Flek Kecokelatan saat Tidak Menstruasi, Apakah Berbahaya?
Girls, pernah nggak sih kamu mengalami flek kecokelatan bukan saat menjelang atau setelah menstruasi? Kalau pernah, kamu mungkin jadi bertanya-tanya apakah ada yang salah atau berubah dari tubuhmu. Nah supaya nggak khawatir lagi, yuk cari tahu apa penyebab flek kecokelatan saat tidak menstruasi dan bagaimana cara mengatasinya dalam artikel berikut ini!
Apa itu flek kecokelatan?
Flek (keputihan) adalah cairan yang diproduksi secara alami oleh tubuh sebagai upaya untuk menjaga kebersihan vagina dan melindungi vagina dari infeksi. Adakalanya, cairan ini bercampur dengan darah yang sudah terpapar oksigen (teroksidasi) hingga mengubah warna flek menjadi kecokelatan. Inilah yang dimaksud dengan flek kecokelatan.
Penyebab flek kecokelatan
Untuk mengetahui penyebab flek kecokelatan saat tidak menstruasi, kamu bisa mengukurnya dari nuansa atau shade cairan tersebut. Pasalnya, kepekatan warna dan tekstur flek kecokelatan itu bergantung pada pemicu utamanya.
Misalnya saja flek berwarna cokelat atau cokelat muda. Ini disebabkan oleh flek yang tercampur dengan sisa atau cikal bakal darah menstruasi, bertekstur kental dan kenyal, dan tidak perlu dikhawatirkan. Kemungkinan penyebab lainnya adalah tanda awal kehamilan yang disebabkan oleh pendarahan implantasi, terutama jika terjadi 6–12 hari setelah ovulasi (Miracare.com).
Sementara itu, flek berwarna cokelat gelap atau kehitaman bisa disebabkan oleh siklus menstruasi yang sangat berat ataupun tanda bahwa ada penyumbatan pada vagina. Satu hal yang harus kamu ketahui, selama kemunculan flek kecokelatan tidak disertai dengan gejala apa pun, kamu tidak perlu khawatir. Sebab, itu hanyalah cairan vagina yang tercampur dengan darah yang teroksidasi.
Baca juga: Radang Panggul dan Menstruasi, Apakah Ada Hubungannya?
Kapan kemunculan flek kecokelatan jadi berbahaya buatmu?
Flek kecokelatan yang berlangsung selama beberapa minggu, sering terjadi setelah berhubungan seksual, berbau tak sedap, ataupun terjadi setelah menopause bisa menandakan kondisi yang lebih serius. Jika cairan itu muncul bersamaan dengan beberapa gejala di bawah ini, kamu perlu segera melakukan kunjungan ke obgyn.
- Kram atau nyeri panggul
- Gatal pada area vagina
- Nyeri saat buang air kecil
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Pendarahan tidak normal di antara dua siklus menstruasi
- Siklus menstruasi yang tidak teratur
- Menstruasi yang sering terlewat
- Mual dan muntah
- Penurunan berat badan yang ekstrem
- Bercak-bercak gelap pada kulit
- Obesitas
- Ketidaksuburan
Gejala-gejala di atas bisa saja sekadar merupakan efek samping pil KB, perimenopause, reaksi tubuh terhadap pap smear atau pemeriksaan ginekologi lainnya, dan reaksi tubuh terhadap aktivitas seksual yang agresif.
Akan tetapi, gejala-gejala tersebut mungkin juga mengindikasikan kondisi medis lain yang cukup serius, seperti radang panggul, infeksi menular seksual, sindrom ovarium polikistik (PCOS), endometriosis, kehamilan ektopik, atau–meski sangat jarang–kanker serviks.