Tingkat Keberhasilan Terapi Progestin Obati Endometriosis
Girls, kamu pasti pernah dengar tentang endometriosis kan? Endometriosis adalah kondisi gangguan kesehatan akibat jaringan uterus yang tumbuh di luar rahim. Saat ini, endometriosis diidap oleh 10% perempuan berusia produktif. Seorang pengidap endometriosis akan merasakan nyeri yang luar biasa, sehingga sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, dan akhirnya menurunkan kualitas hidup karena nggak bebas beraktivitas. Sampai saat ini, kondisi endometriosis diobati dokter dengan terapi hormonal, yaitu berupa pil yang mengandung hormon progesteron.
Tapi sayangnya, proses pengobatan ini nggak selalu berhasil, Girls. Sebagian pengidap mengalami perbaikan kondisi, sedangkan sebagian lagi tetap mengalami kesakitan yang berkepanjangan. Fakta ini membuat para peneliti terdorong ingin mengetahui penyebab dari situasi yang berbeda tersebut.
Para peneliti dari Yale School of Medicine, di New Haven, Amerika, akhirnya menemukan jawaban, dan sudah melaporkan hasil penelitian mereka melalui edisi online Journal of Clinical Endocrinology Metabolism, yang di-update pada awal November 2018. Menurut para peneliti, tingkat keberhasilan yang berbeda-beda pada pengobatan dengan terapi progestin itu sangat tergantung pada keberadaan progesteron receptor (PR) pada endometriosis. Kalau lesi endometriosis memiliki PR, maka terapi progestin yang dilakukan akan efektif mengobati endometriosis.
Kesimpulan ini didapat para peneliti setelah menguji kondisi PR lesi endometriosis dari 52 responden yang menjalani evaluasi bedah akibat endometriosis, di Rumah Sakit Yale New Haven. Para peneliti menemukan hubungan yang signifikan antara status PR dan respons terhadap progestin yang ditambahkan ke dalam tubuh melalui pil. Responden yang punya lesi endometriosis dengan PR-positif bisa merespons progestin secara optimal, sementara responden dengan lesi endometriosis ber-PR negatif membutuhkan tambahan, selain hormon progesteron untuk mengatasinya.
Berdasarkan temuan ini, para peneliti menyarankan supaya endometriosis ditangani sesuai kondisi individual, dengan memastikan keberadaan PR seorang pengidap. Hal ini perlu dilakukan supaya endometriosis bisa tertangani dengan pasti. Sedangkan, menentukan PR lesi endometriosis masih dilakukan para peneliti dengan cara analog seperti mengukur status reseptor progesteron pada kanker payudara.
Nah, ternyata pengobatan endometriosis dengan terapi progestin itu tergantung sama status PR setiap pengidapnya ya, Girls! So, metode ini belum tentu berhasil pada semua pengidap endometriosis kalau nggak ditangani sesuai kondisi tiap individunya.
Yuk, share artikel ini ke teman-temanmu yang lain, supaya mereka juga bisa tau tentang info ini!