Mual dan Muntah yang Parah saat Hamil. Apakah Berbahaya?
Sementara bagi sang ibu, kondisi hyperemesis gravidarum juga dapat memunculkan komplikasi berupa gangguan fungsi hati dan ginjal, sindrom Mallory-Weiss (robekan pada dinding dalam kerongkongan akibat terlalu sering muntah), muntah darah, sampai cemas dan depresi.
Jadi, mual dan muntah yang parah itu berbahaya bagi ibu maupun janin apabila tidak segera ditangani oleh dokter.
Cara menangani hyperemesis gravidarum
Berdasarkan penjelasan di atas, hyperemesis gravidarum tentu tidak bisa dianggap enteng; terlebih jika kamu sudah berada pada tahap tidak mampu mengonsumsi cairan dan nutrisi dalam jumlah yang cukup.
Oleh karena itu, kamu perlu mengunjungi rumah sakit dan menerima cairan infus jika merasakan mual dan muntah yang parah saat hamil pada trimester pertama. Langkah ini perlu kamu lakukan supaya mual dan muntah yang berlebihan bisa terhenti, cairan dan elektrolit yang hilang dapat terganti, kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi, serta nafsu makanmu akan kembali. Selain itu, kamu juga mungkin akan diresepkan obat-obatan seperti obat antimual, vitamin B1 atau tiamin, vitamin B6, juga suplemen vitamin dan nutrisi yang sesuai dengan kondisimu saat berobat.
Baca Juga: Merencanakan Jenis Kelamin Anak Apakah Bisa?
Untuk mencegah hyperemesis gravidarum terulang kembali, kamu perlu membiasakan untuk makan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering, mengonsumsi makanan yang hambar, serta menunggu sampai rasa mual hilang sebelum mengonsumsi suplemen zat besi.
Nah, supaya hari-hari setelah persalinanmu nanti terasa nyaman, kamu bisa memakai Laurier Celana Menstruasi yang memiliki daya serap 5x lebih banyak dari pembalut malam dan memberi proteksi bebas bocor 360 derajat hingga ke pinggul. Laurier Celana Menstruasi yang tipis dan selembut celana dalam katun bisa membuatmu nyaman sekaligus aman walau lagi heavy flow!