Jangan Anggap Santai Penebalan Dinding Rahim!
There’s an important information that you must know, Girls! Ternyata siklus menstruasi yang nggak teratur dan keterlambatan menstruasi dalam jangka waktu yang lama itu bisa jadi gejala awal penebalan dinding rahim, atau yang biasa disebut hiperplasia endometrium. Nggak cuma itu doang lho, kadang menstruasi yang terjadi terus-terusan dan volume darah yang banyak juga bisa jadi gejala awal dari penyakit ini. Penderita hiperplasia endometrium juga sering menemukan noda-noda darah di pakaian dalamnya.
Kalau semua hal ini cuma dibiarkan aja, malah bakalan muncul gangguan sakit kepala, gampang capek, dan nggak semangat pas lagi beraktivitas. Dampak yang paling parah bagi penderita hiperplasia endometrium adalah susah hamil dan kena anemia berat. Hubungan suami-istri pun jadi terganggu karena perdarahan yang nggak berhenti sama sekali.
Penebalan lapisan dinding dalam rahim bisa terjadi karena kadar hormon estrogen yang meningkat. Estrogen bisa meningkat karena dipicu oleh pertumbuhan kista. Pada kasus lain, penebalan dinding rahim juga terjadi karena faktor hormon yang nggak seimbang, saat peningkatan hormon estrogen nggak diimbangi sama peningkatan progesteron.
Kondisi ini juga biasanya dialami sama cewek yang bertubuh gemuk, karena produksi estrogennya berlebihan. Hiperplasia endometrium bisa dialami sama siapapun, bisa cewek yang udah melahirkan ataupun belum.
Terjadinya penebalan dinding rahim biasanya cuma bisa diketahui oleh dokter setelah melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Tapi, untuk memastikannya perlu juga dilakukan kuretase. Hasil kuretan dinding rahim nantinya akan dikirim ke bagian patologi anatomi untuk didiagnosa lebih lanjut. Kalau memang benar kamu menderita hiperplasia endometrium, maka hasil kuretan ini juga bisa mengetahui berapa cm penebalan dinding rahim yang terjadi.
Duh, kira-kira apakah bisa sembuh total? Tenang aja, Girls! Kamu harus tau dulu, hiperplasia endometrium jenis apa yang kamu idap, supaya bisa mengatasinya. Berdasarkan kajian medis, penebalan dinding rahim ini dibedakan jadi tiga kategori:
- Simplek
Penderita dengan kondisi ini nggak perlu terlalu cemas karena hiperplasia simplek termasuk ringan dan nggak akan berakhir dengan keganasan, jadi penderita masih tetap bisa hamil.
- Kistik
Sama kayak simplek, kistik juga termasuk hiperplasia yang nggak berbahaya.
- Atipik
Kondisi ini mesti diwaspadai. Atipik cenderung bisa jadi bibit munculnya kanker. Pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit ini adalah:
- Tindakan kuretase nggak cuma untuk memastikan diagnosa aja, tapi juga sebagai terapi biar pendarahan bisa berhenti.
- Terapi hormon supaya kadar hormon di dalam tubuh jadi seimbang. Tapi perlu diketahui kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, misalnya mual, muntah, pusing, dan yang lainnya. Rata-rata setelah menjalani terapi hormonal sekitar 3 – 4 bulan, gangguan penebalan dinding rahim udah bisa diatasi. Kalau pengobatan hormonal yang dijalani nggak sama sekali menghasilkan perbaikan, maka terapi bakal dilanjutkan dengan obat lain.
Selain dengan kuretase dan terapi hormon, penebalan dinding rahim sebenarnya juga bisa diatasi dengan obat herbal alami. Apa tuh? Salah satu tanaman ini udah lama banget dipakai untuk mengobati berbagai penyakit, yaitu kunyit. Kunyit sebagai obat penebalan dinding rahim, yang mengandung antiinflamasi, antioksidan, antitumor, dan antibakteri, sehingga bisa mengatur sistem kekebalan tubuh.
Cara buatnya juga gampang kok, Girls! Kamu cukup siapkan 2 – 3 rimpang kunyit, lalu cuci sampai bersih dan kupas kulitnya. Parut kunyit, dan tambahkan sedikit air hangat, lalu peras air parutan kunyit tersebut. Minum air perasan kunyit tersebut sebanyak 2 kali sehari. Yuk, coba bikin di rumahmu sekarang!
Setelah baca artikel ini, kamu jadi tau lebih lengkap tentang penebalan dinding rahim kan? So, jangan anggap santai ya, Girls, kalau menstruasimu nggak berjalan seperti yang seharusnya. Sebaiknya, kamu segera periksa ke dokter kandungan supaya kamu bisa tau informasi yang lebih jelas tentang kondisimu.
Kamu punya pengalaman menderita penebalan dinding rahim, Girls? Ceritakan di kolom komentar yuk! Jangan lupa share juga artikel ini ke teman-teman dekat kamu, supaya mereka bisa tau tentang info ini dan menjaga kesehatannya!