Selain Telat Datang Bulan, Ini Dampak Stres pada Perempuan
Stres bisa terjadi pada siapa saja tanpa pandang bulu. Tua atau muda, laki-laki atau perempuan, semua bisa mengalami stres. Ini berarti siapa pun juga bisa terkena dampak stres yang merugikan.
Namun, pada perempuan, dampak stres yang merugikan ternyata lebih banyak dan kompleks. Dampak-dampak ini tidak akan dialami oleh selain perempuan, lho. Apa saja? Berikut Laurier rangkum daftarnya!
Masalah Kulit atau Jerawat
Mungkin sudah banyak yang mendengar kalau kemunculan jerawat sering dikaitkan dengan stres. Memang ada benarnya sih, Girls. Beban pikiran berlebih bisa memengaruhi kondisi kulit. Soalnya, stres bisa meningkatkan kadar hormon kortisol dan androgen yang diproduksi tubuh. Peningkatan hormon-hormon tersebut kemudian akan memicu produksi minyak berlebih pada kulit sehingga bisa berujung pada timbulnya jerawat ataupun masalah kulit lain.
Menstruasi Tidak Teratur
Stres bisa membuat bagian otak yang disebut dengan hipotalamus terganggu. Padahal, salah satu peran penting hipotalamus adalah mengatur siklus menstruasi. Kalau fungsi atau kinerjanya terganggu, otomatis siklus menstruasi bakal ikut terganggu juga. Produksi hormon-hormon yang berperan dalam siklus menstruasi jadi enggak seimbang sehingga menstruasi tidak teratur. Menstruasi tidak teratur yang dimaksud di sini bukan hanya telat datang bulan atau berubahnya siklus menstruasi, melainkan juga bisa berupa berkurangnya volume darah atau lama masa menstruasi.
Gejala PMS Makin Parah
Bayangkan betapa mengganggunya masa-masa premenstrual syndrome atau PMS yang biasa kamu alami. Banyak banget gejala atau keluhan yang biasa muncul saat PMS. Mulai dari mood berubah, perasaan lebih sensitif, nafsu makan melonjak, kepala sakit atau pusing, gairah seksual meningkat, hingga payudara nyeri. Nah, kalau di saat yang bersamaan kamu sedang mengalami stres, ternyata gejala dan keluhan PMS itu bisa jadi makin berat. What a nightmare!
Penurunan Tingkat Kesuburan
Dampak stres pada perempuan yang satu ini sangat perlu diwaspadai, khususnya kalau kamu sudah menikah dan ingin merencanakan kehamilan. Stres meningkatkan kadar enzim alpha-amilase selama siklus menstruasi. Hal ini memicu terganggunya kesuburan perempuan sehingga kehamilan sulit terjadi. Dengan kata lain, peluang terjadinya kehamilan pada perempuan yang sedang mengalami stres akan rendah.
Kelahiran Prematur
Ada satu kondisi yang biasanya membuat perempuan jadi lebih rentan mengalami stres, yaitu saat hamil. Fase kehamilan memang cukup challenging karena seorang perempuan dituntut untuk memikirkan kesehatan dirinya sendiri sekaligus kesehatan janin di kandungan dalam satu waktu. Belum lagi, ibu hamil juga harus beradaptasi dengan banyaknya perubahan yang terjadi. Maka, ibu hamil yang mudah khawatir itu sebetulnya wajar dan dan dapat dipahami.
Namun, jika enggak dikelola dengan baik dan dibiarkan berkelanjutan atau terjadi terus menerus, kekhawatiran tersebut dapat berubah menjadi stres berlebih yang membahayakan kehamilan. Stres pada perempuan yang sedang hamil bisa berdampak buruk pada kesehatan dan pertumbuhan janin. Akibatnya, risiko kelahiran prematur atau bayi dengan berat badan rendah pun meningkat.
Kamu tentu enggak mau mengalami hal-hal di atas kan, Girls? Biar terhindar dari berbagai dampak stres pada perempuan itu, Laurier menyarankan kamu untuk belajar mengelola stres dengan baik dan sebisa mungkin meminimalkan pemicunya. Saat menstruasi datang, misalnya. Biar enggak stres karena khawatir "bocor" atau "tembus" melulu, kamu bisa pakai pembalut Laurier. Pembalut Laurier telah terdaftar sebagai merk pembalut yang aman dan terdiri dari berbagai jenis. Tinggal pilih jenis pembalut Laurier yang sesuai kebutuhan dan kamu pun bisa bebas beraktivitas seharian tanpa dihantui perasaan khawatir!