Hati-hati, Kesehatan Mental Bisa Berdampak ke Siklus Menstruasi
Bicara kesehatan, kita biasanya cuma fokus ke masalah-masalah yang berhubungan dengan kondisi fisik. Padahal, kesehatan mental juga gak kalah lebih penting untuk diperhatikan. Apa itu kesehatan mental dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut ini info yang perlu kamu perhatikan ya, girls!
Apa itu kesehatan mental
Menurut WHO, kesehatan mental adalah kondisi sejahtera di mana seorang mampu menyadari kemampuan yang dia miliki, mengatasi tekanan dan stres dalam kehidupan sehari-hari, bekerja produktif, dan mampu berkontribusi aktif di lingkungan atau komunitasnya.
Lalu, kondisi seperti apa yang masuk dalam kategori mengalami masalah kesehatan mental? Ada yang disebut dengan mental distress, kondisi ini berupa perasaan yang dialami oleh seseorang ketika dihadapkan pada situasi yang menimbulkan ketidaknyamanan. Misalnya gak punya pekerjaan tetap, mengalami PHK, beban kerja yang tinggi, banyak tugas sekolah, hingga dikhianati seseorang.
Berbagai situasi tersebut akan memicu munculnya perasaan, seperti sedih, kecewa, bersalah, pesimis, marah, atau benci. Kondisi-kondisi ini sangatlah wajar, karena bagaimana pun juga, kita akan selalu dihadapkan pada situasi yang sifatnya dinamis dan gak terduga.
Mengalami suatu kejadian yang gak nyaman dalam keseharian adalah hal wajar. Otak manusia akan berusaha untuk menyeimbangkan kembali kondisi fisik dan psikologis dengan cara adaptif. Tapi, kalau situasi yang terjadi datangnya terus-menerus dan sifatnya sangat jarang dibandingkan keadaan mental distress, seperti kematian anggota keluarga, bullying yang sangat berat, hingga dirasa mengganggu fungsi keseharian, maka kondisi ini bisa berisiko memicu munculnya masalah kesehatan mental.
Jenis-jenis kesehatan mental
Ada beberapa jenis kesehatan mental. Terkadang kita gak sadar kala apa yang sedang dialami sudah termasuk masalah kesehatan mental. Sebenarnya apa saja sih yang termasuk jenis-jenis kesehatan mental? Berikut ini infonya.
1. Gangguan Kecemasan
Kecemasan sebenarnya adalah hal normal yang bisa dialami oleh semua orang. Tetapi pada gangguan ini, kecemasan yang dirasakan berlebihan dan berlangsung sangat lama hingga menimbulkan beberapa efek samping. Gangguan kecemasan dapat berdampak di gejala fisik seperti susah tidur, denyut jantung yang berdetak dengan cepat, dan keringat berlebih.
Selain itu, penderita gangguan kecemasan juga mengalami perubahan suasana hati atau mood yang sangat cepat. Penderita juga mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi akibat kecemasan berlebih yang dirasakan. Terdapat beberapa jenis gangguan kecemasan, yaitu gangguan kecemasan umum, gangguan pasca trauma (PTSD), gangguan panic, gangguan kecemasan sosial, gangguan OCD, dan fobia
2. Bipolar
Bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang sering terjadi dan gak disadari. Penyakit mental yang satu ini disebabkan oleh faktor biologis seperti keturunan atau kelainan fungsi otak.
Bipolar disorder ditandai dengan kutub emosi yang berbeda, biasanya penderita penyakit ini mengalami emosi berlebih seperti amarah yang meledak-ledak, lalu kemudian dapat kembali tenang secara dengan sangat cepat.
Biasanya bipolar ini sulit untuk disembuhkan, tapi kamu bisa menjalani pengobatan atau terapi untuk meredakan gejala. Terapi dari penyakit ini memerlukan waktu yang cukup panjang. Oleh sebab itu dibutuhkan kepatuhan dan kesabaran dari pasien serta pendamping pasien.
