Normalkah Jika Tidak Bisa Orgasme saat Berhubungan Seksual?
- Faktor emosional. Permasalahan dengan pasangan juga bisa menyebabkan seorang perempuan mengalami anorgasmia. Faktor emosional ini termasuk pada kurangnya keintiman emosional, konflik yang belum terselesaikan, komunikasi yang buruk tentang kebutuhan dan preferensi seksual, perselingkuhan, kekerasan pasangan, atau disfungsi seksual pasangan seperti laki-laki yang mengalami disfungsi ereksi.
- Faktor fisik. Sejumlah penyakit, perubahan fisik, hingga obat-obatan tertentu dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk orgasme. Faktor fisik ini termasuk pada memiliki diabetes, kandung kemih yang terlalu aktif, melakukan atau pernah melakukan perawatan ginekologi (seperti histerektomi atau operasi kanker), mengonsumsi obat-obatan (seperti obat tekanan darah, antidepresan, antihistamin, dan lainnya), kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol, hingga perubahan tubuh yang berkaitan dengan usia (menopause dan lainnya).
Beberapa perempuan yang mengalami anorgasmia juga diyakini mungkin memiliki satu atau beberapa masalah seksual terkait, seperti masalah dengan gairah seksual, sedikit atau tidak ada keinginan untuk berhubungan seksual, merasa sakit akibat hubungan seksual atau rangsangan seksual lainnya, kekeringan pada vagina atau vulva, ataupun vaginismus.
Baca Juga: 4 Fobia yang Bikin Takut Berhubungan Seksual
Normalkah jika tidak bisa orgasme?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, persentase perempuan yang tidak bisa orgasme saat berhubungan seksual itu relatif tinggi, yaitu di atas 30 persen. Studi lain juga menemukan bahwa 1 dari 3 perempuan tidak pernah orgasme saat berhubungan seksual penetrasi, dan ini adalah hal yang umum dan normal.
Penelitian tersebut juga mengatakan, mayoritas perempuan itu dapat orgasme dengan mudah karena rangsangan klitoris, alih-alih rangsangan vaginal (penetrasi langsung). Jika disimpulkan, perempuan yang tidak bisa orgasme saat berhubungan seksual itu hal yang normal.
Namun jika merasa tidak nyaman atau ingin mengatasi kondisi tersebut, perempuan yang mengalami anorgasmia dapat meminta pasangannya untuk membantu mendapatkan rangsangan seksual yang dibutuhkan sebelum dan selama penetrasi. Menurut riset, perempuan membutuhkan sekitar 20 menit dari rangsangan pertama untuk mencapai orgasme.
Selain itu, komunikasi juga dapat menjadi kunci pencapaian orgasme. Jadi, perempuan yang mengalami anorgasmia dapat juga berusaha untuk menyampaikan hal-hal yang mengganggunya serta hal-hal yang diinginkannya dalam berhubungan seksual. Jika masalah anorgasmia masih berlanjut, cobalah untuk melakukan konsultasi dengan dokter obgyn, psikolog, atau psikiater untuk mencari tahu akar masalah dan mengobati kondisinya.
Kamu juga bisa bertanya ke Ask dr. Laurier terkait masalah kesuburan, siklus menstruasi, kesehatan organ reproduksi, hingga kehamilan yang akan dijawab oleh dokter obgyn yang sudah berpengalaman.