ask dr laurier

Punya pertanyaan seputar kewanitaan dan Menstruasi?

Apa itu Surrogate Mother atau Ibu Pengganti?

Apa itu Surrogate Mother atau Ibu Pengganti?

22 Feb 2022

Apa itu Surrogate Mother atau Ibu Pengganti?

Apakah kamu pernah dengar istilah surrogate mother atau ibu pengganti? Yap, beberapa waktu lalu istilah ini sempat happening pas Priyanka Chopra dan Nick Jonas kasih tahu kalau mereka punya bayi melalui metode surrogate mother. Apa sih yang dimaksud dengan surrogate mother dan apa boleh dilakukan di Indonesia? Baca artikel sampai selesai ya, girls! 

Istilah surrogate mother sebenarnya bukan sebuah hal baru. Istilah ini merujuk pada wanita lain yang meminjamkan rahimnya untuk membantu pasangan mendapatkan keturunan. Si “Ibu pengganti” akan mengandung melalui proses inseminasi buatan dengan bantuan sperma sang ayah. 

“Ibu pengganti” akan membawa bayi di rahimnya hingga lahir. Pertanyaannya, apakah si anak nanti akan memiliki gen dari “ibu pengganti”? Melansir WebMD, gak ada ikatan genetik dari sang ibu pengganti dengan sang bayi karena sel telur yang digunakan bukanlah miliknya.

Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi kenapa orang memilih menggunakan metode “ibu pengganti”. Salah satu di antaranya yaitu karena adanya masalah medis di rahim. Selain itu, ada juga wanita yang sedang menjalani histerektomi yang menyebabkan rahim harus diangkat. Alasan lainnya yaitu karena memiliki kondisi yang membuat kehamilan jadi berisiko, misalnya penyakit jantung parah. Ada juga alasan karena usia lanjut atau tak ingin memiliki keturunan karena ada masalah di status pernikahan.

Apapun alasannya, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan jika ingin menggunakan “ibu pengganti”. Antara lain yaitu memastikan usianya minimal 21 tahun, pernah melahirkan bayi yang sehat, serta sehat secara mental.

Menurut American Society for Reproductive Medicine, “ibu pengganti” harus menjalani pemeriksaan medis untuk memeriksa kemungkinan mereka dapat mengandung dengan sehat. Organisasi tersebut menyarankan para ibu pengganti melakukan screening terlebih dahulu terkait penyakit menular seperti sifilis, gonore, klamidia, HIV, cytomegalovirus, dan hepatitis B dan C.

Selain itu, mereka yang menjadi “ibu pengganti” juga harus dipastikan kebal terhadap beberapa penyakit seperti campak, rubella, dan cacar air. Gak cuma itu, “ibu pengganti” juga perlu menandatangani perjanjian mengenai peran dan tanggung jawab mereka selama masa kehamilan, seperti perawatan prenatal dan persetujuan untuk menyerahkan sang bayi setelah lahir. Wah, lumayan ribet ‘kan persyaratannya?

Jenis surrogate mother

Surrogate mother

Surrogate mother atau “ibu pengganti” sebenarnya sudah lumrah dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa tentunya dengan syarat perjanjian khusus. Hal ini dilakukan agar masyarakat gak seenaknya menggunakan cara ini untuk memperoleh keturunan. Ada dua jenis surrogate yang bisa dilakukan, yaitu gestational surrogacy, yaitu sewa rahim saja dan genetic surrogacy, yaitu sewa rahim dengan sel telurnya.

Dalam dunia medis, tren meminjamkan rahim dikenal dengan istilah fertilisasi-in-vitro, yaitu pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam tabung petri, yang dilakukan oleh petugas medis, kemudian ditanamkan ke uterus. 

Dalam sejarahnya, proses bayi tabung pertama kali dilakukan oleh dokter asal Inggris, yaitu Robert G Edwards dan Patrick Steptoe pada tahun 1970-an. Namun, saat itu masih banyak ditentang oleh kalangan dokter dan pemuka agama, karena dianggap mengambil peran Tuhan dalam proses penciptaan manusia.

Kini tren bayi tabung sudah marak dan berkembang hingga menciptakan surrogate mother. Meski tingkat keberhasilannya gak terlalu besar, tetapi prosedur ini banyak diminati oleh pasangan suami istri yang ingin segera memiliki momongan, atau yang sudah lama menikah tetapi belum juga diberikan buah hati. Pertanyaannya boleh gak sih warga Indonesia melakukan metode surrogate mother? 

Landasan hukum surrogate mother

Surrogate mother

Praktik surrogate mother tergolong metode atau upaya kehamilan di luar cara yang alamiah. Dalam hukum Indonesia, praktik ini secara implisit gak diperbolehkan. Dalam Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (“UU Kesehatan”) diatur bahwa upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah.

Jadi, yang diperbolehkan oleh hukum Indonesia adalah metode pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang sah yang ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal. Metode ini dikenal dengan metode bayi tabung.

Jadi apapun metode atau upaya kehamilan di luar cara alamiah selain yang diatur dalam Pasal 127 UU Kesehatan, termasuk ibu pengganti, secara hukum gak bisa dilakukan di Indonesia.

Hal lain yang penting diperhatikan dalam masalah ini adalah hak-hak anak yang terlahir dari ibu pengganti gak boleh terabaikan, khususnya hak identitas diri yang dituangkan dalam akta kelahiran. Hal ini diatur dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Apabila terjadi perselisihan antara ibu si anak dengan si ibu pengganti, maka penyelesaiannya harus mengedepankan prinsip kepentingan terbaik bagi si anak.

Setelah berkenalan dengan apa itu surrogate mother atau ibu pengganti, tentu sudut pandang kamu terhadap dunia kehamilan jadi semakin luas. Apapun metode yang kamu lakukan untuk memperoleh keturunan, pastikan kamu sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik ya. Mulai dari proses awalnya hingga nanti kelak si anak lahir. Hal terpenting lainnya yaitu kamu perlu ingat untuk selalu menjaga kesehatan baik mental maupun fisik ya, girls!

Satu hal lagi, buat kamu yang sudah melahirkan dan memasuki masa nifas, gunakan produk yang nyaman ya. Sebagai rekomendasi, gunakan Laurier Celana Menstruasi. Produk ini memiliki proteksi 360° bebas bocor hingga ke pinggul. Bahan yang tipis dan selembut celana dalam katun biasa bikin kamu nyaman. Tambah nyaman dengan ukuran yang fit mengikuti tubuh badan dengan karet pinggang yang fleksibel.

Related Articles

Motherhood
08 Aug 2023

Apakah Kehamilan Anak Kembar Bisa Direncanakan?

Banyak orang mengatakan, memiliki anak kembar itu ada hubungannya dengan garis keturunan kembar dala...
Motherhood
17 Jul 2020

Tips Basmi Bekas Jerawat Setelah Melahirkan

Pasca melahirkan, pasti kamu happy banget kan? Setelah menunggu selama 9 bulan, akhirnya kamu bisa b...
Motherhood
17 Dec 2020

Manfaat dan Risiko Seks Saat Menstruasi

Banyak yang menabukan atau mungkin takut melakukan hubungan seksual saat menstruasi. Enggak heran ka...