ask dr laurier
Punya pertanyaan seputar kewanitaan dan Menstruasi?

Apakah Overthinking Bisa Picu Sakit Fisik dan Pengaruhi Menstruasi? Cek Yuk!

Apakah Overthinking Bisa Picu Sakit Fisik dan Pengaruhi Menstruasi? Cek Yuk!

Author: Tim Edukasi Laurier

05 Jun 2024

Apakah Overthinking Bisa Picu Sakit Fisik dan Pengaruhi Menstruasi? Cek Yuk!

Alami gangguan kecemasan

Penyebab lainnya yang dapat memicu overthinking adalah mengalami gangguan kecemasan. Misalnya; social anxiety disorders (kecemasan sosial yang berlebihan); general anxiety disorder (kecemasan yang sulit dikendalikan); dan obsessive compulsive disorder (kesehatan mental dengan melakukan tindakan kompulsif dan obsesi).

Trauma masa lalu

Pengalaman traumatis yang kamu rasakan di masa lalu ternyata dapat meningkatkan kondisi overthinking. Kamu merasa khawatir kejadian di masa lalu kembali terulang di masa sekarang, sehingga membuatmu terus-menerus berpikiran negatif.

Baca Juga: Benar Gak Sih Stres Berpengaruh ke Siklus Menstruasi?

Ciri-ciri Overthinking

Adapun ciri-ciri atau tanda-tanda yang akan kamu rasakan apabila mengalami overthinking, misalnya:

  • Stres dan cemas yang berlebihan;
  • Memikirkan sesuatu sampai mendetail;
  • Kesulitan tidur di malam hari karena pikiran yang terus muncul;
  • Khawatir membuat kesalahan sehingga mempertimbangkan banyak opsi secara berlebihan;
  • Merasa terbebani pada hal-hal yang sebetulnya tidak perlu dikhawatirkan;
  • Terperangkap dalam pikiran dan kesulitan dalam mengalihkan perhatian.

Hubungan Overthinking, Sakit Fisik, dan Menstruasi

Lalu, apakah overthinking dapat memicu sakit fisik dan memengaruhi siklus menstruasi? Yuk, disimak penjelasannya!

Dampak yang akan kamu rasakan saat mengalami overthinking adalah merasa kesulitan untuk tidur di malam hari. Ketika tidak mendapatkan istirahat yang cukup, membuatmu jadi lebih mudah marah dan sensitif—bahkan terhadap hal yang sepele sekalipun. Selain itu, overthinking juga dapat menyebabkan rasa hampa, kesepian, dan kesedihan.

Kondisi ini bisa menimbulkan beberapa gejala fisik, seperti nafsu makan berubah, merasa mual, kelelahan, sakit kepala, dan kesulitan berkonsentrasi. Bukan cuma itu, overthinking juga dapat memicu stres dan cemas. Ketika tubuh dalam keadaan stres, maka biasanya akan melepaskan hormon kortisol. Saat hormon ini berinteraksi dengan ovarium dan hipotalamus, maka pelepasan hormon yang mengatur menstruasi akan terganggu.

Akibatnya, membuat menstruasi menjadi telat datangnya karena terjadi penurunan kadar hormon progesteron dan estrogen di dalam tubuh. Jika stres yang kamu rasakan bertambah parah, maka berpotensi mengalami amenore sekunder—kondisi ketika kamu yang awalnya memiliki siklus menstruasi normal, tapi jadi tidak menstruasi selama tiga bulan atau bahkan lebih.

Adapun beberapa kondisi yang mungkin akan kamu rasakan ketika telat menstruasi karena stres adalah sebagai berikut:

  • Siklus menstruasi jadi lebih panjang atau lebih dari 35 hari karena dipicu oleh hormon estrogen dan progesteron yang menurun.
  • Memicu pendarahan yang lebih banyak pada saat menstruasi bahkan mengganti pembalut setiap dua jam sekali.
  • Siklus ovulasi terganggu sehingga mengakibatkan perubahan suhu basal tubuh jadi berantakan.
  • Proses peluruhan dinding rahim jadi lebih lama sehingga memicu kram pada bagian perut.

Related Articles

20 Nov 2019

Putus Baik-baik

Pacaran itu sebenarnya kesempatan untuk kamu saling mengenal dan mencari kecocokan. So, kalau awalny...
20 Nov 2019

Sahabat Lebih Eksis? Gimana nih?!

Punya sahabat yang cantik dan populer pasti seru. Betul nggak, Girls? Tapi, ada kalanya kamu akan me...
17 Jul 2019

Jangan Dipendam Sendiri!

Para ahli psikologi bilang bahwa sebenarnya nggak ada salahnya berbagi cerita ke teman lho, Girls. A...