Benar Gak Sih Stres Berpengaruh ke Siklus Menstruasi?
Pernah gak kamu merasa stres banget sampai-sampai berpengaruh ke kondisi kesehatan? Mulai dari malas makan, susah tidur, hingga jadwal menstruasi jadi gak teratur. Nah, sebenarnya betul gak sih stres itu bisa berdampak ke menstruasi juga? Cari tahu jawabannya di artikel ini ya.
Apa itu stres
Stres adalah reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi ancaman, tekanan, atau suatu perubahan. Stres juga bisa terjadi karena situasi atau pikiran yang membuat kita sering merasa putus asa, gugup, marah, atau bersemangat.
Situasi ini biasanya akan memicu respon tubuh, baik secara fisik dan mental. Respon tubuh terhadap stress ini bisa berupa napas dan detak jantung yang jadi jauh lebih cepat, otot jadi kaku, dan tekanan darah meningkat.
Stres yang berkepanjangan juga bisa mengganggu kesehatan fisik serta melemahkan daya tahan tubuh. Selain itu, stress juga bisa menimbulkan gangguan di sistem pencernaan dan sistem reproduksi. Stres yang berkepanjangan juga bisa menyebabkan gangguan tidur.
Jenis-jenis stres
Ada beberapa jenis stres yang bisa kamu alami. Mulai dari yang sedang, menantang, hingga tinggi. Pertama, stress akut. Ini adalah jenis stres yang paling umum terjadi. Ketika kamu mengalami stress akut, kamu mungkin akan mengalami jantung berdebar kencang dan tekanan darah naik. Hal ini yang mungkin memicu migraine atau bahkan nyeri dada.
Gejala lain yang mungkin muncul antara lain mudah marah, sering cemas, sedih, sakit kepala, sakit punggung, hingga masalah usus. Hal ini biasanya terjadi dalam waktu yang tergolong singkat dan akan hilang saat stress mulai mereda.
Uniknya, stress akut ini sebenarnya gak selalu negatif. Pada kenyataanya, stres akut sebenarnya memberikan manfaat karena situasi penuh tekanan ini memberikan latihan bagi tubuh dan otak dalam mengembangkan respon terbaik ketika menghadapi stres berikutnya di masa depan.
Namun, untuk stres akut berat seperti stress yang diderita karena akibat korban kejahatan bisa berakibat ke masalah mental, seperti gangguan stress pascatrauma atau gangguan stress akut berat. Ketika menghadapi hal ini, kamu sebaiknya mencoba melakukan hal yang bisa membuat tubuh menjadi rileks ya.
Kedua adalah stres akut episodik. Hal ini biasanya terjadi untuk kamu yang biasa mengalami stres yang cenderung akut episodic. Orang yang mengalami stress jenis ini cenderung mudah marah dan cemas. Kamu yang menderita stress akut episodic juga selalu merasa pesimis dan sering melihat sesuatu dari sisi negative. Jika gak dikelola dengan baik, jenis stres akut episodic ini bisa berdampak terhadap penyakit serius seperti jantung atau depresi klinis.
Ketiga, stres kronis. Ketika stres kamu gak kunjung terselesaikan dan bahkan cenderung terus meningkat dalam waktu lama, hal ini akan berubah menjadi stres kronis. Stres ini sifatnya konstan karena merupakan tekanan berat yang melelahkan seseorang selama bertahun-tahun. Hal ini biasanya muncul karena adanya masalah kehidupan yang serius di luar kendali. Misalnya, kemiskinan, perang, atau rasisme.
Jenis stres ini juga muncul dari berbagai macam hal, seperti kemiskinan ekstrem, masalah keluarga, masalah dalam pernikahan, dan masalah pekerjaan. Stres kronis bisa berdampak kepada kesehatan misalnya beberapa penyakit, seperti jantung, kanker, paru-paru, hingga yang paling parah keinginan ingin bunuh diri.
Jenis stres ini butuh pendekatan kombinasi antara pereda stres jangka pendek dan Pereda stres jangka panjang. Ketika stres ini terjadi kamu perlu dapat bantuan dari banyak orang dan jangan sampai menyalahkan diri sendiri.
Penyebab stres
Ada beberapa penyebab umum seseorang mengalami stress. Berikut ini beberapa di antaranya. Yang cukup sering terjadi adalah karena berada di bawah banyak tekanan, menghadapi perubahan yang besar, khawatir akan sesuatu, dan gak memiliki kemampuan untuk mengatasi situasi. Penyebab lainnya yaitu karena memiliki tanggung jawab yang besar, gak memiliki cukup pekerjaan atau aktivitas, dan mengalami masa-masa yang gak menentu.
