Vagina Kamu Sering Gatal? Ini Cara Mudah Mengatasinya
Pernah gak kamu merasa gatal di vagina saat sedang menstruasi? Duh, rasanya pasti gak nyaman banget kan. Konon kabarnya rasa gatal di vagina ini bisa berbahaya buat kesehatan. Bener gak sih? Daripada penasaran, langsung aja cek artikel ini ya, girls!
Fungsi dari vagina
Sebelum tahu kenapa bisa muncul rasa gatal di vagina, kamu perlu tahu fungsi dari beberapa komponen yang ada di sekitar daerah sensitif wanita. Vagina sendiri adalah saluran yang menghubungkan serviks ke luar tubuh. Organ ini juga juga dikenal sebagai jalan lahir. Selain itu ada juga rahim. Ini adalah organ yang berbentuk menyerupai buah pir. Rahim adalah “rumah” bagi janin untuk tumbuh dan berkembang selama kehamilan.
Ada juga ovarium yang berbentuk oval dan terletak di sisi-sisi rahim. Organ ini menghasilkan telur dan hormon reproduksi pada wanita. Terakhir yaitu saluran tuba atau tuba falopi yang melekat pada bagian atas rahim. Fungsi organ ini adalah membawa sel telur dari ovarium ke rahim. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di saluran tuba. Jika berhasil dibuahi, sel telur akan berpindah ke rahim dan berkembang di sana.
Penyakit di vagina
Daerah sensitif wanita bisa juga mengalami masalah. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa terjadi di vagina. Beberapa di antaranya bahkan termasuk penyakit yang cukup berbahaya.
1. Gonorrhea
Gonorrhea atau Gonore adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi bakteri gonococcus atau neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini biasanya terjadi pada wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun. Lebih dari 50% orang yang terinfeksi gonore gak menunjukkan tanda dan gejala apa pun.
Banyak orang yang gak sadar kalau dia terkena gonore. Gejala gonore dilihat dari perdarahan vagina di luar jadwal menstruasi, keputihan berbau busuk, dan nyeri saat berkemih atau saat seks. Gonore yang terlambat didiagnosis dan diobati dapat meningkatkan risiko wanita mengalami radang panggul (PID) dan kerusakan lanjut pada organ reproduksi. Infeksi ini juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena HIV hingga infeksi fatal yang menyerang darah, otak, jantung, dan persendian.
2. Chlamydia
Mirip dengan gonore, chlamydia atau klamidia ini termasuk penyakit vagina yang yang umum terjadi pada wanita di bawah 25 tahun. Gejala mungkin muncul pertama kali dalam beberapa minggu setelah berhubungan seks dengan partner seks yang positif terinfeksi, seperti keputihan berbau dan sensasi panas saat buang air kecil. Sangat mudah untuk menganggap gejala-gejala ini sebagai ciri infeksi jamur atau bacterial vaginosis. Perdarahan vagina di luar siklus menstruasi, nyeri punggung bawah, dan rasa sakit saat berhubungan seks juga merupakan gejala potensial dari klamidia.
Kalau gak diobati, klamidia dapat menyebar ke rahim, mengakibatkan infeksi peradangan panggul (PID). Untuk pria, klamidia jarang berkembang menjadi kondisi yang lebih parah, tapi mereka bisa menularkan kepada pasangannya.
3. Herpes
Herpes adalah salah satu jenis penyakit vagina yang disebabkan oleh infeksi virus. Ada dua jenis virus yang dapat menyebabkan herpes, yakni Herpes Simplex Virus (HSV) 1 dan HSV 2. Gejala awal herpes timbul antara 3-10 hari setelah melakukan hubungan seksual dengan penderita yang sebelumnya telah terinfeksi virus herpes. Setelah itu, penyakit herpes ini akan menunjukkan gejala awal yang tampak seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan berair.
4. Sifilis
Penyakit vagina yang satu ini disebabkan oleh bakteri. Gejalanya berupa luka berbentuk lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Gejala penyakit ini akan muncul dalam jangka waktu 3 minggu sampai 3 bulan setelah berhubungan seksual dengan penderita penyakit ini. Syphilis pada wanita biasanya menyerang vagina. Syphilis ini dapat disembuhkan dengan fase pemulihan dengan menggunakan obat jenis penicillin.
5. Kutil Kelamin
Sesuai dengan namanya, penyakit vagina ini menular secara seksual dan menimbulkan gejala berupa tumbuhnya kutil pada area kelamin. Kutil kelamin disebabkan oleh infeksi virus human papilloma (HPV) yang menular saat terjadi kontak langsung, umumnya secara seksual.
Penyakit ini berukuran sangat kecil dan datar, sehingga gak disadari keberadaannya. Tapi kemudian bisa berkembang, menonjol di atas permukaan kulit, dan membesar. Pada wanita, kutil dapat tumbuh bukan hanya pada permukaan organ kelamin atau anus, tapi juga bisa menyebar hingga ke bagian dalamnya. Kalau hal ini terjadi butuh penanganan khusus dari dokter untuk bisa mengobati gejalanya.
Kendati demikian, HPV penyebab kutil kelamin dapat menetap dalam tubuh seumur hidup, sekalipun sudah gak lagi menimbulkan gejala dan sewaktu-waktu dapat berulang, terutama saat daya tahan tubuh menurun.
