini?
Pubertas dini merupakan kondisi di mana anak mengalami pubertas lebih awal dari usia seharusnya atau kurang dari 8 tahun. Pubertas dini dapat menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran tubuh, perubahan perkembangan kemampuan dan alat reproduksi, hingga perubahan perkembangan tulang dan otot tubuh anak. Kondisi ini terbilang cukup langka karena hanya terjadi pada 1 : 5.000 anak.
Nah, terdapat dua jenis pubertas dini yang bisa dialami anak, di antaranya:
Pubertas dini sentral
Pubertas jenis ini umum dialami anak dan ditandai dengan pelepasan (sekresi) hormon gonadotropin oleh kelenjar pituitari otak yang terlalu cepat. Pelepasan hormon ini mengakibatkan ovarium memproduksi hormon seksual sehingga memicu pubertas terjadi lebih awal.
Pubertas dini perifer
Berbeda dengan sebelumnya, pubertas dini perifer biasanya jarang terjadi. Meski jarang, tapi pubertas jenis ini tetap menunjukkan tanda, yaitu adanya produksi hormon seksual oleh organ reproduksi tanpa aktivitas kelenjar otak. Ini merupakan pertanda jika ada masalah di kelenjar adrenal, organ reproduksi, kelenjar tiroid yang tidak aktif, dan lainnya.
Apa saja ciri-ciri pubertas dini?
Adapun beberapa tanda atau ciri-ciri yang ditunjukkan jika mengalami pubertas dini adalah sebagai berikut:
- Menstruasi pertama sebelum usia 10 tahun.
- Payudara mulai tumbuh sebelum usia 7 atau 8 tahun.
- Mengalami growth spurt sebelum usianya memasuki 7 – 8 tahun.
- Mulai mengalami keputihan, berat badan naik, pinggul membesar.
- Rambut di ketiak dan area kewanitaan menjadi lebat.
- Sejak menstruasi pertama, tinggi badannya meningkat drastis (5 cm-7,5 cm per tahun).
Kenapa ya anak bisa alami pubertas dini?
Ada beberapa penyebab yang membuat anak bisa mengalami pubertas dini, yakni:
- Depresi dan stres
Masalah kesehatan mental yang terjadi pada anak seperti stres dan depresi yang berkepanjangan disinyalir menjadi pemicu terjadinya pubertas dini. Ini akibat dari efek stres dan depresi yang dialami anak sehingga memengaruhi hormon di tubuhnya.