Pengobatan penyakit bipolar ini bisa dilakukan dengan psikoterapi dan pemberian obat. Obat-obatan yang biasanya diberikan kepada pasien bipolar, yaitu obat antipsikotik, antikonvulsan, mood stabilizer, dan obat antidepresan.
3. ADHD
Kamu pernah mendengar istilah ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity Disorders)? Ya, penyakit yang satu ini merupakan salah satu gangguan mental yang umumnya terjadi pada anak-anak. Gangguan ini jarang disadari oleh sebagian orangtua. Penyebab dari penyakit ini belum diketahui secara pasti, tapi ada beberapa penelitian dan teori yang mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi pemicu terjadinya ADHD.
Beberapa faktor tersebut, antara lain neurofisiologi yang berupa perbedaan anatomi otak, aktivitas listrik, dan metabolism. Genetika yaitu terjadinya kemungkinan perubahan gen. Faktor lainnya yaitu wanita yang merokok atau menggunakan kokain selama kehamilan. Ada juga factor paparan kronis pada kadar timah logam yang rendah yang memengaruhi otak.
Gejala umum yang terjadi pada penderita ADHD adalah kesulitan berkonsentrasi. Tapi, ada juga gejala-gejala lain, seperti sering melamun, sering lupa, atau kehilangan barang, banyak bergerak atau gelisah, banyak bicara, ceroboh, sulit menahan diri, dan mengalami kesulitan dalam bergaul.
4. OCD
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) merupakan salah satu jenis gangguan kepribadian yang sering terjadi. Gangguan ini merupakan gangguan yang ditandai dengan kecemasan atau perilaku berulang (kompulsif). Misalnya ketika seseorang dengan OCD menutup pintu, maka penderita OCD akan mengecek pintu tersebut sudah tertutup atau belum lebih dari tiga kali.
Penderita OCD umumnya menyukai keteraturan, takut kotor, takut melakukan kesalahan, dan disalahkan. OCD yang terlalu berlebihan termasuk jenis kesehatan mental apalagi jika berdampak negatif ke kehidupan sehari-hari.
5. Skizofrenia
Mungkin kamu sudah sering mendengar penyakit skizofrenia. Ya, penyakit yang satu ini ini merupakan gangguan mental yang telah banyak diketahui oleh masyarakat. Skizofrenia adalah gangguan perkembangan saraf yang serius dan berlangsung seumur hidup. Orang dengan gangguan ini umumnya akan mengalami delusi, halusinasi, dan mengalami kesulitan dalam mengendalikan pikirannya, sehingga sangat berpotensi untuk menyakiti diri sendiri.
Kesehatan mental yang satu ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu adanya riwayat keluarga yang menderita skizofrenia, faktor lingkungan misalnya hidup dalam tekanan kemiskinan, kurangnya asupan gizi, dan paparan virus, serta gangguan otak yang dipengaruhi oleh genetik atau lingkungan.
Gejala skizofrenia biasanya muncul pada akhir masa remaja atau masa awal dewasa. Gejala utama pada skizofrenia adalah halusinasi dan delusi. Selain itu itu, penderita skizofrenia juga bisa melihat sesuatu yang gak nyata dan mempercayai sesuatu yang gak terbukti kebenarannya atau fiktif. Penderita skizofrenia biasanya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan mengalami kecemasan, depresi, dan kalau sudah parah cenderung berpikiran untuk melakukan bunuh diri.
Penyebab kesehatan mental
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental. Dari berbagai penyebab gangguan kesehatan mental, ada beberapa gangguan yang paling umum. Misalnya stres berat untuk waktu yang lama. Ada juga trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius, atau kejahatan dan kekerasan yang pernah dialami.
Selain itu, kesehatan mental juga bisa terjadi akibat dari kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya. Hal ini biasanya terjadi di pasangan yang memiliki salah satu dari jenis kesehatan mental.
