Kenapa Menstruasiku Lama Berhentinya?
Jujur, menstruasi yang nggak kelar-kelar emang suka bikin auto parno. Wajar banget merasa cemas saat mengalami kondisi kayak gini, apalagi kalau biasanya siklus menstruasi cenderung teratur dan konsisten. Kamu pasti jadi bertanya-tanya, ini kenapa sih sebenarnya?
Nah! Fyi dulu, nih. Siklus menstruasi tiap perempuan tuh emang beda-beda, Girls. Ada yang menstruasinya berlangsung dalam waktu singkat kayak cuma tiga hari doang, ada yang durasinya sedikit lebih panjang (sekitar semingguan). Jadi, selama masih dalam batas 3–7 hari ini, aslinya sih kamu belum perlu khawatir-khawatir banget. Kamu boleh mulai waspada kalau menstruasimu tetap belum berhenti sampai lebih dari tujuh hari.
Dalam dunia medis, menstruasi yang berkepanjangan atau nggak segera reda disebut dengan menorrhagia. Menorrhagia nggak berbahaya kalau kamu cuma mengalaminya sesekali aja. Namun, kamu sangat disarankan buat periksa ke dokter kalau menorrhagia terjadi terus menerus atau disertai keluhan lain (seperti volume darah yang keluar sangat banyak, lemas, demam, mual, atau bahkan muntah). Kalau kondisinya sudah kayak begitu, sebaiknya jangan disepelekan karena bisa jadi ini adalah tanda-tanda adanya masalah kewanitaan, masalah kesehatan reproduksi, ataupun masalah kesehatan lain yang perlu penanganan. Berikut daftar beberapa kemungkinan penyebab menstruasi lama berhentinya, Girls!
1. Hormon Fluktuatif atau Nggak Seimbang
Proses menstruasi diatur atau ditentukan oleh beberapa hormon, seperti estrogen, progesteron, FSH, dan LH. Ketika hormon-hormon ini mengalami perubahan atau nggak seimbang, dinding rahim (bagian yang biasa keluar sebagai darah menstruasi) bakal berubah jadi sangat tebal. Akibatnya, saat jadwal menstruasi datang, volume darah menstruasi pun lebih banyak dan dibutuhkan waktu lebih lama untuk meluruhkan semua dinding rahim yang sudah terlanjur menebal tersebut.
Btw. Hormon nggak seimbang itu sendiri penyebabnya bisa bermacam-macam ya, Girls. Ada yang emang terjadi secara alami, misalnya pada remaja perempuan baru pubertas dan pada perempuan lanjut usia hampir menopause. Namun, ada juga yang disebabkan oleh penyakit tertentu (seperti sindrom Ovarium Polikistik/PCOS, gangguan indung telur/ovarium, gangguan tiroid, gangguan fungsi insulin, atau tumor otak) maupun penggunaan obat-obatan tertentu (seperti alat kontrasepsi hormonal kayak IUD dan pil KB, aspirin, obat pengencer darah, atau obat anti-peradangan).
2. Polip Rahim
Girls, pernah dengar istilah kista, miom, fibroid rahim, atau polip rahim? Keempatnya adalah variasi nama untuk salah satu masalah kesehatan reproduksi, yaitu jaringan kecil dan jinak (tetapi nggak normal) yang tumbuh di dinding rahim. Selain ukuran perut membesar, frekuensi buang air kecil meningkat, nyeri panggul, dan nyeri saat berhubungan seks, gejala penyakit ini juga bisa berupa volume darah menstruasi yang lebih banyak, masa menstruasi yang lebih panjang, atau bahkan terjadinya pendarahan di luar siklus menstruasi.
3. Gangguan Pembekuan Darah
Beberapa contoh gangguan pembekuan darah adalah hemofilia dan penyakit Von Willebrand. Kalau mengalami gangguan seperti ini, tubuh butuh lebih banyak waktu untuk menghentikan perdarahan yang terjadi. Walhasil, menstruasi pasti bakal lama berhentinya.
4. Perdarahan Rahim yang nggak Normal
Ada sebuah masalah kesehatan reproduksi yang disebut dengan perdarahan nggak normal atau Abnormal Uterine Bleeding (AUB). Penyebabnya disebut dengan perdarahan uterus disfungsi atau Dysfunctional Uterine Bleeding (DUB). Seseorang yang mengalami DUB berarti mengalami disfungsi hormon, Girls. Artinya, hal ini bakal mempengaruhi stabilitas lapisan rahim dan bisa menimbulkan beberapa efek samping. Misalnya saja, keluarnya bercak darah di luar jadwal menstruasi, terjadinya perdarahan menstruasi yang berat (bikin harus ganti pembalut hampir setiap jam), atau memanjangnya durasi menstruasi sampai lebih dari seminggu.
