Apakah Kehamilan Anak Kembar Bisa Direncanakan?
Merencanakan Kehamilan Anak Kembar
Berdasarkan penjelasan di atas, probabilitas konsepsi anak kembar secara alami paling mungkin terjadi pada wanita dengan ibu atau pendahulu yang juga kembar. Sementara laki-laki kembar atau dari keturunan kembar tidak selalu bisa menghasilkan anak atau keturunan kembar pula.
Lalu bagaimana dengan kehamilan anak kembar yang direncanakan? Melansir dari laman Healthline, pasangan suami istri yang ingin memiliki keturunan kembar dapat melakukan salah satu dari dua teknologi reproduksi buatan berikut ini.
IUI
Intrauterine insemination (IUI) atau inseminasi intrauterin adalah perawatan kesuburan yang menempatkan sperma langsung ke dalam rahim wanita. Prosedur ini memang tidak secara langsung meningkatkan peluang seorang wanita untuk memiliki anak kembar. Meski begitu, beberapa obat perangsang ovulasi atau juga hormon perangsang folikel (FSH) yang digunakan dalam prosedur ini dapat meningkatkan peluang kehamilan anak kembar.
Obat-obatan perangsang ovulasi ataupun hormon perangsang folikel yang diberikan pada wanita yang melakukan prosedur ini dapat memicu produksi beberapa sel telur yang dilepaskan pada waktu bersamaan. Jika sel-sel tersebut berhasil dibuahi, konsepsi anak kembar pun dapat terjadi.
IVF
In vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung adalah perawatan kesuburan yang menyatukan sperma dan sel telur di luar tubuh (laboratorium khusus) hingga menjadi embrio sebelum dipindahkan ke dalam rahim. Laman Healthline menerangkan bahwa salah satu faktor utama IVF bisa meningkatkan keberhasilan konsepsi anak kembar adalah jumlah embrio yang dapat pasangan suami istri putuskan untuk ditransfer ke dalam rahim.
Jika kamu dan pasangan memutuskan untuk memindahkan dua atau lebih embrio hasil bayi tabung ke dalam rahim dan keduanya berhasil berkembang, kamu dan pasangan bisa mendapatkan bayi kembar (dua atau lebih). Menurut riset, tingkat keberhasilan kehamilan kembar dengan prosedur IVF dan embrio segar adalah 12,1% untuk wanita di bawah usia 35 tahun, dan 9,1% untuk wanita usia 35–37 tahun.
Kemajuan teknologi saat ini memang sudah bisa mendukung keinginan pasangan suami istri yang ingin merencanakan kehamilan anak kembar. Walau begitu, mengandung anak kembar punya risiko komplikasi yang tinggi untuk sang ibu. Contoh komplikasi yang dimaksud adalah preeklampsia dan diabetes gestasional.
Untuk itu, ada baiknya kamu melakukan konsultasi mendalam dengan dokter obgyn terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memiliki anak kembar melalui prosedur medis. Kamu juga bisa mengajukan pertanyaan seputar kesuburan, kehamilan, kesehatan genital, hingga siklus menstruasi di Ask dr. Laurier yang akan dijawab oleh dokter yang sudah tersertifikasi dan berpengalaman.