Yuk, Bedah Mitos-Mitos Seputar Selaput Dara!
Mitos 2: Bentuk selaput dara semua wanita sama
Serupa dengan beberapa bagian lain organ reproduksi wanita, selaput dara juga tidak selamanya sama antara satu wanita dengan wanita lain. Mengutip dari laman Natural Cycles, beberapa wanita memiliki bentuk selaput dara yang mungkin lebih besar daripada wanita lain. Beberapa wanita juga memiliki hymen dengan variasi bentuk lubang; ada yang bundar seperti donat, ada yang seperti bulan setengah.
Oleh sebab itu, tidak ada standar “normal” dalam hal bentuk selaput dara. Apa yang normal bagi tubuhmu belum tentu normal juga di tubuh wanita lain. Satu hal yang mesti kamu tahu, meyakini bahwa selaput dara harus terlihat dengan bentuk tertentu adalah sebuah kesalahpahaman yang berbahaya bagi kesehatan kamu.
Mitos 3: Selaput dara yang utuh adalah tanda keperawanan
Mitos satu ini mungkin jadi kesalahpahaman tentang selaput dara yang paling sering kamu dengar di masyarakat. Kenyataannya, seperti yang telah dibahas sebelumnya, selaput dara setiap wanita itu berbeda-beda bentuk, ukuran, serta ketebalannya.
Seiring berjalannya waktu, selaput dara seorang wanita juga bisa meregang atau “sobek” karena aktivitas sehari-hari, seperti senam, mengendarai sepeda, menunggang kuda, memanjat, berolahraga yang berat, ataupun pap smear. Jadi, keadaan selaput dara seorang perempuan itu tidak ada hubungannya dengan keperawanan, ya!
Pada tahun 2019, Perguruan Tinggi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Amerika Serikat (ACOG) juga sudah mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak akan memberikan panduan tes tentang keperawanan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa manusia tidak bisa mengetahui apakah seorang wanita sudah pernah berhubungan seksual atau belum hanya dengan melihat vagina (dan selaput daranya) saja.
Baca Juga: Benarkah Selaput Dara Sobek Tanda Tidak Perawan?