Penyebab lainnya yaitu kekerasan pada anak. Faktor kekerasan bisa membuat trauma yang ujung-ujungnya akan berdampak ke kesehatan mental sedari kecil. Kesehatan mental juga bisa terjadi karena adanya factor genetic, misalnya kelainan otak atau cedera kepala.
Isolasi sosial atau kesepian juga bisa memicu terjadinya kesehatan mental. Hal ini akan terjadi seiring dengan beban stress yang dirasakan. Untuk terhindar dari hal ini, ada baiknya kamu mencoba untuk bersosialisasi dengan yang lain.
Penyebab lainnya yaitu kehilangan pekerjaan. Bayangkan biasa hidup dengan pendapatan yang pasti, lalu tiba-tiba dipecat dari pekerjaan. Belum lagi banyaknya cicilan yang harus dibayar setiap bulan. Hal ini akan memicu terjadinya kesehatan mental.
Kematian orang terdekat bisa juga memicu terjadinya kesehatan mental. Hal ini bisa terjadi untuk mereka yang terlalu bergantung dengan seseorang atau terbiasa melakukan apa saja dengan orang tersebut. Ketika orang tersebut sudah gak ada, timbul stress yang berdampak ke kesehatan mental.
Diskriminasi dan stigma pun bisa memicu kesehatan mental. Apalagi jika hal tersebut terjadi secara terus-menerus. Misalnya, jika ada orang yang awalnya normal tapi sering didiskriminasi dan stigma sebagai orang yang stress. Maka, lama-kelamaan dia akan mengalami masalah kesehatan mental.
Pengaruh kesehatan mental terhadap menstruasi
Kesehatan mental perlu kita jaga karena hal ini bisa berdampak ke berbagai macam hal. Contohnya ke masalah menstruasi. Kondisi kesehatan mental bisa menyebabkan masalah atau memperburuk menstruasi. Biasanya, wanita yang memiliki masalah kesehatan mental bisa mengalami beberapa hal.
Pertama yaitu PMS (Premenstrual syndrome). Sebagian besar wanita memiliki beberapa gejala PMS dalam seminggu atau dua sebelum menstruasi. PMS dapat menyebabkan kembung, sakit kepala, dan suasana hati yang buruk. Pada wanita yang memiliki gangguan depresi atau kecemasan, gejala PMS akan terasa lebih buruk. Banyak juga wanita yang melakukan pengobatan untuk PMS diketahui mengalami depresi atau kecemasan berlebihan.
Kedua yaitu gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD). PMDD adalah kondisi yang mirip dengan PMS tetapi dengan gejala yang lebih parah, termasuk depresi berat, mudah marah, dan tegang. Gejala PMDD bisa sangat sulit untuk dikelola sehingga kehidupan sehari-hari kamu terganggu. PMDD lebih sering terjadi pada wanita dengan kecemasan atau depresi yang cukup tinggi.
Ketiga yaitu, menstruasi gak teratur. Studi menunjukkan wanita dengan gangguan kecemasan atau gangguan penggunaan narkoba lebih cenderung memiliki siklus menstruasi yang lebih pendek. Siklus gak teratur juga terkait dengan gangguan makan dan depresi. Wanita dengan gangguan bipolar berpotensi dua kali lebih besar mengalami menstruasi gak teratur.
Saat menstruasi datang, pastikan diri kamu tetap nyaman ya. Salah satunya dengan menggunakan Laurier Super Slimguard Day lho. Kenapa? Karena pembalut ultra slim ini memiliki teknologi lapisan serap ultra tipis 1 mm yang mampu menyerap lebih cepat dan fleksibel, mengikuti bentuk tubuh. Hal ini bikin kamu bisa beraktivitas semakin tenang dan nyaman tanpa rasa ganjal karena sayap pelindungnya menjaga saat menstruasi sedang banyak-banyaknya ataupun saat normal.