Kenali Perbedaan Darah Menstruasi dan Darah Kista
Sementara, kista fungsional adalah kista yang terjadi akibat proses siklus menstruasi. Kista ini muncul pada saat ovarium melepaskan sel telur. Semakin banyak sel telur yang dilepas, maka semakin besar kemungkinan kista muncul. Namun, kista ini bersifat jinak dan akan hilang dengan sendirinya—biasanya setelah 2 hingga 3 periode menstruasi.
Kista fungsional juga terbagi dalam 2 jenis, yaitu:
- Kista folikel. Dalam kondisi normal, seharusnya folikel pecah saat mengelilingi sel telur supaya sel telur bisa dilepaskan. Namun, terkadang folikel tidak pecah, sehingga folikel akan membengkak akibat dipenuhi cairan dan terjadilah kista.
- Kista korpus luteum. Ketika folikel pecah, kemudian akan menjadi korpus luteum yang memproduksi cairan. Kista ovarium terjadi saat lubang pada korpus luteum tersumbat, sehingga terjadi penumpukkan cairan.
Kista fungsional pada umumnya akan menghilang dengan sendirinya tanpa membutuhkan pengobatan khusus. Sementara untuk kista patologis, pengobatan secara khusus diperlukan. Khususnya ketika berdasarkan hasil pemantauan berkala oleh dokter, ukuran kista terus membesar dan berpotensi memengaruhi kesuburan. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah dengan operasi pengangkatan kista.
Beda Darah Menstruasi dengan Darah Kista Ovarium
Kista ovarium terkadang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan yang keluar dari vagina, mirip seperti menstruasi. Namun, bagaimana ya cara membedakan keduanya? Apakah kamu sedang mengalami menstruasi saja atau karena ada kista di ovarium?
Baca juga: Menstruasi Tiba-tiba Banyak, Apa Penyebabnya, ya?
Berikut ini adalah beberapa hal yang membedakan antara darah menstruasi dengan darah kista.
- Periode keluarnya darah. Darah menstruasi keluar sesuai dengan siklusnya, yaitu sekitar 21 hingga 35 hari sekali. Sementara darah kista bisa keluar kapan saja, tergantung pada pecahnya kista.
- Volume darah. Darah menstruasi keluar dengan volume yang jelas, misalnya diawali dari bercak, kemudian darah yang mengalir deras dan semakin sedikit hingga berhenti sama sekali. Namun, darah kista bisa keluar secara tiba-tiba dengan volume yang beragam, bahkan bisa terjadi perdarahan hebat. Volume darah dipengaruhi seberapa besar kista yang pecah.
- Tekstur darah. Darah menstruasi memiliki tekstur yang lebih beragam, bisa berupa darah haid menggumpal maupun darah yang encer. Sementara darah kista umumnya lebih kental dan terkadang berupa cairan bening.
- Gejala. Kram perut yang terjadi selama menstruasi merupakan hal yang normal dan banyak dialami perempuan. Namun, ketika yang dialami adalah kista ovarium, maka gejala yang dirasakan bisa lebih banyak. Misalnya mual disertai muntah, nyeri pada perut bagian bawah dan panggul, kembung, terasa berat pada perut bagian bawah, dan adanya gangguan pencernaan.
Jika kamu merasakan ada yang aneh pada darah menstruasimu, ada baiknya segera melakukan konsultasi ke dokter. Untuk mendiagnosis apakah darah yang keluar adalah darah menstruasi atau kista, akan dilakukan beberapa pemeriksaan seperti USG, MRI, tes kehamilan, tes darah, dan biopsi.