6. Keputihan abnormal
Keputihan abnormal adalah jenis penyakit vagina berikutnya. Cairan keputihan yang normal bermanfaat dalam melembabkan, membersihkan, dan mencegah terjadinya infeksi pada vagina. Normalnya, cairan keputihan akan berwarna jernih atau putih dengan tekstur sedikit encer, agak tebal, dan lengket.
Tapi kalau cairan keputihan berwarna kehijauan, keabu-abuan, atau kuning seperti nanah, bahkan bila bercampur bercak darah, mungkin ini menjadi pertanda adanya masalah kesehatan pada vagina.
Keputihan abnormal ini biasanya juga disertai dengan bau yang gak sedap, bengkak, atau kemerahan, gatal hingga rasa terbakar, nyeri sekitar perut bawah, maupun nyeri saat berhubungan seksual.
Penyebab dari keputihan gak normal ini beragam, seringkali merupakan pertanda terjadinya peradangan pada vagina (vaginitis) maupun mulut serviks (servisitis), yang bisa dipengaruhi oleh infeksi bakteri, protozoa, dan jamur. Dapat berkaitan dengan kondisi yang dikenal sebagai vaginosis bakterialis, kandidiasis vaginalis, maupun infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, dan trikomoniasis.
7. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit vagina yang gak menimbulkan gejala. Seseorang bisa hidup sementara terinfeksi parasit trichomonas vaginalis selama bertahun-tahun, tanpa mengetahui bahwa ia sakit. Ketika muncul, gejalanya pun terasa samar dan sering disalahpahami sebagai gejala dari penyakit lain.
Gejala paling umum dari trikomoniasis adalah keputihan berbau busuk untuk wanita dan keluar cairan asing berbau dari penis untuk pria. Selain itu, gejala lainnya seperti gatal-gatal pada organ intim, sensasi perih dan terbakar saat kencing, atau sakit selama berhubungan seks juga bisa dirasakan baik pada pria maupun wanita.
Apakah vagina gatal berbahaya?
Lalu muncul pertanyaan apakah gatal di area sekitar vagina termasuk penyakit berbahaya? Jawabannya bisa tergantung dilihat dari penyebab dari gatal tersebut. Berikut ini adalah beberapa penyebab vagina suka gatal. Penyebab yang cukup sering adalah iritasi. Biasanya hal ini terjadi karena pengaruh bahan-bahan kimia yang bersifat iritatif. Bahan kimia tersebut biasanya terdapat pada produk-produk tertentu, seperti kondom, sabun, atau tisu basah.
Penyebab lainnya yaitu infeksi jamur. Kondisi ini biasanya lebih sering terjadi pada wanita yang sedang hamil, mengonsumsi antibiotik, aktif berhubungan seksual, atau wanita dengan daya tahan tubuh yang lemah. Selain menimbulkan rasa gatal di vagina, infeksi jamur juga bisa disertai keluhan lain, seperti keputihan dan vagina terasa perih.
Selain infeksi jamur, keluhan vagina gatal juga bisa disebabkan oleh vaginosis bakteri yaitu infeksi bakteri di vagina. Kondisi ini umumnya disertai dengan rasa perih serta keluarnya cairan dan bau tidak sedap dari vagina.
Penyebab lain yang cukup berbahaya yaitu gatal akibat penyakit menular seksual (PMS), seperti herpes, klamidia, trikomoniasis, dan gonore. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada orang yang sering berganti pasangan seksual dan tidak menggunakan kondom saat berhubungan intim.
Gatal di vagina juga bisa jadi akibat kanker vulva. Meski jarang terjadi, vagina gatal juga bisa menjadi gejala dari kanker ini. Selain munculnya rasa gatal di organ intim wanita, kanker vulva juga dapat menimbulkan gejala lain, seperti perdarahan, nyeri di vagina, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Untuk mengatasi vagina yang gatal ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan. Pertama yaitu gunakan air bersih dan sabun biasa tanpa pewangi untuk membersihkan area kewanitaan dan lakuan hanya sekali dalam sehari. Kamu juga sebaiknya membersihkan vagina dengan tepat, yaitu dari arah vagina menuju anus. Penggunaan tisu toilet setelah buang air kecil juga sebaiknya dilakukan dari arah vagina ke anus.
Gantilah pakaian olahraga, terutama baju renang, segera setelah selesai berolahraga. Jangan lupa gunakan celana atau rok yang nyaman dan gak terlalu ketat. Selain itu, ganti celana dalam dengan rutin setiap hari dan pilih celana yang berbahan katun.
Terakhir, sebaiknya kamu selalu mengganti pembalut secara rutin selama masa menstruasi. Sebagai referensi, kamu bisa menggunakan pembalut Laurier Healthy Skin yang aman dan cocok untuk kulit sensitif.. Pembalut ini memiliki inovasi 3D pori bergelombang yang akan menyerap cairan seketika dan meningkatkan 80% sirkulasi udara sehingga pembalut tetap kering. Pembalut ini mencegah vagina kamu dari kelembapan yang biasanya membuat gatal dan iritasi. Laurier Healthy Skin, cegah lembap, cegah iritasi!