ask dr laurier

Punya pertanyaan seputar kewanitaan dan Menstruasi?

Mengenal PMDD, Si Gangguan Mood saat Menstruasi Selain PMS

Mengenal PMDD, Si Gangguan Mood saat Menstruasi Selain PMS

21 Jun 2022

Mengenal PMDD, Si Gangguan Mood saat Menstruasi Selain PMS

Kalau membicarakan soal gangguan atau efek samping menstruasi, hal pertama yang terpikir oleh kamu dan banyak perempuan lain pasti PMS. Soalnya, kondisi ini menyerang sebagian besar perempuan di masa menstruasi. Akan tetapi, ada sepuluh persen dari populasi perempuan yang mengalami gangguan mood lain saat menstruasi, lho! Namanya PMDD. Apa itu? Yuk, simak ulasan lengkapnya dalam artikel ini.

Mengenal PMDD

Premenstrual dysphoric disorder adalah bentuk ekstrem dari premenstrual syndrome (PMS). Jadi, gangguan mood PMDD akan membuat seorang perempuan merasakan kembung, sakit kepala, juga nyeri payudara satu–dua pekan sebelum menstruasi dan dibarengi dengan kecemasan yang parah, depresi, dan perubahan suasana hati.

Kondisi PMDD, seperti PMS, akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari setelah menstruasi dimulai. Hanya saja, gangguan-gangguan mood tersebut bisa cukup menghambat hari-hari pengidapnya. Asosiasi Internasional untuk Gangguan Pramenstruasi (IAPMD) mengestimasikan ada 15% perempuan dengan PMDD yang mencoba bunuh diri sekali dalam hidupnya.

Penyebab Premenstrual dysphoric disorder

Hingga saat ini, para ahli kesehatan masih belum tahu pasti mengapa ada sedikit perempuan yang mengalami Premenstrual dysphoric disorder. Hipotesis terkini mereka, gangguan mood ini dipicu oleh penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron setelah ovulasi dan sebelum periode menstruasi.

Pergerakan kedua hormon tersebut sebetulnya terjadi secara alami pada semua perempuan. Namun, keduanya akan memengaruhi zat kimia otak bernama neurotransmitter yang memproduksi serotonin dan dopamin; yaitu dua senyawa kimia yang mengatur suasana hati, kesedihan, kecemasan, dan masalah tidur seseorang.

Menariknya, sebuah jurnal penelitian dalam National Library of Medicine menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara volume hormon estrogen dan progesteron yang turun pada orang dengan PMDD dan tidak. Oleh karena itu, para ahli medis berasumsi jika faktor genetik juga menjadi salah satu pemicu PMDD pada sebagian kecil perempuan.

Gejala-Gejala Premenstrual dysphoric disorder

Mengutip Medical News Today dan Cleveland Clinic, gejala atau tanda Premenstrual dysphoric disorder dapat berupa:

  • depresi berat, kecemasan, dan lekas marah;
  • serangan panik;
  • perubahan suasana hati yang parah;
  • sering menangis;
  • kehilangan minat pada aktivitas dan orang-orang lain;
  • sulit berkonsentrasi;
  • kelelahan dan kehabisan energi; sampai
  • depresi dan pikiran untuk bunuh diri.

Cara Mengatasi Premenstrual dysphoric disorder

Lalu, apakah pengidap PMDD bisa mengatasi sendiri gangguan mood itu? Tenang saja, orang dengan Premenstrual dysphoric disorder dapat melakukan beberapa pengobatan mandiri dan perawatan diri di rumah seperti berikut untuk membantu meringankan perasaan depresi menjelang menstruasi:

Olahraga.

Melakukan aktivitas fisik di kala tubuh sedang mengalami gejala PMS (dan PMDD) rasa-rasanya akan sangat melelahkan. Akan tetapi, berolahraga ringan – seperti berjalan kaki, melakukan peregangan, atau berlatih yoga – selama 30 menit dalam sehari saja bisa membantu meringankan gejala depresif, lho.

Relaksasi.

Cara lain yang dapat dicoba untuk mengatasi PMDD adalah relaksasi, seperti relaksasi otot progresif, latihan pernapasan, meditasi, pijat, menghidu aromaterapi, hingga menulis jurnal. Trik-trik sederhana ini dinilai mampu mengurangi gejala depresif sebelum masa menstruasi datang.

Bantuan emosional.

Apa pun sumber depresi seseorang, membaginya ke orang lain bisa membantu kurangi perasaan depresif yang dirasa oleh pengidap PMDD. Karena itu, orang dengan Premenstrual dysphoric disorder dapat meminta keluarga atau kerabat untuk mendengarkan cerita, menemani ketika merasa sendiri, membantu carikan distraksi saat merasa depresi, atau menawarkan bantuan untuk menemui terapis.

Atur pola makan.

Tips lain untuk mengatasi PMDD bisa juga dengan mengatur pola makan. Pengidap gangguan mood ini sebaiknya mulai mengonsumsi makanan yang seimbang serta membatasi asupan gula, lemak, garam, karbohidrat olahan, dan alkohol.

Berobat ke dokter.

Cara terakhir untuk mengatasi PMDD adalah melakukan kunjungan ke dokter. Bantuan dari tenaga profesional ini nantinya dapat berupa kontrasepsi hormonal atau obat antidepresan, yang tentunya disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.

Demikianlah ulasan mengenai PMDD si gangguan mood menstruasi selain PMS. Dengan begitu, kita dapat menyimpulkan bahwa efek samping pramenstruasi satu ini dipicu oleh penurunan hormon dan faktor genetika. Meski hanya terjadi pada segelintir perempuan, tidak ada salahnya buat kamu untuk menjaga pola hidup dan makan yang sehat agar terhindar dari masalah kesehatan ini, ya.

Laurier Relax Night

Selain itu, untuk memberi kamu perlindungan tidur bebas bocor hingga 10 jam, kamu juga bisa menggunakan Laurier Relax Night yang sudah dilengkapi dengan inti penyerap instan dan pelindung belakang lebar dengan struktur bebas celah. Niscaya, tidur malam kamu akan terbebas dari kebocoran sampai 10 jam, dalam posisi tidur apa pun!

Related Articles

Healthy Mind
16 May 2019

Aku Bossy Nggak, sih?

Semua orang pasti nggak suka sama orang yang bossy. Bener nggak, Girls? Ups, jangan-jangan kamu term...
Healthy Mind
12 Dec 2019

3 Ways to Be Yourself!

Memang bukan hal yang mudah untuk bersosialisasi saat ini. Selain kegemaran yang sama, pandangan yan...
Healthy Mind
20 Nov 2019

Sulap Sedih Jadi Happy

Di usia remaja, karena pengaruh hormon, kontrol emosi pun jadi nggak stabil. Akibatnya, mood atau su...