Kamu mungkin bertanya-tanya, apakah sedang mengalami stres atau gak? Sebenarnya ada beberapa gejala stres yang bisa dirasakan. Misalnya sering merasa kelelahan, sulit berkonsentrasi, dan lebih mudah marah dengan orang lain. Gejala lainnya yang mungkin terjadi yaitu sering merasa khawatir, cemas, atau takut, sering sulit tidur, dan pusing.
Jika sering merasakan gejala-gejala tersebut, ada kemungkinan kamu sedang mengalami stres. Ketika sedang stres, benarkah hal ini bisa memengaruhi siklus menstruasi kamu? Setiap orang pasti pernah mengalami stres dalam kehidupannya. Pada wanita, stres berlebihan bisa memengaruhi siklus menstruasi bulanannya.
Bahkan, saat stres makin meningkat, ada kemungkinan wanita tersebut terhenti periode menstruasinya untuk sementara waktu. Kondisi ini juga disebut dengan amenore. Lalu, bagaimana cara stres memengaruhi siklus menstruasi wanita?
Gak banyak wanita yang sadar kalau ada hubungan antara stres dan gangguan siklus menstruasi. Perlu kamu ketahui kalau stres berperan dalam menekan fungsi hipotalamus. Ini adalah bagian otak yang mengendalikan kelenjar hipofisis, yakni kelenjar utama tubuh yang pada gilirannya mengendalikan kelenjar tiroid dan adrenal serta ovarium. Singkatnya, seluruh organ tersebut saling bekerja sama untuk mengelola hormon, terutama hormon yang memicu menstruasi.
Ini dimulai ketika ovarium mengalami disfungsi yang menyebabkan masalah dengan produksi estrogen, ovulasi, atau proses reproduksi lainnya. Estrogen adalah hormon penting yang membantu tubuh wanita untuk membangun lapisan rahim dan mempersiapkan tubuh untuk kehamilan. Jika fungsi ovarium terganggu, maka salah satu efek samping yang dialami wanita adalah siklus menstruasi yang jadi gak teratur.
Cara mengatasi stres
Langkah utama mengatasi stres adalah mencari tahu penyebab stres yang muncul. Dengan begitu, kamu bisa memikirkan jalan keluarnya. Kalau masalah penyebabnya bisa diselesaikan, stres juga dengan sendirinya dapat teratasi. Jika penyebab stres belum teratasi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres dan membuat pikiran lebih rileks.
1. Ungkapkan keluh kesah
Memendam perasaan bisa membuat kamu jadi stres. Oleh sebab itu, kamu lebih baik lepaskan beban dengan mengungkapkan semua hal yang ada di pikiran kepada orang terdekat atau psikolog. Percayalah, setelah semua keluh kesah dikeluarkan, perasaan kamu pasti jauh lebih baik.
2. Olahraga secara rutin
Selain membuat tubuh lebih sehat, olahraga juga bisa meredakan stres. Dengan berolahraga, otot tubuh akan lebih rileks dan pikiran kamu pun akan teralihkan sehingga bisa memperbaiki suasana hati. Kamu gak perlu melakukan olahraga berat untuk melepas stres. Cukup lakukan olahraga sederhana, seperti jalan santai atau bersepeda.
3. Lakukan meditasi
Lakukan meditasi atau yoga selama 10–15 menit dan dilakukan sebanyak 4–5 kali dalam seminggu bisa menenangkan pikiran kamu. Melakukan meditasi dapat menurunkan kadar hormon stres, yaitu kortisol, sehingga kamu bisa lebih tenang.
4. Lakukan aktivitas yang menyenangkan
Untuk mengatasi stress, kamu bisa melakukan kegiatan yang menyenangkan, seperti memasak, berkebun, melukis, atau sekadar bernyanyi. Hal ini bisa membuat tubuh menghasilkan hormon bahagia, yaitu dopamin. Dengan begitu, tubuh dan pikiran kamu bisa lebih rileks.
5. Fokus untuk saat ini
Jangan terlalu lama terjebak dalam peristiwa yang telah terjadi, apalagi kalau kejadian tersebut membuat kamu sedih. Jalani saja hidup saat ini dan jangan mencemaskan apa yang nanti akan terjadi. Menjalani hidup dengan perasaan bahagia dan pikiran yang positif dapat memberikan pengaruh yang baik pula pada kehidupan kamu ke depannya.
6. Terapkan pola hidup sehat
Kamu sebaiknya bisa menerapkan pola hidup sehat dengan makan makanan bernutrisi, tidur yang cukup, gak merokok, gak mengonsumsi minuman beralkohol, dan gak menggunakan obat-obatan terlarang.
Jangan biarkan stres berlarut-larut dan bertambah parah hingga menyebabkan gangguan kesehatan. Kalau berbagai cara mengatasi stres itu kurang berhasil, jangan ragu untuk berkonsultasi ke psikolog ya girls!