Cara Menjelaskan Menstruasi Pertama ke Anak Perempuan
Sebagian besar anak perempuan biasanya merasa takut dan bingung saat pertama kali mengalami menstruasi. Nah, sebenarnya bagaimana sih cara terbaik menjelaskan kepada anak seputar menstruasi pertama mereka. Berikut informasinya yang bisa kamu simak ya.
Apa itu menstruasi pertama?
Menstruasi pertama atau menarche adalah istilah kedokteran untuk menstruasi pertama.
Usia terjadinya menarche dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ras, keadaan gizi, dan kesehatan. Pada menarche, flek-flek darah yang keluar sebenarnya bukan darah menstruasi. Perdarahan ini terjadi bukan akibat dari pengaruh hormon estrogen dan progesteron, melainkan hanya dipengaruhi oleh hormon estrogen. Artinya, ovulasi gak terjadi sebelum keluarnya flek-flek darah ini.
Hal ini juga berarti, menarche gak serta-merta merupakan tanda seorang perempuan telah menjadi subur dan bisa hamil. Berbeda dengan perdarahan menstruasi normal, menarche dan beberapa siklus perdarahan berikutnya ditandai dengan siklus perdarahan yang tidak teratur dan panjang, serta jenis perdarahan lebih sering berupa flek-flek darah yang berlangsung lama.
Usia anak mulai mengalami menstruasi
Sebenarnya gak ada patokan khusus kapan anak akan mengalami menstruasi pertama. Tapi, biasanya anak perempuan akan mulai mengalami menstruasi pertama di usia 10 hingga 17 tahun. Bahkan, ada beberapa kasus anak perempuan yang mendapatkan menstruasi pertamanya pada usia 8 tahun.
Hal ini biasanya terjadi karena hormon pubertas mereka diproduksi lebih awal. Perlu diketahui, biasanya anak mengalami keputihan sebelum menstruasi pertamanya. Hal semacam ini normal terjadi sebagai persiapan untuk terjadinya menstruasi. Ketika sistem reproduksi anak perempuan sudah matang, dia akan mengalami menstruasi.
Awalnya, darah yang keluar gak terlalu banyak dan berwarna kecokelatan kemudian berubah menjadi merah pada hari-hari berikutnya. Untuk periode pertama, biasanya menstruasi pada anak gak datang secara teratur. Menstruasi akan mulai teratur jadwalnya, memasuki tahun kedua.
Menstruasi anak SD
Akhir-akhir ini anak usia SD juga sudah banyak yang mengalami menstruasi. Hal ini salah satunya dipengaruhi kebiasaan gaya hidup. Misalnya sering mengonsumsi makanan cepat saji atau fast food. Hal ini membuat banyak anak SD yang mengalami obesitas dan akhirnya memicu menstruasi datang lebih awal.
Selain itu, minimnya aktivitas fisik yang dilakukan anak-anak juga turut berkontribusi mendorong menstruasi yang datang lebih awal. Maklum, di tengah pandemi seperti sekarang, banyak anak yang lebih sering berada di rumah. Mereka banyak mengisi hari-harinya dengan kegiatan serba online. Mulai dari sekolah online hingga bermain game online. Hal ini membuat tubuh jadi jarang bergerak. Ini yang memicu obesitas dan mendorong munculnya menstruasi datang lebih awal.
Menurut salah satu penelitian, kni rata-rata remaja putri mengalami menstruasi sejak usia 10-11 tahun. Hadirnya menstruasi lebih dini ini turut berdampak pada menopause yang juga muncul lebih awal.
Oleh karena itu, orangtua sebaiknya perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi anak. Anak sebaiknya gak terlalu sering mengonsumsi fast/junk food, melainkan imbangi dengan makanan yang bergizi.
Cara menjelaskan proses menstruasi
Pembicaraan tentang menstruasi dengan anak dapat dimulai dengan melemparkan pernyataan untuk memancing rasa penasarannya. Misalnya, “Nanti kalau sudah besar kamu akan jadi seperti Mama. Akan ada perubahan tertentu pada tubuh kamu. Salah satunya adalah menstruasi.” Biar gak bingung menjelaskan menstruasi pada anak, ada beberapa panduan yang bisa kamu gunakan untuk memulai pembicaraan.
1. Bicarakan secara bertahap di waktu berbeda
Topik seputar menstruasi dan pendidikan seksual bukanlah topik yang bisa diselesaikan dalam satu pembicaraan. Kamu perlu melakukannya secara bertahap agar anak gak kewalahan menerima informasi baru ini. Pelan tapi pasti, itu prinsipnya.
2. Bicarakan dengan nada positif
Menstruasi berkaitan erat dengan darah, sehingga anak mungkin akan takut ketika mendengar informasi ini. Tapi, kamu bisa memandu cara anak melihat menstruasi. Misalnya, jelaskan dengan positif bahwa menstruasi adalah proses alami yang terjadi pada setiap wanita.
3. Sesuaikan dengan usia
Sesuaikan isi pembicaraan kamu dengan usia dan pengetahuan anak. Misalnya, ketika anak yang berumur 6 tahun menemukan pembalut di dalam lemari, cukup jelaskan bahwa kamu menggunakan pembalut tersebut saat sedang menstruasi.
Beda halnya dengan anak yang mulai mendekati usia pubertas, misalnya 10 tahun. Di usia ini, kamu mulai bisa menjelaskan secara spesifik tentang cara kerja pembalut atau cara menggunakannya.
4. Hindari sekadar memberi video atau buku tentang menstruasi
Ada banyak video yang menjelaskan tentang proses menstruasi atau cara kerja organ reproduksi. Tapi, anak bisa saja punya banyak pertanyaan yang gak akan terjawab hanya dari menonton. Oleh karena itu, penting mendampingi anak saat sedang menonton video agar kamu bisa berdiskusi dengannya setelah selesai.
5. Bicarakan juga kepada anak laki-laki
Gak cuma anak perempuan, anak laki-laki juga butuh diajak berdiskusi tentang menstruasi. Kamu bisa berbicara kepada mereka dengan cara yang serupa kepada anak perempuan. Pengetahuan ini diperlukan agar mereka memahami apa yang dialami teman, saudara perempuan, dan ibunya tiap bulan.
6. Ajari dengan detail
Beri pengertian sederhana soal menstruasi saat anak datang bulan untuk pertama kalinya. Kamu bisa mulai mengajari secara seksama. Mulai dari cara menggunakan, membersihkan, dan membuang pembalut setelah dipakai.
7. Penuh kasih sayang
Gak sedikit anak yang merasa stres atau malu saat menstruasi untuk pertama kali. Ketika hal ini terjadi, kamu bisa coba tenangkan dia dengan penuh kasih sayang, mengobrol santai atau bahkan memeluknya. Kalau perlu, beritahu guru kelasnya sehingga bisa membantu apabila anak mengalami masalah di kelas, seperti kram perut atau darah menstruasi mengenai roknya.
Selain itu, kamu juga perlu menyiapkannya pembalut yang nyaman.
Contohnya pembalut Laurier Flexi Protect yang memiliki daya serap maxi hingga 2,5 kali lebih maksimal. Pembalut ini juga fleksibel mengikuti gerak tubuh sehingga bebas bocor. Tebalnya pun ideal dan gak mengganjal sehingga bebas nyaman gerak seharian!