5. Adenomiosis
Adenomiosis adalah masalah kesehatan reproduksi yang berupa tumbuhnya lapisan rahim bagian dalam (endometrium) ke dalam otot-otot rahim. Selain berdampak pada menstruasi yang banyak volume darahnya dan lama berhentinya, adenomiosis juga bisa memicu nyeri panggul, nyeri luar biasa saat menstruasi, hingga kram perut hebat.
6. Endometriosis
Agak beda dengan adenomiosis, masalah kesehatan reproduksi endometriosis terjadi ketika lapisan rahim bagian dalam (endometrium) justru tumbuh di luar rahim. Namun, sama seperti adenomiosis, endometriosis juga bisa menyebabkan menstruasi yang tak kunjung berhenti dan beberapa gejala lain. Misalnya kram atau nyeri perut yang berlebihan, baik sebelum maupun selama menstruasi.
7. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme merupakan kurangnya atau nggak cukupnya hormon tiroid yang dihasilkan tubuh. Hampir sama seperti masalah kesehatan lain yang sudah disebutkan, Girls. Hipotiroidisme nggak cuma bikin menstruasi jadi lama berhentinya, tetapi juga bisa diikuti dengan keluhan lain, seperti konstipasi, kelelahan, kulit kering, naiknya berat badan, atau bahkan depresi.
8. Kenaikan Berat Badan
Ini beneran, Girls! Naiknya berat badan ternyata bisa berpengaruh sama siklus menstruasi, terlebih kalau naiknya tuh cukup banyak atau bahkan sampai tergolong obesitas (kelebihan berat badan). Penjelasannya gini, nih. Saat berat badan bertambah, estron atau sel-sel lemak penghasil hormon estrogen ikut bertambah juga. Sel-sel ini kemudian meniru gejala kehamilan sehingga tubuh kamu secara otomatis enggak akan mengalami ovulasi dan dinding rahim akan terus menebal. Ending-nya, sama seperti kasus hormon enggak seimbang, pas menstruasi nanti perdarahanmu jadi lebih berat alias lebih “deras” dan lebih lama.
9. Radang Panggul
Radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada sistem reproduksi wanita. Masalah kesehatan reproduksi ini bisa terjadi karena aktivitas seksual berisiko (gonta-ganti pasangan atau tanpa kondom), riwayat aborsi maupun keguguran alami, atau penggunaan KB spiral (IUD). Gejalanya bermacam-macam, mulai dari nyeri di daerah panggul dan perut bagian bawah hingga termasuk menstruasi yang lama berhentinya.
10. Kanker Rahim atau Leher Rahim (Serviks)
Terakhir, tetapi nggak kalah penting. Ini kenapa menstruasi berkepanjangan yang sudah terlalu sering kejadian nggak boleh kamu sepelekan, Girls! Menstruasi yang lama berhentinya bisa jadi pertanda awal dari keberadaan masalah kesehatan reproduksi yang cukup fatal, yaitu kanker rahim atau kanker leher rahim (serviks).
Kurang lebih itulah beberapa penyebab menstruasi lama berhentinya, Girls! Pokoknya, ketika menstruasi yang nggak segera berhenti sudah terjadi berkali-kali, kamu dianjurkan periksa sejak dini supaya penyebab aslinya bisa segera terdeteksi. Nggak boleh pakai nanti-nanti biar bisa cepat diatasi kalau emang ada masalah kewanitaan, masalah kesehatan reproduksi, ataupun masalah tak diinginkan lainnya. Lagi pula, tentu nggak nyaman kan mengalami perdarahan menstruasi terus-terusan? Selain bakal mengganggu aktivitas dan kualitas tidur, jika dibiarkan berlarut-larut, hal itu juga bisa membuatmu anemia atau kekurangan darah.
Oh, iya. Sedikit saran tambahan, jangan lupa catat rincian siklus dan kondisi menstruasi kamu untuk memudahkan dokter menegakkan diagnosis yang akurat serta menentukan pengobatan atau tindakan medis yang efektif. Semoga kesehatan reproduksi kamu selalu terjaga ya, Girls!