Gangguan Menstruasi Oligomenorea, Apa Tanda dan Pemicunya?
Girls, tahukah kamu, kalau periode menstruasi normal pada seorang wanita berkisar antara 21 – 35 hari. Nah, apabila kamu tidak mengalami menstruasi lebih dari 35 – 90 hari, bisa jadi dikarenakan stres atau adanya gangguan lain, salah satunya oligomenorea.
Apa itu oligomenorea?
Pengertian Oligomenorea
Oligomenorea merupakan gangguan menstruasi yang membuat penderitanya hanya mengalami menstruasi sebanyak 6 – 8 kali dalam setahun. Biasanya, oligomenorea kerap terjadi pada masa subur. Selama mengalami kondisi ini, darah yang dikeluarkan pun tidak dapat diprediksi. Bisa lebih banyak atau malah lebih sedikit dari biasanya.
Umumnya, kondisi ini seringkali dialami oleh remaja di awal menstruasi, yakni 2 – 3 tahun setelah mereka mendapatkan menstruasi pertamanya. Meski demikian, kondisi ini sebenarnya wajar terjadi karena dampak dari hormon yang tidak stabil di masa pubertas.
Baca Juga: PCOS pada Remaja, Apakah Berbahaya?
Penyebab Oligomenorea
Melansir dari Clevelandclinic.org, kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya oligomenorea adalah sebagai berikut:
- PCOS: Kondisi yang membuat tubuh memproduksi lebih banyak hormon androgen sehingga mengganggu ovulasi.
- Cushing’s syndrome: Kondisi di mana kadar hormon kortisol di tubuh terlalu tinggi sehingga menyebabkan hormon menjadi tidak seimbang dan memengaruhi siklus menstruasi.
- Eating disorders: Mengalami gangguan makan seperti anoreksia nervosa yang mengakibatkan menstruasi menjadi tertunda.
- Diabetes: Mengidap diabetes sehingga memengaruhi siklus menstruasi dan membuat menstruasi menjadi lebih lama atau banyak.
- Hyperthyroidism: Gangguan kesehatan yang terjadi saat kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid (triiodothyronine dan thyroxine) secara berlebihan. Efeknya menyebabkan siklus menstruasi menjadi terganggu.