ask dr laurier
Punya pertanyaan seputar kewanitaan dan Menstruasi?

5 Pertolongan Pertama Jika Ibu Hamil Terkena Covid-19

5 Pertolongan Pertama Jika Ibu Hamil Terkena Covid-19

Author: Tim Edukasi Laurier

06 Aug 2021

5 Pertolongan Pertama Jika Ibu Hamil Terkena Covid-19

Pandemi Covid-19 memang membuat semua orang menjadi was-was. Tak terkecuali buat mereka yang sedang hamil. Akan banyak muncul pertanyaan di benak mereka. Mulai dari apakah ibu hamil lebih berisiko terkena Covid-19? Apakah jika menderita Covid-19, ibu hamil harus melahirkan secara caesar? Nah, artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. 

Menurut WHO, saat ini masih dilakukan penelitian untuk memahami dampak infeksi Covid-19 pada ibu hamil. Data yang tersedia masih terbatas, tetapi hingga sekarang belum ada bukti yang menyatakan bahwa ibu hamil lebih berisiko terkena penyakit parah dibandingkan populasi umum.

Namun, karena adanya perubahan pada tubuh dan sistem imunitas ibu hamil, mereka dapat mengalami dampak yang cukup parah karena beberapa penyakit infeksi saluran pernapasan. Sehingga penting bagi ibu hamil untuk melakukan langkah pencegahan demi melindungi diri mereka dari Covid-19. Ibu hamil juga perlu melaporkan gejala yang mungkin timbul (termasuk demam, batuk, atau kesulitan bernapas) ke penyedia layanan kesehatan.

Ibu hamil lebih berisiko terjangkit Covid-19? 

Sebenarnya semua orang memiliki risiko terjangkit Covid-19. Oleh sebab itu, langkah pencegahannya juga sama dengan yang orang lain lakukan. Jadi, ibu hamil bisa melakukan beberapa hal untuk melindungi diri. 

Pertama, rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. Ibu hamil bisa juga mencuci tangan menggunakan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.

Kedua, menjaga jarak dengan orang lain. Ibu hamil sebaiknya menjaga jarak dengan orang asing minimal 1 meter. Hal ini terutama dengan orang yang sedang batuk atau bersin. 

Ketiga, hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Bagaimana jika terasa gatal? Ibu hamil bisa mengusap mata, hidung, atau mulut dengan tisu atau sapu tangan khusus yang bersih. Oleh sebab itu, sebaiknya selalu sedia tisu atau sapu tangan ya. 

Keempat, jaga kebersihan pernafasan. Salah satu caranya yaitu dengan selalu menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan siku yang terlipat atau tisu. Setelah itu, jangan lupa buang tisu bekas tersebut ke dalam tempat sampah tertutup ya. 

Ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan Covid-19? 

Menurut WHO, ibu hamil yang menunjukkan gejala Covid-19 sebaiknya diprioritaskan untuk menjalani pemerikasaan. Namun, protokol dan kelayakan pemeriksaan dapat berbeda, tergantung dari daerah tempat tinggal. Jika terjangkit COVID-19, ibu hamil mungkin membutuhkan perawatan khusus.

Lalu, pertanyaannya jika ibu hamil positif Covid-19, apakah virus tersebut bisa ditularkan dari ibu ke bayi yang akan lahir? Belum diketahui apakah seorang ibu hamil yang terjangkit COVID-19 dapat menularkan virus tersebut ke janin atau bayi selama kehamilan atau persalinan. Sampai saat ini, virus ini belum ditemukan di dalam sampel cairan amniotik/ketuban atau ASI.

Pertolongan pertama kepada ibu hamil yang positif Covid-19

Semua ibu hamil, termasuk mereka yang terkonfirmasi terjangkit atau dicurigai terjangkit COVID-19, mempunyai hak akan perawatan yang berkualitas tinggi sebelum, selama, dan setelah persalinan. Nah, hal ini termasuk perawatan kesehatan antenatal, bayi baru lahir, pasca kelahiran (nifas), dan kesehatan mental.

Menurut WHO, ibu hamil butuh pengalaman persalinan yang aman dan positif. Mulai dari diperlakukan dengan hormat dan bermartabat, memiliki pendamping pilihan selama persalinan, mendapatkan komunikasi yang jelas dari staf kebidanan. Ibu hamil juga butuh bantuan penghilang nyeri yang tepat dan mobilitas dalam persalinan jika memungkinkan dan opsi lahiran. 

