Tahukah kamu kalau ada bakteri baik dan bakteri jahat di vagina? Bahaya gak sih kalau bakteri jahat jumlahnya lebih banyak? Gimana cara mengatasinya? Cus, langsung cari tahu aja infonya di artikel ini ya, Girls!
Biasanya, di dalam vagina terdapat koloni bakteri baik dan bakteri jahat. Bakteri yang baik bertugas mengatur ekosistem dalam vagina sekaligus mengendalikan pertumbuhan bakteri jahat. Pada seseorang yang memiliki bacterial vaginosis, keseimbangan antar dua bakteri ini terganggu.
Di dalam vaginanya gak terdapat cukup bakteri baik dan terlalu banyak bakteri jahat. Sebenarnya apa sih yang menyebabkan bacterial vaginosis? Para ahli belum mengetahui pasti apa yang menyebabkan ketidakseimbangan populasi bakteri ini. Namun, ada beberapa hal yang diduga dapat meningkatkan risiko. Beberapa di antaranya yaitu memiliki lebih dari satu pasangan seksual, atau memiliki pasangan seksual baru, melakukan vaginal douche (membersihkan vagina dengan sejenis alat semprot), dan aktif merokok.
Tanda dan gejala bacterial vaginosis
Apa tanda-tanda seorang wanita terkena bacterial vaginosis? Berikut ini beberapa tanda-tanda umum yang perlu diperhatikan.
1. Keputihan berbau busuk
Keputihan berbau busuk adalah gejala dari bacterial vaginosis yang paling umum. Vagina yang telah terpengaruh oleh bacterial vaginosis biasanya menunjukkan cairan keputihan yang berwarna putih susu, keabu-abuan, atau kuning. Selain itu, muncul juga berbau amis sangat kuat yang mungkin bertambah parah setelah berhubungan seks. Tekstur cairan keputihan juga mungkin terlihat berbusa atau berair.
Banyak hal yang bisa menyebabkan keputihan abnormal, termasuk beberapa jenis penyakit kelamin menular. Kalau hal ini terjadi, kamu sebaiknya langsung ke dokter untuk menjalankan tes dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
2. Nyeri saat buang air kecil
Kondisi ini adalah satu tanda umum dari infeksi saluran kandung kemih (ISK). ISK dapat disebabkan oleh infeksi bakteri — seperti bacterial vaginosis — atau peradangan pada saluran kandung kemih.
Ada beberapa kondisi medis lain yang dapat menyebabkan sensasi nyeri saat buang air kecil. Selain bacterial vaginosis, ada juga penyebab lainnya antara lain penyakit infeksi menular seksual, seperti herpes genital, gonore, dan klamidia.
Bahkan terkadang, sensasi nyeri, dan terbakar gak disebabkan oleh infeksi, melainkan dari penggunaan produk tertentu pada area genital. Sabun, lotion, dan busa mandi yang kurang cocok bisa mengiritasi jaringan vagina. Alergi pada bahan tertentu yang terkandung pada deterjen pencuci pakaian atau douche yang kurang tepat juga bisa menyebabkan rasa nyeri saat buang air kecil pada wanita-wanita yang sensitif.
Halaman Selanjutnya
1 2 3