Mengenal SAHA Syndrome dan Ciri-cirinya!
Apa Penyebabnya?
Seperti diketahui, SAHA Syndrome disebabkan karena hormon androgen. Nah, dalam dunia medis, wanita yang memiliki lebih banyak hormon androgen ini disebut hiperandrogenisme.
Kondisi inilah yang dapat menyebabkan wanita jadi punya bulu yang lebat di sekujur tubuhnya, seperti punya kumis tipis, misalnya. Lalu, kulit lebih berminyak sehingga rentan mengalami jerawatan.
Baca Juga: Girls, Pernah Dengar Istilah Sindrom Asherman?
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Apabila kamu merasakan gejala dari SAHA Syndrome, maka sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Jika kamu benar menderita kondisinya, dokter biasanya akan memberikan penanganan untuk mengurangi kondisi yang dirasakan.
Dokter akan meresepkan obat-obatan untuk menormalkan kadar hormon androgen di dalam tubuhmu. Dokter juga akan memberikan penanganan lain sesuai dengan gejala yang muncul, misalnya:
- Krim, salep, atau gel untuk mengobati jerawat,
- Sampo dengan kandungan selenium sulfide untuk mencegah rambut rontok,
- Waxing maupun terapi laser untuk mengatasi rambut yang tumbuh di badan.
- dan lainnya.
Apa Saja Dampaknya?
Ada beberapa dampak yang ditimbulkan apabila menderita SAHA Syndrome, di antaranya:
- Merasa kurang percaya diri
- Insomnia (gangguan tidur)
- Depresi dan cemas
- Penurunan hasrat seksual
- Menstruasi tidak teratur
- Infertilitas (gangguan kesuburan)
Maka dari itu, kalau kamu merasakan gejalanya, maka segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dengan adanya pemeriksaan, maka dapat membantu mengurangi kondisi jadi lebih berat dan mencegah komplikasi.
Demikian penjelasan singkat mengenai SAHA Syndrome dan ciri-cirinya. Nah, apabila kamu punya keluhan terkait menstruasi dan kesehatan reproduksi maka bisa langsung bertanya ke Ask. dr Laurier.