ask dr laurier
Punya pertanyaan seputar kewanitaan dan Menstruasi?

Girls, Pernah Dengar Istilah Turner Syndrome?

Girls, Pernah Dengar Istilah Turner Syndrome?

Author: Tim Edukasi Laurier

16 Jun 2022

Girls, Pernah Dengar Istilah Turner Syndrome?

Turner syndrome adalah salah satu kondisi kesehatan yang hanya terjadi pada perempuan. Mengutip situs MayoClinic, sindrom ini terjadi ketika satu dari dua kromosom X (kromosom seks) seorang perempuan hilang sebagian atau seluruhnya. Sebagai akibatnya, penderita Turner syndrome (sindrom Turner) dapat mengalami masalah perkembangan tubuh, cacat jantung, juga masalah kesehatan reproduksi. Kalau kamu baru pertama kali dengar istilah ini, yuk, cari tahu lebih lanjut tentang penyakit ini!

Tanda-Tanda Sindrom Turner

Laman Cleveland Clinic menyebut bahwa sindrom Turner merupakan sebuah kondisi bawaan. Maksudnya adalah kelainan kromosom X ini sudah dimiliki pengidapnya sejak ia dilahirkan. Secara statistik, sindrom ini muncul pada 1 dari setiap 2.500 kelahiran bayi perempuan di dunia. Sindrom Turner juga menjadi masalah kelainan kromosom seks yang paling umum ditemukan pada kaum perempuan.

Tanda-tanda sindrom Turner bisa dilihat dari tiap-tiap fase kehidupan pengidapnya. Ketika dalam kandungan, bayi dengan sindrom ini umumnya akan punya tumpukan cairan di bagian belakang leher atau tumpukan cairan abnormal lainnya, kelainan jantung, atau kelainan ginjal.

Saat lahir, bayi dengan sindrom Turner bisa memiliki:

  • leher yang lebar,
  • telinga yang pendek,
  • dada lebar dengan jarak puting yang relatif jauh,
  • langit-langit mulut yang sempit dan dalam,
  • lengan bagian siku yang mengarah ke luar,
  • kuku jari tangan dan kaki yang kecil-kecil dan melengkung ke atas,
  • pembengkakan pada tangan dan kaki,
  • ukuran tubuh sedikit lebih kecil dari rata-rata bayi,
  • garis rambut bagian belakang kepala yang rendah, hingga
  • cacat jantung.

Pun ketika masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa, penderita sindrom Turner akan memiliki tanda-tanda seperti:

  • perlambatan pertumbuhan,
  • ketiadaan lonjakan pertumbuhan (growth spurt) di masa kanak-kanak,
  • tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata perempuan,
  • ketiadaan perubahan seksual di masa pubertas,
  • perkembangan seksual yang “terhenti” di masa remaja,
  • kesulitan hamil tanpa bantuan perawatan kesuburan, serta
  • siklus menstruasi yang berakhir lebih awal namun bukan karena kehamilan.

Penyebab Sindrom Turner

Seperti yang sudah disinggung di atas, kondisi Turner syndrome disebabkan oleh hilangnya salah satu kromosom X seorang perempuan, baik itu sebagian saja atau seluruhnya. Perubahan genetik tersebut bisa dipicu oleh:

  • monosomi atau kekeliruan pada sperma ayah atau sel telur ibu;
  • mosaikisme atau kekeliruan saat proses pembelahan sel pada tahap awal perkembangan janin;
  • perubahan kromosom X pada sperma atau sel telur di masa pembelahan sel pada tahap awal perkembangan janin; atau
  • materi kromosom Y yang menggantikan salah satu kromosom X seorang perempuan.

Dengan demikian, sindrom Turner dapat terjadi secara acak pada seorang perempuan. Meski begitu, seorang perempuan yang memiliki sindrom ini tidak berarti akan memiliki anak dengan sindrom Turner, dan begitu juga sebaliknya.

Sindrom Turner dan Kesehatan Reproduksi

Perlambatan pertumbuhan yang dialami pengidap sindrom Turner bukan hanya akan membuatnya memiliki fisik yang lebih kecil dari rata-rata. Lebih jauh dari itu, seorang perempuan juga bisa mengalami masalah kesehatan reproduksi, yaitu infertil (tidak subur) dan menopause dini.

Jurnal Management of Turner syndrome in adults menyimpulkan bahwa mayoritas perempuan dengan sindrom ini akan tidak memiliki kesuburan karena folikel ovariumnya menipis. Folikel ovarium ini merupakan kumpulan sel-sel berbentuk bulat dalam ovarium yang mengeluarkan hormon yang memengaruhi tahapan siklus menstruasi.

Kalaupun ada perempuan dengan sindrom Turner yang hamil secara alami, persentasenya hanya berada di angka 2. Nominal yang begitu kecil ini pun masih dibayangi dengan risiko tingkat keguguran yang tinggi, bayi yang lahir dalam keadaan meninggal, atau bayi dengan kondisi difabel. Untuk itu, seorang perempuan dengan sindrom Turner harus menjalani terapi hormon sejak ia remaja hingga dewasa agar dapat hamil.

Selain masalah ketidaksuburan, seorang perempuan dengan sindrom ini juga berpotensi mengalami menopause dini. Kondisi ini biasanya ditandai dengan menstruasi spontan (atau menstruasi yang tidak sesuai dengan siklus normal seorang perempuan). Demi menjaga kesehatan seksual, perempuan-perempuan dengan sindrom ini akan disarankan untuk menjalankan terapi hormon.

Nah, girls, setelah baca artikel ini kamu jadi tahu, kan, apa itu Turner syndrome serta dampaknya untuk tubuh dan kesehatan seorang perempuan? Memang, sih, masalah kesehatan ini bukan dipicu oleh gaya hidup atau riwayat sakit keluarga. Namun, tidak ada salahnya untuk menambah wawasan, kan?

Supaya daerah kewanitaan kamu senantiasa bersih dan tidak bau, jangan lupa gunakan Laurier Natural Clean yang telah dilengkapi dengan 3 antibac protection dan teknologi fiber dry tech, ya. Kandungan daun sirih yang mengusir bau, ekstrak daun sage yang dikenal sebagai anti jamur, dan antibac agent yang melawan pertumbuhan bakteri di area kewanitaanmu. Teknologi fiber dry tech juga akan mengunci cairan secara instan serta menyerap cairan lebih cepat dan maksimal. Permukaan pembalut kamu pun bisa 2x lebih kering! Beraktivitas seharian jadi nggak takut lagi, no more becek, bebas bau check!

Related Articles

12 Jan 2024

Pingsan saat Menstruasi, Apakah Berbahaya?

Menstruasi adalah hal normal yang pasti dialami oleh setiap perempuan. Pada saat menstruasi datang, ...
02 May 2019

Hah? Pembalut Expired?

Sebagai cewek yang cerdas, emang sebaiknya kamu harus kritis untuk memastikan hal apapun. Apalagi ya...
25 Oct 2019

7 Cara Jaga Kesehatan Si “Miss V”

Selama ini, kamu rajin menjaga kebersihan dan kesehatan vaginamu nggak, Girls? Ternyata menjaga kese...