ask dr laurier
Punya pertanyaan seputar kewanitaan dan Menstruasi?

Pendarahan di antara Menstruasi, Normalkah?

Pendarahan di antara Menstruasi, Normalkah?

Author: Tim Edukasi Laurier

21 Jul 2022

Pendarahan di antara Menstruasi, Normalkah?

Siklus menstruasi rerata perempuan berkisar pada rentang 21–35 hari. Artinya, seorang perempuan akan mendapat hari pertama menstruasinya pada setiap 21 hingga 35 hari dari periode sebelumnya. Namun, bagaimana jika kamu mengalami pendarahan di antara menstruasi? Apakah hal ini tergolong normal? Girls, yuk cari tahu jawabannya dalam artikel ini!

Menstruasi yang normal

Pada dasarnya, tidak ada satu standar tetap untuk menilai kondisi menstruasi yang normal. Sebab, seperti yang telah disinggung di atas, siklus menstruasi – atau rangkaian berulang pada sistem reproduksi perempuan – setiap individu saja sudah berbeda. Selain itu, ada pula sejumlah faktor internal dan eksternal yang membuat siklus, volume, sampai gejala menstruasi setiap perempuan tidak sama.

Kalau mengutip laman WebMD, menstruasi yang normal adalah apa yang normal buat kamu atau apa yang sesuai dengan keadaan yang biasa kamu alami.

Namun jika suatu saat kamu tiba-tiba mengalami salah satu di antara tanda berikut, bisa jadi siklus menstruasimu sedang tidak normal:

  • darah yang keluar menjadi sangat banyak (ditandai dengan 1–2 buah pembalut yang penuh dalam kurun waktu satu jam);
  • durasi menstruasi menjadi lebih panjang (lebih dari 7 hari);
  • siklus menstruasi kurang dari 21 hari; atau
  • siklus menstruasi lebih dari 90 hari.

Pendarahan di antara menstruasi

Pendarahan di antara menstruasi punya istilah intermenstrual bleeding, spotting, dan metrorrhagia dalam ilmu kedokteran. Kondisi ini biasanya terjadi pada rentang waktu yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan siklus menstruasi. Sebab walau darah tersebut berasal dari rahim, cairan tersebut bukan bagian dari menstruasi seorang perempuan.

Metrorrhagia sebetulnya dialami oleh sebagian besar wanita pada satu waktu hidupnya. Mayoritas penyebab utamanya pun tidak berbahaya dan dapat diobati dengan mudah. Walau demikian, ada pula penyebab spotting yang mengindikasikan gangguan kesehatan cukup serius.

Penyebab umum pendarahan di antara menstruasi

Beberapa penyebab utama intermenstrual bleeding, seperti dilansir dari beberapa sumber artikel medis, adalah sebagai berikut:

Stres

Kortisol, hormon stres dalam tubuh, bukan cuma bisa memengaruhi kesehatan mental, melainkan juga kesehatan fisik. Ketika kita berada dalam situasi tertekan, hormon ini akan dirilis secara alami oleh tubuh untuk memberikan respons perlawanan.

Namun dalam prosesnya, kortisol akan memengaruhi hipotalamus (bagian dasar otak yang mengendalikan pelepasan hormon) dan memerintahkannya untuk berhenti memproduksi hormon yang memulai siklus menstruasi. Pada akhirnya, hormon-hormon itu menjadi ‘kacau’ dan mengganggu siklus menstruasi. Meski spotting bukan bagian dari siklus menstruasi, pergeseran pada siklus ini justru memunculkan pendarahan di antara siklus menstruasi yang sesungguhnya.

Ketidakseimbangan hormon

Hormon estrogen dan progesteron adalah dua zat alami tubuh yang mengatur siklus menstruasi. Jika salah satu di antara mereka tidak seimbang, spotting adalah akibat yang mengikutinya. Apa, sih, yang membuat hormon seorang perempuan bisa tidak seimbang?

Satu contoh mudahnya telah diulas pada poin sebelumnya, yakni stres. Faktor-faktor lainnya dapat berupa: disfungsional ovarium, masalah pada kelenjar tiroid, ataupun memulai atau menghentikan pil KB.

Malnutrisi

Tahukah kamu jika kekurangan gizi dan/atau berat badan secara berlebihan atau tiba-tiba bisa menganggu siklus menstruasi? Sebab ketika kamu memotong konsumsi kalorimu dalam jumlah banyak, produksi hormon yang dibutuhkan untuk ovulasi akan terhenti. Alhasil, tubuh kamu bisa saja tidak berovulasi di pertengahan siklus, yang kelak berakhir dengan spotting.

Infeksi

Intermenstrual bleeding juga bisa menjadi pertanda infeksi pada organ reproduksi kamu. Pasalnya, infeksi tersebut bisa menyebabkan peradangan ataupun pendarahan. Beberapa pemicu utama infeksi pada organ reproduksi adalah penyakit infeksi menular seksual (seperti klamidia, gonore, endometriosis, atau vaginitis), douching (membersihkan vagina dengan cairan berbahan kimia), berhubungan seksual, atau juga penyakit radang panggul (PID).

Kondisi medis tertentu

Pada beberapa kasus metrorrhagia, kondisi ini juga merupakan tanda dari gangguan kesehatan tertentu yang dipicu oleh beragam faktor. Beberapa kondisi medis tertentu yang memiliki gejala pendarahan di antara menstruasi adalah anovulasi, penyakit tiroid, sindrom ovarium polikistik (PCOS), polip, fibroid, pre-kanker dan kanker, kista ovarium, hingga kondisi medis lain yang berada di luar vagina, seperti penyakit hati atau ginjal.

Jadi, apakah pendarahan di antara menstruasi itu normal? Jawabannya adalah normal, selama kondisi itu tidak terjadi secara berulang atau terus menerus dan diikuti dengan tanda-tanda siklus menstruasi tidak normal yang sudah dijelaskan di atas. Namun bila sebaliknya, kamu bisa melakukan kunjungan ke dokter kandungan untuk mengecek kesehatan alat reproduksi kamu dan mendapatkan pengobatan dari dokter.

Apabila kamu mengalami intermenstrual bleeding gunakan pembalut Laurier Super Slimguard yang memiliki Teknologi Lapisan Serap Ultra Tipis 1mm berkapasitas 200x berat bahan penyerap.

Pembalut yang tersedia untuk siang dan malam ini bisa menyerap lebih cepat dan maksimal, sehingga permukaan tetap kering. Selain itu, Laurier Super Slimguard juga serta mengikuti bentuk tubuh sehingga kamu bisa beraktivitas tanpa rasa ganjal!

Related Articles

23 May 2019

4 Cara Atasi Sulit BAB Pas Lagi Menstruasi!

Siklus menstruasi itu ternyata benar-benar kompleks lho, Girls. Tapi intinya tetap melibatkan dua ho...
17 Oct 2023

7 Mitos dan Fakta Seputar Menstruasi

“Jangan keramas”, “Jangan makan mentimun”, “Jangan minum air dingin&rd...
08 Jan 2020

4 Fase Siklus Menstruasi yang Perlu Kamu Tau

Kata menstruasi berasal dari ‘menses’ yang artinya bulan. Tepat banget kan, kalau kata m...