Alergi Kulit di Sekitar Vagina
Sama halnya seperti kulit di bagian tubuh lain, ternyata kulit di sekitar vagina juga bisa kena alergi lho, Girls! Biasanya alergi di kulit area vagina ini disebabkan karena adanya paparan bahan kimia yang memicu alergi. Supaya kamu nggak mengalami kondisi ini, sebaiknya perhatikan beberapa benda yang biasanya bersentuhan langsung sama kulit di area vaginamu dan mengandung bahan kimia pemicu alergi sebagai berikut:
- Tisu yang mengandung pewangi dan pewarna
- Sabun, cairan pembersih dan cairan mandi yang mengandung pewangi
- Bedak tabur berpewangi
Dalam istilah medis, kulit yang mengalami reaksi alergi disebut sebagai dermatitis. Kondisi ini bisa bertambah parah kalau terkena panas, basah, dan tergesek. So, nggak heran kalau kamu mengalami alergi kulit di area vagina bakal cenderung makin gatal, karena area kulit tersebut biasanya lembap, sering terjadi gesekan, dan suhunya lebih tinggi akibat dari banyaknya lipatan kulit.
Kondisi khas area kulit vagina ini cenderung menyebabkan dermatitis lebih lama sembuhnya, sehingga kebanyakan membutuhkan waktu 3 – 6 bulan. Kulit biasanya ditandai dengan munculnya warna kemerahan dan membengkak. Jadi, kalau kamu mengalami hal tersebut, jangan dibiarkan berlarut-larut ya! Sebaiknya, kamu langsung pergi ke dokter kulit untuk mengatasinya. Setelah mendapatkan obat dari dokter, pastikan rajin mengobati dan menjaga kebersihan di area kulit tersebut ya, Girls!
Nah, supaya masa penyembuhannya berlangsung efektif, ada beberapa langkah pendukung yang bisa kamu lakukan, yaitu:
- Jangan memakai sabun di daerah yang terkena alergi, baik saat mandi ataupun berendam.
- Jangan memakai wewangian dari minyak atsiri.
- Pakai sabun khusus dari dokter yang 100% nggak mengandung detergen dan wewangian. Bahkan sebenarnya air bersih udah cukup baik untuk membersihkan area vaginamu kok.
- Jangan menggaruk kulit di area vagina.
- Pakai tisu yang nggak mengandung pewangi dan pewarna.
- Pakai celana dalam yang berbahan 100% katun dan nggak ketat.
- Jangan pakai bedak tabur.
- Jangan memakai cairan pembersih, karena hal ini bisa memperburuk dermatitis.
Rasa gatal di area vagina itu belum tentu disebabkan oleh infeksi ya, Girls! Kalau kamu mengalami gatal di area vagina, tapi nggak disertai sama perubahan cairan vagina dengan aroma yang menusuk, berarti ini adalah gejala dermatitis. Sebisa mungkin pengobatannya jangan dilakukan sama dokter Obgyn, melainkan oleh dokter ahli kulit. So, rajin jaga kebersihan area vaginamu supaya nggak gampang kena penyakit apapun ya!
Yuk, share info penting ini ke teman-temanmu, supaya mereka bisa lebih aware untuk menjaga kesehatan vaginanya dan terhindar dari penyakit dermatitis!