Ingin Tubektomi? Pelajari Efek Sampingnya Dulu, yuk!
Bisa dibilang, tubektomi adalah metode kontrasepsi yang paling efektif untuk mencegah kehamilan. Soalnya, prosedur ini bersifat permanen dan mengikat. Meski begitu, tubal ligation atau tubektomi memiliki segelintir efek samping bagi penerimanya. Apa itu tubektomi dan apa saja risikonya? Yuk, cari tahu jawabannya!
Sekilas tentang tubektomi
Tubektomi adalah metode kontrasepsi yang memotong atau menutup tuba fallopi yang lebih kita kenal sebagai saluran indung telur. Bagian ini merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dan rahim. Dengan begitu, sel-sel telur tidak akan bisa dibuahi oleh sel sperma setelah tubektomi dilakukan.
Bagaimana tubektomi dilakukan?
Pada dasarnya, proses bedah tuba fallopi itu akan memblokir saluran indung telur pasien. Hanya saja, prosedur ini dapat dilakukan dalam beberapa teknik.
Teknik yang paling umum adalah laparoskopi atau pembedahan menggunakan alat medis dan gas (udara). Kalau kamu memilih cara ini, kamu akan mendapat anestesi (bius) lokal sebelum dokter menyayat kecil bagian bawah perutmu.
Setelah itu, dokter akan memompa udara ke area sayatan itu kemudian memasukkan laparoskop (alat peneropong rongga perut) yang sudah dibekali dengan pisau kecil. Pisau kecil di ujung alat tersebutlah yang akan menutup atau memotong sebagian kecil saluran indung telur kamu. Proses bedah kecil ini biasanya hanya memakan waktu 20–30 menit.
Teknik lain untuk tubektomi adalah minilaparotomy yang dilakukan setelah melahirkan; baik itu melalui proses melahirkan vaginal ataupun caesar.
Keuntungan tubektomi
Tertutup atau terpotongnya saluran indung telur tentu membuat proses pembuahan sel telur oleh sperma menjadi mustahil. Sebab, kedua sel-sel reproduksi itu tidak memiliki titik temu lagi. Inilah kenapa tubektomi layak disebut sebagai metode kontrasepsi yang paling efektif. Di samping itu, tubal ligation juga punya keuntungan seperti:
- Bebas konsumsi obat-obatan atau asupan suntikan secara berkala,
- Kemungkinan hamil hanya 1 dari 200 perempuan atau kurang dari 1%,
- Tidak mengganggu hormon, dan
- Mengurangi risiko terkena kanker ovarium.
Efek samping tubektomi
Sejumlah keunggulan tubal ligation yang sudah dijelaskan di atas mungkin membuat kamu semakin ingin tubektomi. Namun sebelum itu, pahami dulu beberapa efek sampingnya, yuk.
Permanen
Jika kamu sudah berkeinginan bulat untuk tidak hamil (lagi), poin ini tentunya menjadi sebuah keuntungan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, mungkin saja ada prinsip atau pola pikir yang ingin kamu ubah; tak terkecuali memiliki anak.
Kalau kamu sudah tubektomi, hal tersebut tidak akan mungkin terjadi kecuali kamu melakukan pembedahan ulang, yang tentunya memakan biaya dan usaha yang tidak sedikit. Sementara itu, data menunjukkan bahwa 25% dari perempuan berusia di bawah 30 tahun merasakan penyesalan setelah melakukan tubektomi. Maka, kamu perlu memikirkan baik-baik sebelum melakukan prosedur kontrasepsi ini. Sejumlah dokter obgyn juga merekomendasikan perempuan untuk melakukan tubektomi di atas usia 30 tahun.
Memiliki risiko tertular penyakit seksual
Biarpun saluran indung telur kamu sudah tertutup, kondisi ini tidak serta merta melindungi kamu dari penyakit menular seksual, ya. Oleh sebab itu, kamu tetap perlu waspada dari penyakit menular seksual, terutama HIV/AIDS setelah operasi nanti.
Meningkatkan risiko kehamilan etopik
Kasus kehamilan pasca tubektomi memang kejadian yang sangat langka. Namun bila sampai terjadi, kehamilan itu biasanya akan terjadi di saluran indung telur, alih-alih rahim. Kondisi ini tentu dapat membuat saluran tersebut pecah seiring dengan pertumbuhan embrio menjadi janin. Mau tak mau, perempuan dengan kondisi ini harus melalui tahap operasi untuk mengangkat janin tersebut.