Bagaimana jika ibu hamil terkonfirmasi Covid-19? Nah, berikut pertolongan pertama bila positif Covid-19 saat hamil.

1. Lapor ke fasilitas kesehatan terdekat

Hal pertama yang paling penting dilakukan saat ibu hamil didiagnosis positif Covid-19 adalah melapor ke fasilitas kesehatan terdekat, misalnya RS/Puskesmas/dokter kandungan/bidan. Pelaporan ini bertujuan untuk melakukan pemantauan kondisi ibu hamil, pencatatan, dan tracing sebagaimana yang diperlukan.

2. Sediakan alat kesehatan terkait 

Saat didiagnosis positif, ada sejumlah alat kesehatan yang sebaiknya ibu hamil miliki. Antara lain, pulse oxymeter untuk mengukur saturasi oksigen dan termometer untuk mengukur suhu tubuh. Gak cuma itu, ibu hamil juga sebenarnya membutuhkan fetal doppler untuk memantau detak jantung janin yang akan disupervisi oleh dokter atau bidan.

3. Kenali gejala Covid-19

Ibu hamil sebaiknya mengetahui gejala apa saja yang sedang dialami saat dinyatakan positif Covid-19. Beberapa di antaranya, seperti demam, batuk, pilek, diare, nyeri otot, sakit tenggorokan, mual/muntah, dan anosmia. Selain itu, ibu hamil juga perlu tahu tanda-tanda vital. Misalnya, frekuensi napas 12-20 kali per menit, frekuensi nadi <100>95%. Sementara untuk detak janin normal yakni 120-160 kali per menit. 

Pastikan ibu hamil selalu mengukur tanda vital tersebut sebanyak 2-3 kali dalam sehari ya. Jika mengalami kondisi dengan gejala yang memburuk, segera laporkan pada fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan.

4. Periksa ke lab sesuai indikasi

Ada beberapa pemeriksaan lab dasar yang perlu dicek sesuai indikasi. Beberapa di antaranya yaitu, hematologi lengkap, fungsi hati (SGOT, SGPT), fungsi ginjal (ureum, kreatinin), gula darah, hs-CRP, dan D-dimer. 

Setelah mendapatkan hasil lab, konsultasi dapat dilakukan secara daring dengan dokter paru/penyakit dalam. Selain itu, kunjungan ke dokter kandungan pun bisa ditunda hingga tiga minggu atau jika ada gejala atau tanda bahaya pada kehamilan.

5. Pantau gerakan janin

Pada usia 28 minggu kehamilan, normalnya janin bergerak 10-12 kali per hari atau 1 kali per jam. Nah, jika gerakan dirasa kurang, maka ibu hamil bisa segera menghubungi dokter sebagai penanganan awal. Jangan pernah mengabaikan gerakan janin ya karena bayi gak bergerak yang dibiarkan terlalu lama bisa membahayakan keselamatan janin.

Pertanyaan lainnya, jika ibu hamil terkonfirmasi Covid-19 apakah proses lahirannya harus melalui caesar? WHO dengan tegas menjawab tidak. Mereka menyarankan untuk melakukan operasi caesar jika memang dibenarkan secara medis. Jadi, cara dan opsi persalinan sebaiknya dilakukan secara per individu dan berdasarkan keinginan dari ibu hamil dan tentu saja berdasarkan indikasi kebidanan. 

Itu dia beberapa informasi seputar ibu hamil dan Covid-19 yang perlu kamu ketahui. Nah, kalau kamu suka dengan artikel ini, yuk bagikan ke teman-teman ya. Jangan lupa untuk selalu hidup sehat dan patuhi protokol kesehatan agar terhindar dari Covid-19. Stay safe ya, girls! 

 


 

Related Articles

20 May 2019

Nggak Usah Bingung, Lakukan Hal ini Ketika Anak Perempuanmu Menstruasi!

Setelah jadi orang tua, ada momen-momen yang terkadang membuat bingung, dulu mungkin menyikapi tingk...
06 Mar 2023

Ternyata Menstruasi dan Menyusui Saling Berkaitan, Loh!

Menstruasi memberikan banyak pengaruh pada tubuhmu, baik secara mental dan fisik. Termasuk juga untu...
16 Dec 2020

Apakah Aku Sudah Memasuki Masa Subur?

Kapan masa subur tiba bisa diketahui kalau Moms tahu cara menghitung siklus haid atau siklus menstru...