PMS doang? Yakin?

Kamu pasti tau tentang PMS, kan? PMS atau kepanjangan dari Pre-Menstrual Syndrome, adalah gejala emosi, fisik, psikologis, yang dialami sama cewek mulai dari setelah masa subur sampai saat darah menstruasi keluar. Gangguan emosi yang paling sering dialami adalah depresi, sedih, dan gampang marah. Sedangkan, gejala fisiknya adalah capek, kembung, payudara terasa nyeri, muncul jerawat, dan nafsu makan meningkat.

PMS umum nggak sih dialami sama cewek?

Sekitar 80% cewek mengeluhkan selalu mengalami PMS menjelang menstruasi. Tapi, cuma 20% – 30% yang bener-bener mengalami PMS, dan sekitar 2% – 6% mengalami PMS berat yang secara medis dikategorikan sebagai PMDD atau Pre-Menstrual Dysphoric Disorder, yaitu PMS yang disertai rasa nyeri hebat.

Kapan PMS ditemukan?

Perubahan suasana hati yang terjadi menjelang menstruasi sebenernya udah terdeteksi sejak masa Yunani kuno, lho, Girls! Lama banget, kan? Tapi, hal itu baru dianggap sebagai gangguan kesehatan pada tahun 1931. Abis itu, di tahun 1953, baru deh dipakai istilah Pre-Menstrual Syndrome untuk menjelaskannya.

Kenapa PMS bisa terjadi?

PMS emang jadi sebuah misteri karena gejala yang keliatan pas orang lagi PMS itu sangat beragam, jadi susah banget untuk didiagnosa. Udah disepakai kalau PMS terjadi karena reaksi tubuh terhadap hormon reproduksi yang berubah-ubah.

Apa aja gejala yang termasuk sebagai PMS?

Ada berbagai gejala yang berhubungan sama PMS, dan seseorang bisa mengalami gejala yang beda-beda dari satu siklus ke siklus yang lain. Gejala yang paling nyata berhubungan dengan emosi, adalah: marah, sensitif, cemas, tegang, depresi, nangis, dan moody. Sedangkan, gejala fisik yang paling umum adalah: kecapekan, kembung, berat tubuh naik, payudara sensitif, muncul jerawat, gangguan tidur, dan nafsu makan meningkat.

Gimana cara melakukan diagnosa PMS?

Cara paling baik mendeteksi PMS adalah memakai catatan yang dibuat sendiri dari bulan ke bulan. Kalau gejala yang sama berulang setiap kali menjelang menstruasi, maka kondisi ini adalah PMS dan sangat wajar. Mencatat berbagai hal tentang menstruasi sebenernya bukan cuma untuk memantau PMS aja, tapi bisa juga bikin kamu jadi lebih ngerti tentang kesehatan reproduksimu sendiri.

Ada nggak gejala penyakit lain yang mirip sama PMS?

Ada, yaitu: depresi, idiopathic edema (pembengkakan akibat tubuh kekurangan cairan), kecapekan, hypothyroidism, dan gangguan saluran pembuangan.

Gimana cara memastikan kalau itu PMS, bukan gejala penyakit lain?

Cara paling tepat untuk membedakan PMS dan gejala penyakit lain adalah memastikan kalau gejala itu hilang setelah menstruasi, dan baru muncul lagi pas menjelang menstruasi. Sebaliknya nih, kalau gejala itu masih terus berlanjut sampai setelah menstruasi, maka sebaiknya kamu segera memeriksakan diri ke dokter kandungan.

Ada nggak cara untuk mengatasi PMS?

Cara mengatasi PMS bisa dilakukan dari berbagai tahapan. Dari yang paling serius seperti menganalisa gejala, mengonsumsi obat tertentu, sampai mengubah pola hidup, misalnya:

• Rutin berolahraga

• Mengurangi konsumsi garam menjelang menstruasi

• Membatasi kafein

• Berhenti merokok

• Mengurangi asupan alkohol

• Mengurangi asupan gula

Semua perubahan gaya hidup itu bener-bener disarankan, dan bisa membantu untuk mengatasi berbagai PMS yang dialami sama cewek. Penelitian juga menemukan kalau tambahan Vitamin B6, Vitamin E, Kalsium dan Magnesium bisa membantu mengatasi PMS.

Gimana nih, Girls? Sekarang kamu pasti jadi lebih paham tentang PMS, kan? Kalau pola hidupmu masih gitu-gitu aja, coba diubah dari sekarang, yuk! Supaya kamu nggak mengalami PMS yang parah, dan hidupmu jadi lebih sehat!

Coba ceritain pengalaman PMS kamu di kolom komentar, yuk! Jangan lupa juga share artikel ini ke temen-temen cewek kamu ya, supaya mereka jadi lebih paham tentang PMS!