Apa tuh, Toxic Shock Syndrome?
“Hah? Toxic Shock Syndrome? Itu penyakit? Penyakit apaan?” Mungkin sebelumnya kamu belum pernah dengar tentang Toxic Shock Syndrome (TSS). TSS disebut juga dengan Streptococcus Toxic Shock Syndrome adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri bernama Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Bakteri-bakteri itu bisa mengeluarkan racun yang menyebabkan adanya gejala seperti demam tinggi, diare, muntah, nyeri otot, dan bahkan hipotensi (tekanan darah rendah) yang bisa mengakibatkan shock atau kematian.
Bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh lewat luka atau infeksi. Nanti racun yang dilepaskan oleh bakteri bakalan masuk ke dalam aliran darah dan mengacaukan proses pengaturan tekanan darah. Bukan cuma itu aja lho, racun ini juga bisa nyerang otot plus organ dalam tubuh. Gagal ginjal adalah komplikasi yang sering terjadi akibat TSS.
Apa sih, penyebabnya?
Karena bakteri masuk lewat luka, TSS bisa dialami sama orang yang sedang menderita cedera, luka bakar, atau komplikasi dari infeksi lokal seperti bisul. Pada cewek, TSS sering banget disebabkan karena pemakaian tampon saat menstruasi. Pemakaian tampon yang dimasukkan ke dalam vagina bisa bikin luka lecet dan iritasi di area dinding vagina. Nah, luka inilah yang bakalan jadi ‘gerbang’ buat masuknya bakteri.
Jenis tampon yang punya daya serap super kuat bahkan lebih bahaya dibanding jenis tampon yang lain. Hal ini karena tampon yang punya daya serap kuat biasanya bakalan mengembang saat menampung cairan lebih banyak. Membesarnya ukuran tampon ini bakalan mengakibatkan tampon melekat terlalu ketat di dinding vagina. Akibatnya, pas tampon dilepaskan, kemungkinan besar akan ada lapisan dinding vagina yang ikut terkelupas dan menimbulkan luka.
Gimana cara mengatasinya?
Kalau udah mengalami gejala yang disebutin tadi, kamu perlu melakukan tes darah dan urine untuk mendeteksi TSS. Tes ini tujuannya untuk mendeteksi adanya kerusakan organ tubuh atau nggak. Secara umum, diagnosis TSS bakalan dibuat kalau temperatur tubuh kamu lebih dari 38,9°C, tekanan darah di bawah 90 mmHg, ada ruam merah di kulit, dan adanya bukti minimal tiga organ tubuh yang kena infeksi.
Penyakit ini cukup serius lho, Girls! Di Amerika aja, tingkat kematian penderita TSS adalah 3% dari jumlah penderita yang ada. Makanya, pengobatan harus dilakukan sesegera mungkin. Kalau kamu didiagnosis menderita TSS, biasanya dokter bakalan ngasih antibiotik atau obat lain buat memerangi si bakteri jahat, serta cairan untuk mengatasi diare dan menstabilkan tekanan darah. Kalau penanganan dilakukan sedini mungkin dan dengan cara yang bener, penderita TSS bisa pulih dalam waktu 2 – 3 minggu.
Nah, sebelum kamu kena TSS, sebaiknya kamu harus tau gimana cara mencegahnya. Berikut caranya nih, Girls!
-
Kalau kamu nggak terbiasa, jangan pake tampon. Lebih baik pake pembalut biasa yang nggak langsung berhubungan dengan bagian dalam vagina atau nggak dimasukkan ke dalam vagina
-
Kalau emang kamu harus pake tampon, pilih tampon yang daya serapnya biasa aja (bukan yang daya serapnya super kuat)
-
Pilih pembalut dari merk terpercaya dan udah lolos quality control serta punya No. Depkes, jadi tingkat higienitasnya terjamin
-
Ganti merk pembalut kalau muncul reaksi alergi (gatal, ruam merah, bengkak) pada vagina atau daerah paha
-
Selalu simpen pembalut yang belum dipake di dalam wadah bersih dan tertutup
-
Rajin ganti pembalut, paling nggak tiap 4 jam sekali dan selalu memperhatikan kebersihan di daerah kewanitaan kamu
So, coba terapin enam tips di atas ya, Girls, supaya kamu nggak kena TSS. Lebih baik mencegah daripada mengobati, kan? Setuju?