Kebijakan bekerja dan sekolah dari rumah membuat beberapa orang jarang olahraga ke luar rumah dan lebih sering ngemil. Akibatnya beberapa di antara mereka mengalami kenaikan berat badan drastis atau obesitas. Setelah mengalami obesitas, apa betul siklus menstruasi kita akan terganggu? Cari tahu info detailnya berikut ini ya, girls!
Apa itu obesitas
Obesitas adalah suatu kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding aktivitas membakar kalori. Nah hal inilah yang membuat kalori berlebih menumpuk dalam bentuk lemak. Apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama, maka akan menambah berat badan hingga mengalami obesitas.
Di Indonesia, pada tahun 2010, diperkirakan terdapat 23 persen orang dewasa yang mengalami obesitas. Ironisnya, wanita lebih banyak yang mengalaminya dibandingkan dengan pria.
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menentukan apakah seseorang termasuk obesitas. Beberapa di antaranya dengan metode mengukur, Body Mass Index (BMI), lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP), tebal lipatan kulit menggunakan alat ukur yang bernama skinfold, dan kadar lemak tubuh dengan alat bioelectrical impedance analysis (BIA).
Mengukur BMI adalah cara yang paling mudah untuk memperkirakan lemak dalam tubuh. Rumus dari perhitungan BMI meliputi:
BMI = berat badan (kg) / (tinggi (m) x tinggi (m))
Jika angka BMI lebih besar dari 25, kamu mungkin termasuk kelebihan berat badan. Jika angkanya mencapai 30 atau lebih, artinya kamu termasuk ke dalam kategori obesitas.
Penyebab obesitas
Umumnya, obesitas merupakan hasil dari kombinasi penyebab dan faktor risiko. Berikut ini sederet faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kegemukan.
1. Genetik
Genetik atau faktor turunan termasuk faktor terbesar yang bisa memicu obesitas. Anak dari orang tua yang mengalami kondisi ini lebih berisiko dibandingkan anak dengan orang tua yang memiliki berat badan ideal.
Halaman Selanjutnya
1 2 3 4